Eddie MNS Soemanto
SAKAREPMU
biarin, bilang penyair Yudhistira, tempo dulu
maka sekarang pun
kubiarkan dirimu bicara berbusa-busa
sakarepmu, hingga kaulupa sendiri makna bicara
ada tempatnya. ada audiensnya
ada tinggi rendah atau tempo
dan irama
maka sekarang pun
kubiarkan dirimu bicara berbusa-busa
sakarepmu, hingga kaulupa sendiri makna bicara
ada tempatnya. ada audiensnya
ada tinggi rendah atau tempo
dan irama
pidatonya pun bisa hanyut
tapi sekarang, jangan kaugunakan
ketampananmu untuk menghipnotis orang
percuma, kalau isi omonganmu gak ngaruh
apalagi mulutmu bau
percuma, kalau isi omonganmu gak ngaruh
apalagi mulutmu bau
sekarang, kamu mau bicara apa saja
monggo
walau aku muak, aku takkan melarangmu
aku takkan menyuruhmu duduk
bicaralah sesuka hatimu
bicaralah, walau dengan nada mengancam
bicaralah, walau kauayunkan belati sekali pun
aku akan menontonmu layaknya badut
monggo
walau aku muak, aku takkan melarangmu
aku takkan menyuruhmu duduk
bicaralah sesuka hatimu
bicaralah, walau dengan nada mengancam
bicaralah, walau kauayunkan belati sekali pun
aku akan menontonmu layaknya badut
yang dipinjami jabatan
maka teruslah kamu bicara
teruskan puja-pujimu kepada pekerjaanmu
kepada pimpinanmu
sementara puja-pujimu kepada Tuhan
hanya mungkin, diletakkan sebagai pemanis
karena itu semua gak ngaruh
teruskan puja-pujimu kepada pekerjaanmu
kepada pimpinanmu
sementara puja-pujimu kepada Tuhan
hanya mungkin, diletakkan sebagai pemanis
karena itu semua gak ngaruh
dengan sikap dan omonganmu
Biodata: Eddie MNS Soemanto, kelahiran Padang, 4 Mei 1968. Puisi2nya tergabung dalam beberapa antologi nasional. Yang paling gres tergabung dalam antologi Kalimantan Rinduku yang Abadi (2015), Memo untuk Wakil Rakyat (2015), & Antologi Negeri Laut, Dari Negeri Poci jilid 6 (2015). Buku puisinya Konfigurasi Angin (1997) & Kekasih Hujan (2014). Bisa dihubungi di ed.soemanto@ymail.com