Samsuni Sarman
Balsem Cap Tugu Jogya
tak ada sebab yang terlupa
lelaki bernama penguasa naikkan harga
jangan pula bertanya untuk sesiapa
karena pasti rakyat jelata
tanpa suara mengangguk rela
sembari bernyanyi
humpila humpimpa
Aku jaga….!
mengapa harus berdusta
bukankah ini yang kedua, ketiga, keempat dan kesekian kali
sang penguasa titahkan sabda
ketika rumbai-rumbai negara marak berkibar
namun kerja belum juga selesai
masih tergenggam kuat
koruptur yang merajalela dipelatar balaikota
koruptor yang mengais nestapa rakyat desa tertinggal
koruptor yang meniduri tilam keniscayaan ruang dan waktu
koruptor yang menjual tanah pusaka hingga gosong tersisa
koruptor yang menabuh genderang dalam gelisah sang jelata
koruptor yang membelantik nama rakyat negeri
karena dirantai dengan janji koalisi carut-marut
dan diberikan resep dengan nama; papa minta saham, dong
lantas kau jejer manusia itu dipanas menggantang
sembari bernyanyi
humpila humpimpa
Aku jaga….!
dipelatar negeri yang terpapar luka
terbujur nanah busuk yang lama menganga
ada rakyat miskin ningrat
ada rakyat miskin melarat
ada rakyat miskin kualat
berbagi sengsara untuk menggosok kehangatan rupa
dengan seculit balsem anti miskin cap tugu Jogya
aku berteduh, menepi
seonggok tubuh tua terbujur kaku
sebaris nyawa menggelepar kehilangan nafas
bukan kezaliman, sapa sang penguasa
tapi telah membunuh kecintaan ini
selamanya
sakarepmu – banjarmasin 1/12/2015
SAMSUNI SARMAN. Banjarmasin. Kal.Selatan. Guru dan Blogger yang suka menulis artikel budaya, sastra, wisata dan pendidikan. Antologi yang diterbitkan antara lain TAMBANGAN oleh Forum Diskusi Sastra 'Poetica' Banjarmasin (1986), antologi bersama Festival Puisi se Kalimantan di Taman Budaya Propinsi Kalsel dan HIPSI Kalsel (1992), antologi puisi 'TAMU MALAM' oleh HIMSI Kalsel dan Taman Budaya Propinsi Kalsel (1993), antologi puisi 'BIAS KACA' terbitan sendiri (1994), antologi puisi 'RIMBUN TULANG' sepuluh penyair Marabahan (1994), antologi puisi 'Kepada Sahabat; oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Cawangan Sabah (2013) bersama penyair Malaysia dan Kalimantan, antologi Puisi Menolak Korupsi (2013) oleh Forum Sastra Surakarta, antologi puisi 1000 Haiku Indonesia oleh Kosa Kata Kita Jakarta (2015) Antologi Memo Untuk Wakil Rakyat (2015) oleh Forum Sastra Surakarta.
Balsem Cap Tugu Jogya
tak ada sebab yang terlupa
lelaki bernama penguasa naikkan harga
jangan pula bertanya untuk sesiapa
karena pasti rakyat jelata
tanpa suara mengangguk rela
sembari bernyanyi
humpila humpimpa
Aku jaga….!
mengapa harus berdusta
bukankah ini yang kedua, ketiga, keempat dan kesekian kali
sang penguasa titahkan sabda
ketika rumbai-rumbai negara marak berkibar
namun kerja belum juga selesai
masih tergenggam kuat
koruptur yang merajalela dipelatar balaikota
koruptor yang mengais nestapa rakyat desa tertinggal
koruptor yang meniduri tilam keniscayaan ruang dan waktu
koruptor yang menjual tanah pusaka hingga gosong tersisa
koruptor yang menabuh genderang dalam gelisah sang jelata
koruptor yang membelantik nama rakyat negeri
karena dirantai dengan janji koalisi carut-marut
dan diberikan resep dengan nama; papa minta saham, dong
lantas kau jejer manusia itu dipanas menggantang
sembari bernyanyi
humpila humpimpa
Aku jaga….!
dipelatar negeri yang terpapar luka
terbujur nanah busuk yang lama menganga
ada rakyat miskin ningrat
ada rakyat miskin melarat
ada rakyat miskin kualat
berbagi sengsara untuk menggosok kehangatan rupa
dengan seculit balsem anti miskin cap tugu Jogya
aku berteduh, menepi
seonggok tubuh tua terbujur kaku
sebaris nyawa menggelepar kehilangan nafas
bukan kezaliman, sapa sang penguasa
tapi telah membunuh kecintaan ini
selamanya
sakarepmu – banjarmasin 1/12/2015
SAMSUNI SARMAN. Banjarmasin. Kal.Selatan. Guru dan Blogger yang suka menulis artikel budaya, sastra, wisata dan pendidikan. Antologi yang diterbitkan antara lain TAMBANGAN oleh Forum Diskusi Sastra 'Poetica' Banjarmasin (1986), antologi bersama Festival Puisi se Kalimantan di Taman Budaya Propinsi Kalsel dan HIPSI Kalsel (1992), antologi puisi 'TAMU MALAM' oleh HIMSI Kalsel dan Taman Budaya Propinsi Kalsel (1993), antologi puisi 'BIAS KACA' terbitan sendiri (1994), antologi puisi 'RIMBUN TULANG' sepuluh penyair Marabahan (1994), antologi puisi 'Kepada Sahabat; oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Cawangan Sabah (2013) bersama penyair Malaysia dan Kalimantan, antologi Puisi Menolak Korupsi (2013) oleh Forum Sastra Surakarta, antologi puisi 1000 Haiku Indonesia oleh Kosa Kata Kita Jakarta (2015) Antologi Memo Untuk Wakil Rakyat (2015) oleh Forum Sastra Surakarta.