TEKS SULUH


Kamis, 22 Juli 2021

Botor Trilambang Tidak tahu aku; Bayu Nindyoko Pesan Untuk Demonstran; BUDI RIYOKO AL KUBRO TAFSIR MIM TERHADAP T; Bem Harianto TALANG TANDANG

 B

Botor Trilambang


Tidak tahu aku

Mengapa sang bayu mengamuk,meluluh lantakan semuanya

Tak peduli rumah pejabat,pondok bambu reyot semuanya disapunya

Tak peduli rumah bordil,rumah tempat orang sucipun disapunya

Tidak tahu aku

Mengapa  Sang Khalik diam membisu,tangan Nya tidak terulur mengangkat semua derita

Tidak tahu aku

Kemana harus pergi berlindung

Setiap jengkal tanah ini berbau amis,bangkai kematian,bencana dan sakit penyakit tak henti hentinya

Tidak tahu aku

Mengapa bencana dan sakit penyakit tidak kunjung berhenti,merajai dan memagut nyawa manusia

Sungguh aku tak tahu

Sungguh aku tak tahu

Sungguh aku tak tahu

Genangan air mata dan darah bercucuran,dan hati yang hancur mungkin jadi jawabnya

          Batu,12-7-2021 angin mengamuk di masa pandemi




Botor Trilambang


Sudah kujelahi tanah ini

Kuaduk aduk airnya

Kubuat lobang dalam terowongan

Ku taklukan puncak puncak gunungnya

Semua sia sia belaka

Bahkan kubawa orang pintar

Ku teguk kebijakanya

Semua sia sia belaka

Jiwaku kering,tak tersirami

Lesu tunduk ,lemah tak berdaya

Menyapu bersih keangkuhanku

Hanya dalam Tangan Nya ada pertolongan

Hanya dalam tangan Nya ada kekuatan

Hanya dalam Tangan Nya ada perlindungan

Hanya dalam Tangan Nya ada penghiburan

Hanya dalam Tangan Nya ada kesembuhan

Kuacungkan tanganku biar dipegang erat oleh Tangan kasihNya

Kupasrahkan kemana aku akan dituntun Nya

Ke negeri penuh pengharapan suka cita.

               Batu,13 Juli 2021











Bayu Nindyoko


Pesan Untuk Demonstran


Tak usah tergesa menangkap angin yang lalu lalang di pematang. Biarkan embun mengambil saripatinya kemudian diteteskan pada tempoyak kurcaci-kurcaci yang sekian windu mengukir mimpi.

Mari kita simak aksara demi aksara yang tertata rapi di altar pewartaan.

Jangan. Tak usah kau katakan aku ini asu atau babu, karena sebenarnya aku tahu tentang diriku.


Tak perlu terburu menirukan lagu dengan suara emasmu bila belum tahu untuk siapa lagu itu.

Mari kita belajar bersenandung sebelum berteriak melambung menghempas gunung. 

Aku tahu kau pandai berlagu. Suara burung suara monyet bahkan suara anu pun bisa kau tiru, tapi untuk apa bila itu terdengar hampa dan sirna tertindih irama kentut seorang bayi.


Tahan. Tahanlah diri sembari menata kerikil di antara benang kusut yang kau urai. Dan percayalah aku akan bentangkan benang dari ujung sampai ujung yang mampu kau saksikan.


Tenang saja akan tiba waktunya seorang bocah meruntuhkan langit dengan ketapel mainnya. Tanpa banyak kata. Tanpa banyak tanya.

Luka dirinya telah dimulai dari nenek moyangnya.

Pracimantoro, 060721





Bayu Nindyoko


Tahan Diri


Setiap kali aku menyerumu selalu kau tebar pelangi warna warni dan para serdadu mengelilingiku lengkap denga bongkahan-bongkahan mesiu.


Aku tahu maksud semua itu, agar menunggu tidurmu hingga tak bermimpi lagi.


Entahlah, sanggup tidaknya aku menahan diri.


