B
Botor Trilambang
Tidak tahu aku
Mengapa sang bayu mengamuk,meluluh lantakan semuanya
Tak peduli rumah pejabat,pondok bambu reyot semuanya disapunya
Tak peduli rumah bordil,rumah tempat orang sucipun disapunya
Tidak tahu aku
Mengapa Sang Khalik diam membisu,tangan Nya tidak terulur mengangkat semua derita
Tidak tahu aku
Kemana harus pergi berlindung
Setiap jengkal tanah ini berbau amis,bangkai kematian,bencana dan sakit penyakit tak henti hentinya
Tidak tahu aku
Mengapa bencana dan sakit penyakit tidak kunjung berhenti,merajai dan memagut nyawa manusia
Sungguh aku tak tahu
Sungguh aku tak tahu
Sungguh aku tak tahu
Genangan air mata dan darah bercucuran,dan hati yang hancur mungkin jadi jawabnya
Batu,12-7-2021 angin mengamuk di masa pandemi
Botor Trilambang
Sudah kujelahi tanah ini
Kuaduk aduk airnya
Kubuat lobang dalam terowongan
Ku taklukan puncak puncak gunungnya
Semua sia sia belaka
Bahkan kubawa orang pintar
Ku teguk kebijakanya
Semua sia sia belaka
Jiwaku kering,tak tersirami
Lesu tunduk ,lemah tak berdaya
Menyapu bersih keangkuhanku
Hanya dalam Tangan Nya ada pertolongan
Hanya dalam tangan Nya ada kekuatan
Hanya dalam Tangan Nya ada perlindungan
Hanya dalam Tangan Nya ada penghiburan
Hanya dalam Tangan Nya ada kesembuhan
Kuacungkan tanganku biar dipegang erat oleh Tangan kasihNya
Kupasrahkan kemana aku akan dituntun Nya
Ke negeri penuh pengharapan suka cita.
Batu,13 Juli 2021
Bayu Nindyoko
Pesan Untuk Demonstran
Tak usah tergesa menangkap angin yang lalu lalang di pematang. Biarkan embun mengambil saripatinya kemudian diteteskan pada tempoyak kurcaci-kurcaci yang sekian windu mengukir mimpi.
Mari kita simak aksara demi aksara yang tertata rapi di altar pewartaan.
Jangan. Tak usah kau katakan aku ini asu atau babu, karena sebenarnya aku tahu tentang diriku.
Tak perlu terburu menirukan lagu dengan suara emasmu bila belum tahu untuk siapa lagu itu.
Mari kita belajar bersenandung sebelum berteriak melambung menghempas gunung.
Aku tahu kau pandai berlagu. Suara burung suara monyet bahkan suara anu pun bisa kau tiru, tapi untuk apa bila itu terdengar hampa dan sirna tertindih irama kentut seorang bayi.
Tahan. Tahanlah diri sembari menata kerikil di antara benang kusut yang kau urai. Dan percayalah aku akan bentangkan benang dari ujung sampai ujung yang mampu kau saksikan.
Tenang saja akan tiba waktunya seorang bocah meruntuhkan langit dengan ketapel mainnya. Tanpa banyak kata. Tanpa banyak tanya.
Luka dirinya telah dimulai dari nenek moyangnya.
Pracimantoro, 060721
Bayu Nindyoko
Tahan Diri
Setiap kali aku menyerumu selalu kau tebar pelangi warna warni dan para serdadu mengelilingiku lengkap denga bongkahan-bongkahan mesiu.
Aku tahu maksud semua itu, agar menunggu tidurmu hingga tak bermimpi lagi.
Entahlah, sanggup tidaknya aku menahan diri.
