(15)
DI BAWAH HUJAN MALAM
Ketika
hujan datang bertandang
Menyadarkan imaji
Yang sesekali ku toreh menjadi berhala di bibir kata dan rupa
Sampai aku lupa cara menuang rasa...
Menyadarkan imaji
Yang sesekali ku toreh menjadi berhala di bibir kata dan rupa
Sampai aku lupa cara menuang rasa...
Tidak
ada apa-apa disini selain hujan,
Bagaikan energi yg mengusap kulit
Meninggalkan rasa tajam dan perih mengoyak hati,,,
Bagaikan energi yg mengusap kulit
Meninggalkan rasa tajam dan perih mengoyak hati,,,
Bagiku
menggambarkan dunia " nyata"
Sangatlah membosakan Refresif dan mengecilkan hati
Sangatlah membosakan Refresif dan mengecilkan hati
Janganlah
kau racuni hatimu dengan sikap fanatisme
Intoleran, militan apalagi radikal menghancurkan diri,,,
Hanya dari sikap ketololan
Yang tidak pernah di produksi oleh kitab manapun..
Intoleran, militan apalagi radikal menghancurkan diri,,,
Hanya dari sikap ketololan
Yang tidak pernah di produksi oleh kitab manapun..
Ku
akui kegelapan itu milikmu
Tapi janganlah kau meminta kepadaku api,,,
Karena telah lama kupadamkan
Di dalam gelas kopiku.
Tapi janganlah kau meminta kepadaku api,,,
Karena telah lama kupadamkan
Di dalam gelas kopiku.
Menyapalah
dengan cinta
Walau semuanya diam tak terdengar
Hanya gerak hasrat yang menggeliat lembut di hati
Seperti tubuh molek bidadari memberi mimpi abadi
Walau semuanya diam tak terdengar
Hanya gerak hasrat yang menggeliat lembut di hati
Seperti tubuh molek bidadari memberi mimpi abadi
Aku
menyerah dan pasrah
Di kurung dimensi energi
Menyusun segala elemen materi
Karena semua yg hidup pasti akan mati
Menuju wujud sejati,,,,,
Di kurung dimensi energi
Menyusun segala elemen materi
Karena semua yg hidup pasti akan mati
Menuju wujud sejati,,,,,
17/4/2016.