Pegiat sastra dimanapun berada, 2016 jelang
hari Kemerdekaan ke-71 ini sejarah sastra Indonesia akan bergolak yakni
terselenggaranya Konferensi Nasional Puisi Menolak Korupsi yang akan
dilaksanakan di Semarang 6-7 Agustus 2016. Kegiatan ini merupakan event sastra
bertaraf nasional yang merupakan puncak kegiatan PMK yang telah 3 tahun
digelar.
Ada apa gerangan di Konferensi PMK? di Semarang tentu
masyarakat sastra bertanya-tanya. Konferensi sebagai layaknya sebuah konferensi
lainnya sebuah kegiatan ilmiah yang berisi bebagai laporan dan pembahasan serta
pandangan utuk memutuskan sesuatu. Kalau begitu yang pasti masyarakat sastra
Indonesia menanti kegiatan yang diprakarsai oleh penyair perempuan kita Hilda
Rumambi dan koordianor PMK nasional Sosiawan Leak
Hajat Konferensi PMK adalah hajat sastra nasional dalam hal
ini penyair untuk memberikan pandangannya terhadap masa depan Negeri ini. Kita
mengenal Manifes Kebudayaan doeloe, maka konferensi PMK setara dengan Manifes
Kebudayaan itu. Artinya betapa kegiatan ini sangat penting bagi mastarakat
sastra khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya. Dipilihnya Semarang sebagai
kota Tuan Rumah mungkin ada kaitannya dengan perjalanan PMK atau mungkin juga
Ibukota Jawa Tengah itu identik dengan kota yang lagi gencar-gencarnya
memerangi korupsi seperti diperlihatkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Demikian Sosiawan Leak dan Hilda Rumambi mungkin memilih kota bersejarah ini
sebagai pilihan yang tepat.
Lalu siapa peserta konferensi sastra bertajug Puisi Menolak
Korupsi ini? Informasi yang didapat dari penyelenggara menyatakan bahwa
konferensi ini akan dihadiri oleh perwakilan-perwakilan penyair dari beragai
kota di Nusantara ini. Wah kalau begitu luar biasa para penyair - penyair PMK
ini. Bakal ramai rupanya di konferensi ini. Apakah ada berbalas puisi, adu
puisi , atau baca puis dengan musikalisasi ? Tentu so pasti , tetapi kegiatan
ini mengutamakan konferensi itu sendiri sebagai kegiatan ilmiah yang juga
dihadiri berbagai kalangan seperti akademika, penyair, penegak hukum juga
tentunya esekutif pemerintahan yang terkait dan peduli dengan kegiatan sastra
menolak koriupsi ini.
Keputusan apa yang akan diambil dalam konferensi penyair di
konferensi PMK tersebut, kita tunggu saja perkembangannya. Yang jelas tentunya
peyair mengharapkan angin segar agar penyair setidaknya leluasa berkiprah
menentukan nasib negerinya dengan cara-cara berpuisi yakni menolak berbagai
tindak korupsi apa pun bentuk macam dan jenisnya. Wah wah wah kalau penyair
sudah 'turun gunung begini malu kita orang masih melakukan korupsi.
Kecil-kecilan kok Mas, sama saja kata penyair. Nanti dibacakan puisi
PMK bisa kalang kabut kau.
Bagaimana dengan korupsi waktu Mas? Apa ada pusinya. Mau
korupsi waktu atau korupsi makanan ada . Baca saja Buku PMK sekarang sudah 3
jilid tebal yang berisi ratusan puisi . Kalau begitu 'marem ini sekarang
koruptor. Bukan 'marem lagi tapi merem melek. Mudah-mudahan apa yang dilakukan
sahabat penyair ini membawa kehidupan Indonesia yang adil dan Makmur. Selamat
buat Mbak Hilda Rumambi yang cantik dan Jendral 'bintang empat Sosiawan Leak.
(30-7-16, rg bagus warsono)