TEKS SULUH


Kamis, 22 Juli 2021

Marshelina TERTUSUK SERIBU PEDANG; Muhajir Syam TANPAMU; Muhammad Abdul Latif Tulus; Muhamad Salam T. Bermakna; Muhammad Jayadi TENTANG KEHIDUPAN INI

 M


Marshelina


TERTUSUK SERIBU PEDANG


Kumbang merana di taman

Pohon bunga paling indah

Yang disayang di tebang


Inilah akhir kisah cinta kita

Ibumu pembunuh semua harapan

Aku tak akan lagi memperjuangkan


Tiada kata maaf dan kembali

Karena kata-kata ibumu 

Hatiku bagai tertusuk seribu pedang

Sakit dan sakit tiada tara


Kau menderita di akhir cerita

Itu bukan salahku tapi ibumu

Walau kau tak sanggup melepaskan aku

Tetap aku pergi dari hidupmu

Sampit, 21 Juli 2021










Marshelina


TERTUSUK DAN TERLUKA


Kuukir semua cerita dalam karya

Saat aku bahagia mimpi menjadi nyata

Semua yang kulakukan kau anggap salah

Aku bagai sampah di matamu tanpa arti


Kucoba bertahan tetap kau selalu menyakiti

Bersamamu bagai berjalan di atas duri

Tertusuk dan terluka

Sampit, 22 Juli 2021


Marshelina, nama asli Mursinah Rahma Lina

Kelahiran Sampit, 23 Desember 1987.

Walau terlahir autis mampu bersekolah di sekolah umum.

Alumni SMK Kesatuan 2 Samarinda.

Aktif mengikuti antologi puisi dan cerpen bersama sejak Juli 2020

16 macam antologi bersama

1 macam antologi puisi solo berjudul "Autis & Puitis"

Ada pun prestasi yang telah diraih diantaranya:

Peringkat 1 selama SD dan duduk di bangku SD hanya 5 tahun.

Dapat menyelesaikan 1 judul syair lagu dalam waktu 2 jam tema ditentukan guru cipta lagu saat ujian menulis syair lagu.

Juara 1 penulis buku Air Kaca Cinta.

Dan lain-lain

Jejaknya bisa ditemui di

WA: 085246934887

IG: marshelina.23 dan marshelina.mr

FB: Marshelina Mursinah Rahmalina

Muhajir Syam


TANPAMU


Tanpamu Aku entah dimana

Tanah luas di belahan dunia

Terbentang sabana katulistiwa

Terlilit pita Bhinneka Tunggal Ika

Tertimbun nafsu angkara

 

Tanpamu Aku tak berarti

Tawa Ibu Pertiwi terdengar lirih

Tertutup duka nisan pejuang sejati

Tampak gurat wajah sedih belahan negeri

Tangisi ulah bejat politisi

 

Tanpamu Aku bukan siapa-siapa

Terseok raga tak bermakna

Terkapar arus kebijakan pemuja berhala

Terkubur sebelum waktunya

 

Tanpamu Pahlawan sejati

Tujuh belas agustus bukanlah hari jadi

Tapi slogan basi tak lagi suci

Tutuplah matamu saksikan adegan anak negeri

Tetap sabar  jangan berkecil hati

Teruslah berdo’a semoga Indonesia subur makmur lohjinawi

Ganding, 16 Juli 2021

 

 






Muhajir Syam


TERKULAI


Terkapar raga lunglai kemanusiaan

Tongkat estafet mencabik jiwa kerdil keserakahan

Torehkan luka tak berkesudahan

Tali perekat kebhinnekaan

Terputus rapuh sejuta kepentingan

Tatapanku semakin buram

Tertutup bayang kelam kekuasaan

Tapi Aku bungkam

Terkulai

Tersandera sejuta aturan

Teruskah aku jadi bayang-bayang nan mengerikan

Tangisi angkara dalam tetesan darah pejuang

Tertulis puisi datar tak beraraturan

Teruntuk para pemangku amanat “T”

Teruskan jadi penghianat Bangsa”T”

Tetap berdo’a agar selamat sebelum akibat maha dahsya”T”

Ganding, 22 Juli 2021

Muhajir,  lahir di Dusun Sumber Lanas Desa Teluk Jati Dawang Kecamatan Tambak Bawean Gresik. Tiga tahun berkiprah di dunia literasi sekaligus menjadi penghuni setia Komonitas Kata Bintang, Pria dengan nama pena Muhajir Syam sudah menghasilkan karya sekitar 36 buku. 8 Buku Solo dan 28 Buku Antologi. “Kumpulan Puisi Penyair Pinggiran dan Sanjung Madah Untuk Baginda” adalah dua buku solo yang berisi puisi. Saat ini aktif mengajar di SDN Ketawang Karay I Kec. Ganding Kab. Sumenep dan menetap di Dusun Raas RT/RW 001/002 Ketawang Larangan Ganding 69462 Sumenep. email: syammuhajir980@gmail.com. Wa.083122922202.