Pracimantoro, 060721













BUDI RIYOKO AL KUBRO 


TAFSIR T TERHADAP MIM


Tuhan  Tidak Tidur  Tidak berguna hidup Tanpa Mim

Terus dekati-Nya Taaruf  Tirakat Tingkatkan sampai Makrifat hingga Tiadanya menyatu

Terhilang ego Terbilang Terbuang Terbit  Nur berarti hudan

Tetap Tatap  Terus Taubatan Nasuha Tubrukan Sujud Lisajidin  Terima bersama malakut

Terbilang wahyu dalam sastra Terdengarkah olehmu Teriakan pemberi ingat

Tiap kata ditulis diminta jawab

Tergantang  Terus Tergantung  Terkalah Terakhir Terimalah Sujud Lisajidin

Tan Hanna Dharma Tunggal Titipan . Tetap bestari Tinggi di Mim

Tinggal Tutuk gatuk dadi mumet. Teori yang grogi Tertib ditinggalkan

Terberkatilah Sujud Lisajidin

Tuhan tinggal di hati .Tidak perlu kau sibuk cari Tinggal rangkul beri damai mereka Tiada ayah bunda. Tablet Telpon HP jadi Tuhan baru Terlalu. Tak peduli Tak juga kenal orang di sisi

Tak jua Mim dimakrifati Tanggap Turunnya sasmita  Tetapi hati nun jauh di sana. Terdorong rindu pada Mim .Terluka Terkuat  Terkuak Terkunci Tentunya hati Terbuka memaafkan Terhadap Insan

Tuhan Terus menunggumu Tobatmu sebab Tuhanmu Tidak meninggalkanmu Tidak juga membencimu. Tuhan  Telah Tunjukan Tinta Man pada Mim  Termasuk padamu Teori Sujud Lisajidin

Terbakar  Tetapi Terawat Tanda Mim pada tanda sujutmu Tidak harus dahi menghitam

Takwa bukan Tawa Tetapi akhir  Takwa membuat Tertawa

Tetaplah kau Tinggal di Mim Tunggalnya sujud Lisajidin

Tercium kabar Terdengar berita Tabarukan  Teguh hati beristiqomah

Tiada tercerabut Mim dari hati

Tidakkah kau heran  Terhadap insan Tuhankan kefaaan

Tetap membatukah hatimu Tetap menulikan Telingamu

Tunggulah Tunggu Tinggal Terkunci mulut

Terbukti Mim menjadi saksi Terbuka berita dari kulitmu Tersedu seluruh anggota Tubuhmu Tertangkap Tangis Teringat  Tinggalkan Sujud Lisajidin

Banyuasin, 25 Juni 2021






























BUDI RIYOKO AL KUBRO 


TAFSIR MIM TERHADAP T


Tahukah kamu siapa pendusta agama?

Tahukah kamu siapa orang yang merugi?

Tahukah kamu siapa orang yang tidak berpikir?

Tahukah kamu siapa orang yang celaka?

Tahukah kamu siapa orang yang beruntung?

Tahukah kamu jalan yang benar?

Yang mendusta agama ya aku, yang merugi ya aku, yang tidak berpikir ya aku, yang celaka ya aku, lho kok Tahu?.

Tahulah kan aku Mas Iku si raja Tipu  yang jalannya selalu benar benar keliru

Tapi aku nasihatkan jangan Tiru nanti keluargamu jadi malu

Banyuasin 24 Juni 2021


Budi Riyoko Al Kubro . Pria berkacamata ini dipanggil  Kak Bodett, dilahirkan 41 Tahun lalu tepatnya 18 Agustus 1978 di Air Batu. Lajang sehari-harinya berprofesi guru di MA Darul Ulum Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin. Kak Bodett senang nonton wayang kulit,  kuda lumping, kartun terutama film Toms and Jerry. . Email:budiriyoko.Whd@gmail.Com. FB: Budi Riyoko.   IG: budiwhd No Hp /WA :0821-7892-0445






Bem Harianto


TALANG TANDANG


Talang adalah rumah singgah penduduk musiman

Tempat berteduh kala panen itu datang

Tentang kebun dan pohon kopi

Tikar harapan terbentang lebar pada sebidang lahan


Tanah ini tanah warisan, di

timang pelihara bagai tubuh sendiri

Tumbuh asa petani kopi

Tepat bulan tiga, empat dan lima biji kopi berwarna merah


Tercipta cerita suka cita

Tentang gunung Dempo dan lerengnya

Tentang burung Kecici pulang dan pergi menyuapi anaknya pada ranting kopi


Talang dan kebun kopi

Tempat bertandang muara pengharapan kami

Tangis duka, suka bahagia

Tercermin tandus penghasilan tahun ini

Pagar Alam, 5 Juli 2021


 


 


 


 



Bem Harianto


VIRUS


Tegak

Tenggelam

Tumbang

Tindih


Tetes peluh

Tebal mengapak perih

Teruk tersungkur

Telah menuju kubur

Pagar Alam, 5 Juni 2021