Dalam tahun 2018 sastra Indonesia khusus puisi dalam seperti halnya tahun-tahun sebelumnya dengan seputar kreatifitas baca tulis dan kumpulan puisi dari berbagai komunitas. Perhelatannya hampir sama meskipun di sisi lain tampak kegairahan yang setiap tahun terus bertambah, yakni tentang meningkatnya pecinta sastra khusus puisi dan semakin banyaknya pelaku-pelaku sastra dari generasi baru serta munculnya penyair-penyair muda potensial.
Aktifitas baca tulis puisi tampaknya semakin meningkat meski kelihatan tampilannya seperti monoton dan klasik. Beberapa peningkatan gebrakan baru tampak dilihat seperti dengan mengemas puisi dan kesehatan, puisi dan gerakan makan ikan, puisi dan anti kekerasan terhadap anak dan keluarga, atau tentang puisi dan gerakan anti korupsi.
Kegiatan sastra khusus puisi lain dari berbagai komunitas dan aktifitas melalui media elektronik pun banyak dilakukan dengan aneka rupa walau tampak hanya mengulang. Keadaan ini pun tampak terjadi seperi hal biasa saja.
Dari isi inilah Lumbung Puisi terdorong keinginan untuk memunculkan sesuatu yang baru yang dapat menjadi sebuah sejarah dalam hal tul;is menulis bidang sastra khusus puisi. Akhirnya kerinduan itu muncul ditengah rasa tampilan-tampilan puisi dan karya buku serta aktifitas penyair yang pada masa ini tampak berjalan seadanya.
Bahwa penyair perlu untuk dikenal dan mengenalkan kepada masyarakat tetang segala sesuatunya bahkan kehidupannya merupakan kesan tersendiri. Hal ini menginat penyair juga merupakan figur publik yang sering bahkan sering diperhatikan oleh masyarakat. Keinginan untuk melihat lebih jauh tetantang penyair itu bukan hal baru tetapi sebagai tuntutan ilmiah terhadap pengetahuan sastra bagi kita dan masyarakat.
Salah datu bentuk keingintahuan masyarakat itu tidak hanya pusi dan buku antologinya tetapi juga tulisan tangannya, untuk memberi keyakinan bahwa [enyair adalah pelaku sejaran dan pelaku sastra itu sendiri. Diantara untuk diketahui itu adalah bagaimana bentuk tulisan tangan m,ereka.
Dari kebutuhan itu tulisan tangan penyair perlu dibukukan agar menjadi keyakinan masyarakat dan pembuktian bahwa seorang penyair memiliki proses pembuatan puisi sehingga menjadi antologi. Tulisan tangan penyair dijadikan keyakinan bahwa keberadaan penyair betul sebagai penyair yang tidak hanya menulis di hp atau di komputer tetapi juga dalam kesehariannya juga menulis dari tulisan tangannya.
Antologi tulisan tangan penyair juga merupakan sebuah tantangan dan juga ketrampilan lain yang dimiliki penyair yang tidak saja mamopu menunjukan puisi-puisi tetapi juga mampu mrenunjukannya dengan tulisan aseli tangnnya dalam menulis puisi.
(Bersambung)