TEKS SULUH


Kamis, 22 Juli 2021

Hasan Bisri BFC T; Heru Patria TOLOL; Hasani Hamzah TELOLET

 H

Hasan Bisri BFC


T

 

#T

#Tahukan engkau apakah itu T?

#T adalah awal mula ada sebelum lainnya

#tiada t selain T

#tempat bergantung segala di alam semesta

#terangnya ada pada bulan, pada matahari, pada bumi

#tenteram dan teduh dalam pangkuannya

#tambatkan kepalan hatimu, gumpalan benakmu, juga geraklangkahmu, sebab

#tujuan akhir keberadaan adalah memenuhi panggilannya

 

#Tahukan engkau siapa itu T? 

#T adalah Zat yang Maha Tahu

#tampungan segala kesah, rindu, takut dan harapan

 

#T adalah teka teki abadi dan pada hati segalanya terbuka

Bogor, 17 Juli 2021

 

 

 

 

 


Hasan Bisri BFC


T

 

ting!

terpelanting aku pada ketiadaan

tanpa kata kata

tersisih dari tubuh semesta

tak ada arti

tak ada bunyi

tak ada eksistensi

 

tiuuuung!

tergulung gulung

terguling guling

tanah!!

tempatnya

tak kena;l

temaran dan silam waktu!

Bogor, 17 Juli 2021

















Heru Patria


TOLOL


Tuan tolong tunjukkan

Tempat tujuan tuk temukan tambatan

Tarian tulus tambahkan terapis

Tanpa Tuhan tibalah tragis

Tapi tuan torehkan tulisan tipis

Tentang tanda tanya ternoda

Tangguhkan tuduhan tatkala tragedi tiba

Tebarkan tawa termanis tuk tepis tangis

Tolol

Tunjukkan taqwa tanpa tuntunan

Tiada teman titip taruhan

Topeng-topeng terlaknat terbahak

Tertawakan Tuhan tuangkan tuak

Tetes-tetes terhina tunduk

Tampilkan tingkah tolol

Tanggalkan tupoksi

Tipu toleransi

Tandas!

Blitar, 4 Juli 2021














Heru Patria


IT AT UT OT ET


Hamparan langit, hujan menjerit, penuhi parit

Kemarau berkelit, riuh terbelit, didera sakit

Hidup makin sulit, dunia serasa sempit

Pandemi covid, terus melilit


 Di mana tempat, temukan obat, tanpa dirawat

Jiwa-jiwa penat, nyaris sekarat, menjadi mayat

Tanpa istirahat, nakes berbuat, pasien selamat

Tanpa adat, orang menghujat, tak tahu akibat

Harusnya masyarakat, pada taubat, sebelum kiamat

Jadilah umat, pembawa manfaat, sebelum terjerat

Kondisi darurat, patuhi amanat, tanpa mendebat

Mari bermunajat, minta sehat


Sebab maut, bisa menjemput, sebelum larut

Bumi mengkerut, carut marut, penuh kabut

Matahari berselimut, makin keriput, manusia kalut

Enggan menurut, tanpa patut, saling rebut


Kesehatan merosot, banyak bacot, adu otot

Otak robot, tanpa bobot, lakukan boikot

Pemikiran reot, seperti tikus got, saling cokot

Bikin repot, layaknya nenek peot, minum dot


Kalau sudah kepepet, bisanya cuma melet

Langkah menyeret, seperti babi ngepet

Menahan mencret, nama tercoret

Jangan kudet, tiup saja terompet

Tet tet tet!

Blitar, 4-7-2021



HERU PATRIA. Adalah nama pena dari Heru Waluyo, seorang guru Sekolah Dasar di Kec. Wlingi Kab. Blitar Jawa Timur. Penulis yang beralamat di Bogangin RT.01 RW.06 Kel. Bajang Kec. Talun Kab. Blitar ini juga merupakan mentor menulis novel dan cerpen di FLP Blitar dan Grup Temu Penulis Blitar. Penyuka baca puisi ini juga sering mengisi materi literasi di berbagai grup kepenulisan grub FB dan WA. Untuk komunikasi silakan kontak di nomor 0857 8414 5106 atau FB : @Heru Patria, IG : heru.patria.54, Twitter : @HERUPATRIA3 bisa  juga via email di heruwaluyo538@yahoo.co.id atau herupatria9@gmail.com. Ia telah menghasilkan 28 novel, 2 buku kumpulan puisi, 14 buku kumpulan cerpen. Novel terbarunya berjudul DALBO Basa Basi Bumi sedang proses terbit di elexmedia. Beberapa puisinya dimuat dalam buku antologi, di antaranya : Antologi Tanah Air Puisi (Hari Puisi Indonesia), antologi Corona (Lumbung Puisi), antologi Wong Kenthir (Lumbung Puisi), antologi ASU (Lumbung Puisi), Tadarus Puisi V (Lumbung Puisi)









Hasani Hamzah


TELOLET


Setiap hari di tepi jalan itu

Anak-anak dengan wajah penuh haru

Leher memanjang seperti bangau

Tangan-tangan terjulur melambai


Bukan pengemis bukan jambret

Yang mereka pinta hanya telolet

Om telolet, om! Telolet! Telolet!

Serunya kepada setiap bus yang lewat


Om telolet, om! Telolet! Telolet! 

Telolet bukan uang. Bukan uang tapi telolet

Bunyi telolet merdu di telinga

Bagai suara seruling merasuk sukma


Bus-bus berlalu, telolet lenyap seketika

Ditelan gemuruh dan amuk prahara 

Hampa suara-suara dalam jeritan panjang

Jalanan lengang duka menghadang


Dunia kini bertambah sepi 

Berganti kabar orang-orang mati

Sejak pagebluk melanda negeri

Suara telolet lama tak terdengar lagi

Sumenep, 23 Juni 2021








Hasani Hamzah


TIK TOK


Aku mendengar suara, memukul-mukul jendela. Seperti suara angin dan hujan

Sedang di sudut lain bermunculan

Berjuta sumber suara yang entah dari mana

Merambat dan bergelombang

Waktu berdentang, hening ditikam denting

Memekik dalam sunyi. Juga bernyanyi

Gelak dan tawa, seperti orang bercanda

Cekakak cekikik, dalam diam mengusik

Bergema di kejauhan

Sedang di sini riuh dan gaduh bergemuruh

Suara ini suara itu selalu tak henti-henti

Bertalu-talu bagai tambur, seperti orang bertempur. Menghentak dan meledak-ledak

Bagai sambaran geledek

Nenek gaptek lelet terkaget-kaget

Mendengar bunyi gadget

Bunyi apa, suara siapa. Terkekeh-kekeh

Weleh! Weleh!


Tak peduli malam atau siang

Suara-suara bersenandung riang 

Bersemayam dalam diam

Membayang rupa yang tak kenal siapa

Dan entah dari mana

Hanya suara-suara dari berjuta sumber suara

Memenuhi jagat maya, merasuki jiwa-jiwa manusia

Sumenep, 19 Juli 2021





HASANI HAMZAH, lahir di Sumenep pada 16 Agustus 1974. Aktif di sastra cyber dan terlibat dalam beberap antologi bersama. Selain menulis, ayah dari Ega Novela Indah Nian ini juga menjadi penggiat sastra dan budaya di kampung halamannya. Bagi yang mau berkenalan dapat menghubungi nomor WatsApp (0812 4957 2614) atau Email hasanihamzah1@gmail.com