Pracimantoro, 060721
BUDI RIYOKO AL KUBRO
TAFSIR T TERHADAP MIM
Tuhan Tidak Tidur Tidak berguna hidup Tanpa Mim
Terus dekati-Nya Taaruf Tirakat Tingkatkan sampai Makrifat hingga Tiadanya menyatu
Terhilang ego Terbilang Terbuang Terbit Nur berarti hudan
Tetap Tatap Terus Taubatan Nasuha Tubrukan Sujud Lisajidin Terima bersama malakut
Terbilang wahyu dalam sastra Terdengarkah olehmu Teriakan pemberi ingat
Tiap kata ditulis diminta jawab
Tergantang Terus Tergantung Terkalah Terakhir Terimalah Sujud Lisajidin
Tan Hanna Dharma Tunggal Titipan . Tetap bestari Tinggi di Mim
Tinggal Tutuk gatuk dadi mumet. Teori yang grogi Tertib ditinggalkan
Terberkatilah Sujud Lisajidin
Tuhan tinggal di hati .Tidak perlu kau sibuk cari Tinggal rangkul beri damai mereka Tiada ayah bunda. Tablet Telpon HP jadi Tuhan baru Terlalu. Tak peduli Tak juga kenal orang di sisi
Tak jua Mim dimakrifati Tanggap Turunnya sasmita Tetapi hati nun jauh di sana. Terdorong rindu pada Mim .Terluka Terkuat Terkuak Terkunci Tentunya hati Terbuka memaafkan Terhadap Insan
Tuhan Terus menunggumu Tobatmu sebab Tuhanmu Tidak meninggalkanmu Tidak juga membencimu. Tuhan Telah Tunjukan Tinta Man pada Mim Termasuk padamu Teori Sujud Lisajidin
Terbakar Tetapi Terawat Tanda Mim pada tanda sujutmu Tidak harus dahi menghitam
Takwa bukan Tawa Tetapi akhir Takwa membuat Tertawa
Tetaplah kau Tinggal di Mim Tunggalnya sujud Lisajidin
Tercium kabar Terdengar berita Tabarukan Teguh hati beristiqomah
Tiada tercerabut Mim dari hati
Tidakkah kau heran Terhadap insan Tuhankan kefaaan
Tetap membatukah hatimu Tetap menulikan Telingamu
Tunggulah Tunggu Tinggal Terkunci mulut
Terbukti Mim menjadi saksi Terbuka berita dari kulitmu Tersedu seluruh anggota Tubuhmu Tertangkap Tangis Teringat Tinggalkan Sujud Lisajidin
Banyuasin, 25 Juni 2021
BUDI RIYOKO AL KUBRO
TAFSIR MIM TERHADAP T
Tahukah kamu siapa pendusta agama?
Tahukah kamu siapa orang yang merugi?
Tahukah kamu siapa orang yang tidak berpikir?
Tahukah kamu siapa orang yang celaka?
Tahukah kamu siapa orang yang beruntung?
Tahukah kamu jalan yang benar?
Yang mendusta agama ya aku, yang merugi ya aku, yang tidak berpikir ya aku, yang celaka ya aku, lho kok Tahu?.
Tahulah kan aku Mas Iku si raja Tipu yang jalannya selalu benar benar keliru
Tapi aku nasihatkan jangan Tiru nanti keluargamu jadi malu
Banyuasin 24 Juni 2021
Budi Riyoko Al Kubro . Pria berkacamata ini dipanggil Kak Bodett, dilahirkan 41 Tahun lalu tepatnya 18 Agustus 1978 di Air Batu. Lajang sehari-harinya berprofesi guru di MA Darul Ulum Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin. Kak Bodett senang nonton wayang kulit, kuda lumping, kartun terutama film Toms and Jerry. . Email:budiriyoko.Whd@gmail.Com. FB: Budi Riyoko. IG: budiwhd No Hp /WA :0821-7892-0445
Bem Harianto
TALANG TANDANG
Talang adalah rumah singgah penduduk musiman
Tempat berteduh kala panen itu datang
Tentang kebun dan pohon kopi
Tikar harapan terbentang lebar pada sebidang lahan
Tanah ini tanah warisan, di
timang pelihara bagai tubuh sendiri
Tumbuh asa petani kopi
Tepat bulan tiga, empat dan lima biji kopi berwarna merah
Tercipta cerita suka cita
Tentang gunung Dempo dan lerengnya
Tentang burung Kecici pulang dan pergi menyuapi anaknya pada ranting kopi
Talang dan kebun kopi
Tempat bertandang muara pengharapan kami
Tangis duka, suka bahagia
Tercermin tandus penghasilan tahun ini
Pagar Alam, 5 Juli 2021
Bem Harianto
VIRUS
Tegak
Tenggelam
Tumbang
Tindih
Tetes peluh
Tebal mengapak perih
Teruk tersungkur
Telah menuju kubur
Pagar Alam, 5 Juni 2021