Muhammad Abdul Latif 


Tulus


Titik balik dari diri kita sebenarnya ada pada kerendahan hati kita saat kita memohon

Telah angkuh kita pada masa sebelumnya

Tiada melihat tanda-tanda untuk kita segera berangkat

Terencah diri dari titian terbawah

Titisan debu mendzahir jadi cahaya

Tayamum diri pada debu cahaya menjadi cinta

Terbersitlah menifestasi cahaya menjadi zahir

Tumus dalam qalbu terdalam

Terbelenggukah kita akan suatu kesalahan

terasing dalam kungkungan kebencianNya

Tarikan nafas panjang kita di dunia ini

tak lain hanya satu kali nafas di samping  kehidupan di syurga

tiadalah nilai yang hilang dalam diriku selain dari

tangisan penyesalan karena pelanggaran di masa lalu

tiadakah engkau hanya terkagum pada orang  lain sedang diri kita lemah

tiap waktu hanya tersi hampa tanpa cinta padaNya

teramat kosong diri dan jiwa pada perjalanan yang tinggal menyisakan beberapa desahan nafas

tapi kita masih enggan untuk bertaubat dan mendekat

tanpa batas rahmat kasih sayangNya  kita hanya menyiakan

Tanda apa yang lantas engkau nanti

tiadalah apa-apa di dunia ini hanyalah cobaan

tulus ihlas mencintaiNya tanpa mengharapkan  imbalan hajat dunia

Kendal, 30 Juni 2021

 Muhammad Abdul Latif 


Teguran


Telah tiba masa dimana manusia berada pada kegembiraan pada akhirnya

Tanda Tanya atau tertekan dalam pekat perbuatan

Tertanam ketakutan akan sebuah pelanggaran yang menghantui

Tak terkira seperti menanam sesuatu yang menyenangkan tapi perih

Terjagakah hati kita dari setan yang menyelinap membisikkan

Tontonan belum tentu jadi tuntunan yang bisa saja bahkan menjerumuskanmu ke dalam dosa

Terjebak di bumi ini hanyalah istidraj yang nyata

Tinggalkanlah berasyik masyuq dalam kefanaan dunia

Tinggalkanlah barang-barang berharga dari air, tanah dan api

Tinggalkan pula rasa ketakjubanmu pada kecantikan dunaiwi

Tingkatan kecantikannya hanya sebatas pemahaman dan firasat batin

Takutlah senjata peredam nafsumu;”Dan bagi orang yang takut  akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga.”(Ar Rahman; 46)

Taatlah kepadanya dan rasulnya agar kita tidak terjerembab oleh dosa demi dosa

Tipu daya syetan telah merusak batinnya dengan bubuk kemanisan dunia

Tirai halusinasi memberikan sekat keterasingan akan sesuatu yang diluar fana

Tiada terelakkan bila Rabb memberikan peringatan

Tobatlah segera sebelum semuanya menjadi terlambat

Terkutuklah orang-orang yang aniaya dan melampaui batas

Tersesat di jalan kegelapan yang nyata tanpa bimbingan dan petunjuk

Telah tiba masa bila siksa itu adalah sebuah realita bukan rekayasa

Timbangan amal perbuatan akan menentukan dimana kita akan dimasukkan

terbang semua buku catatan amal menuju timbangan amal kanan dan kiri

Takut hati setengah mati pabila berat sebelah kiri

tiada kan ada harapan tuk marasakan kenikmatan berada di basundari


Kendal, 29 Juni 2021


 


 


 











Muhamad Salam 


T.  Bermakna


Tertumpah sudah mendung menggelantung di awan

Titik -titik air basahi bumi

Tarian burung tak lagi nampak

Terasa dingin pulang ke sarangnya

Memadu kasih di suasana turun hujan.


Tiupan angin mendesir

Turunkan air semakin deras

Tanah kering kini basah 

Tergenang air suci dari langit


Tepat pukul Lima belas 

Terguyur hujan bumiku yang lama tak terjamah hujan.

Tanah  tempat kita berpijak

Tempat kita melanglang buana.

Tersenyum  dan bahagia


Terikmu kini tenggelam  sebelum waktunya

Terhalang mendung yang kian menebal

Terasa dingin sore ini

Tempat memadu kasih , bercengkrama 

Tak terasa semakin tenggelam dalam lautan kasih.

Ambunten,24 Juni 2021








Muhamad Salam 


T  ( Dalam Rindu)


Tuangkan perasaanmu

Lewat tetes tinta 

Tuliskan syair dalam bait- bait cinta.

Tetes tinta penuh makna

Tersirat dalam kalbu,  kau tuangkan secawan janji


Tergores di dinding kalbu

Terukir rindu ,tiap sudut waktu

Tanpamu hampa kebahagiaan

Termangu sendiri mengisi hari-hariku

Tuhan....pertemukan aku walau lewat mimpi.


Tepian hati semakin luluh

Taman bunga kini layu

Tak ada senyum ,dan tawa

Terasa sudah saat kau tiada

Tempat  memadu kasih tinggal kenangan.

Ambunten,26 Juni 2021















Muhammad Jayadi


TENTANG KEHIDUPAN INI


Tetapi, apa yang telah berlaku ini

Tentu jadi pertimbangan dalam diri

Menjadi lebih indah lagi

Taman-taman hati yang seringkali berkabut


Mari hari-hari ini, kita sirami kata-kata

Menjernihkan mata jiwa

Menangkap hawa senja yang mulai menyapa


Banyak perenungan datang tiba-tiba

Terkadang, di saat tak terduga

Di gelap malam, kita sendiri

Membuka seluas-luas ruang hati


Pelajaran yang datang dari Tuhan

Melalui pengalaman indah kehidupan

Indah sekali, kawan

Balangan, 14 Juli 2021


 


 











Muhammad Jayadi


KUTULISKAN SAJAKKU


Tenggelam di lautan kata

Meneguk makna-makna yang ada

Memuaskan dahaganya jiwa


Matahari bersinar di malam hari

Dalam diri ini

Menyinari mimpi-mimpi


Dengan jemari kaku

Kutuliskan sajak-sajakku

Yang datang dari negeri biru


Balangan 2021


 


Muhammad Jayadi lahir di Balangan. Pecinta seni dan  sastra. Mengikuti beberapa antologi bersama khususnya di Lumbung Puisi. Email muhammadjayadi929@gmail.com