S
Setyo Widodo
SURUT BERSAMA REDUP LENTERA
: DON
Aroma bubur kacang ijo di sudut Mahatani
kembali menyengat. Rasa yang manis menjadi hambar pada tegukan terakhir. Di punggung kimia
organik kita berbagi roti tawar
tidak setangkup tapi selembar,
pengganjal ketegangan yang akan menemani
praktikum titrasi
Don, setiap bercengkerama engkau
selalu menyanggah
aku marah
engkau mengalah
begitu yang berlaku. Katamu, sebaik itu
toh karmaku tak aku tahu.
Don, kereta pasti berhenti terparkir di ujung jalan masing-masing, tanpa kusir
tak ada yang sanggup mengusir
namun yang kini terjadi, kereta itu
berlompatan dan zigzag menjemput yang tak terkira
Kau sering menjadi lentera. Sering tetiba menyala, lalu tak kaujaga
membiarkan yang ada membaca bait-baitNya
Seperti yang kali ini
aroma kacang ijo menari-nari di lorong
kimia. Lalu surut bersama redup lentera
dengan lenggang ringan kau menapaki
lorongnya menuju kereta
Bogor 05 Juli 2021/07.59AM
Sulistyo
Ada Cerita Apa Pagi Ini?
ada cerita apa pagi ini?
hujan belum berhenti
dan kau menungguku
melanjutkan cerita yang terpenggal dini hari tadi
kekasihmu pergi menitipkan satu sloki air mata untuk kau nikmati saat rindumu tak terbendung esok nanti
tak ada cerita pagi ini
tak usah kuceritakan tentang puisiku yang lama hilang tersesat labirin pagi
ia pergi dan tak ada kenangan yang perlu disesali
biarkan ia menyudahi episode hari-hari tanpa harus berkemas menyiapkan alas kaki
ya, cukup sampai di sini
tak ada cerita pagi ini
(19.06.2021)
Sulistyo
Sore Ini Masih Hujan
aku tak bisa mengunjungimu, sayang
sore ini hujan deras dan angin kencang
tunggu sampai tengah malam
mungkin tak ada lagi hujan
aku akan datang diam-diam menyusup jendela kamar
tunggu aku jangan pejamkan matamu dulu
akan kuajak kau bertamasya mengelilingi bulan bundar dan bercilukba di kerlip bintang-bintang
(23.06.2021)
Sulistyo , Lahir dan besar di Kudus. Menyukai apapun tentang seni dan sastra. Puisi-puisinya tergabung di beberapa antologi bersama dan beberapa antologi tunggal.
Suyanik
T
Tanpamu
Tampan itu rupamu
Terhanyut aku dalam melodi cintamu
Terkekang dalam jaringan nadimu
Terkenang bagaimana kau
Tampakkak cakar-cakarmu menguasai
Terbabat habis menggelanggang jatuh
Tidakkah kau ingat
Tatkala kau lumatkan dinding-dinding pembatas dengan rayu dan cumbumu atas nama cinta
Terjatuh dalam pelukan asmara yang kau terabas pembatas tanpa mengenal pantas
Terasa hanya kau dan aku tiada lainnya
Tersadar apa yang kau lakukan?
Teriak!
Tidak!
Terbungkam rapi karena nama baik
Tidakkah kau ingat lagi itu, bagaimana perjuanganmu untuk.mendapatkanku hingga akhirnya aku ....
Terjatuh begitu dalam
Terperosok pada ikatan cinta terlarang
Tanpamu lagi
Gresik, 26 Juni 2021