TEKS SULUH


Selasa, 01 Desember 2015

Samsuni Sarman : Balsem Cap Tugu Jogya

Samsuni Sarman


Balsem Cap Tugu Jogya



tak ada sebab yang terlupa

lelaki bernama penguasa naikkan harga

jangan pula bertanya untuk sesiapa

karena pasti rakyat jelata

tanpa suara mengangguk rela

sembari bernyanyi

humpila humpimpa

Aku jaga….!



mengapa harus berdusta

bukankah ini yang kedua, ketiga, keempat dan kesekian kali

sang penguasa titahkan sabda

ketika rumbai-rumbai negara marak berkibar

namun kerja belum juga selesai

masih tergenggam kuat

koruptur yang merajalela dipelatar balaikota

koruptor yang mengais nestapa rakyat desa tertinggal

koruptor yang meniduri tilam keniscayaan ruang dan waktu

koruptor yang menjual tanah pusaka hingga gosong tersisa

koruptor yang menabuh genderang dalam gelisah sang jelata

koruptor yang membelantik nama rakyat negeri

karena dirantai dengan janji koalisi carut-marut

dan diberikan resep dengan nama; papa minta saham, dong

lantas kau jejer manusia itu dipanas menggantang

sembari bernyanyi

humpila humpimpa

Aku jaga….!

 dipelatar negeri yang terpapar luka

terbujur nanah busuk yang lama menganga

ada rakyat miskin ningrat

ada rakyat miskin melarat

ada rakyat miskin kualat

berbagi sengsara untuk menggosok kehangatan rupa

dengan seculit balsem anti miskin cap tugu Jogya



aku berteduh, menepi

seonggok tubuh tua terbujur kaku

sebaris nyawa menggelepar kehilangan nafas

bukan kezaliman, sapa sang penguasa

tapi telah membunuh kecintaan ini

selamanya



sakarepmu – banjarmasin 1/12/2015


SAMSUNI SARMAN. Banjarmasin. Kal.Selatan. Guru dan Blogger yang suka menulis artikel budaya, sastra, wisata dan pendidikan. Antologi yang diterbitkan antara lain TAMBANGAN oleh Forum Diskusi Sastra 'Poetica' Banjarmasin (1986), antologi bersama Festival Puisi se Kalimantan di Taman Budaya Propinsi Kalsel dan HIPSI Kalsel (1992), antologi puisi 'TAMU MALAM' oleh HIMSI Kalsel dan Taman Budaya Propinsi Kalsel (1993), antologi puisi 'BIAS KACA' terbitan sendiri (1994), antologi puisi 'RIMBUN TULANG' sepuluh penyair Marabahan (1994), antologi puisi 'Kepada Sahabat; oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Cawangan Sabah (2013) bersama penyair Malaysia dan Kalimantan, antologi Puisi Menolak Korupsi (2013) oleh Forum Sastra Surakarta, antologi puisi 1000 Haiku Indonesia oleh Kosa Kata Kita Jakarta (2015) Antologi Memo Untuk Wakil Rakyat (2015) oleh Forum Sastra Surakarta.