BATU JIWA
1.
Wajah liris dan terjal planet ini
Batu jiwaku
Kuil murung yang bertahan
Di tengah keheningan langit derita.
Di sini aku memanggil
Arwah perasaan-perasaan tulus
Milik jiwa-jiwa yang telah pergi
Untuk ikut menjaga
Batu jiwamu
Tebing bintang yang gemetar
Oleh kata cinta yang kupuja.
Kata cinta yang kupuja
Tiang cahaya dingin dan senyap
Menyangga dada langit
Di lembah derita yang ngeri
Menemukan rupa batu jiwamu
Batu matanya tenggelam
Pada pancaran buta tatapannya.
2.
Senandung bisu
Wujud-wujud murni
Bentang alam yang diberkati
Bukan untuk hati setinggi Tuhan
Tapi untuk batu jiwa
Kuil murung yang pasrah
Pada karunia langit
Yang mengetuk jendela sepinya.
Karunia langit
Datang tiba-tiba seperti maut
Mengambil diri dari segala bentuk.
Cinta yang kupuja
Menyalin langit dari seluruh kata sifat
Yang pernah dianugerahkan.
Aku menatap ke dalam:
Jantungku beku
Tersenyum beku
Menjelajahi angkasa darah
Semesta tubuhku
Menghayati kemurahan waktu
Dengan detak sekarat tak terdengar.
3.
Cinta adalah kerajaan
Mistik yang dalam.
Igauan rindu seluruh alam
Mencari wajah Tuhan.
Batu mata yang gelisah
Di wajah kasar batu jiwa
Tiap-tiap ciptaan.
Cinta adalah kerajaan
Untuk makhluk bisu dan buta.
Batu-batu jiwa
Memuja tanpa saling melihat.
Bercakap dengan akar kata-kata
Yang musnah terbakar
Tiap kali diucapkan.
Akhirnya hanya saling menyentuhkan
Bentuk terjal dan syahdu
Wujud hasrat yang liar.
Aku memahat batu jiwaku
Untuk mengisahkan
Bentuk-bentuknya kepadamu.
Menggali inti bahasa
Mengupas rupa watak dan sifat
Pada lapis demi lapis batu jiwaku.
Dan senyum puisi
Rekah di pusat batu jiwa
Ketika semua kata telanjang.
4.
Planet yang sedih
Kuil pejal tanpa jendela dan pintu
Batu jiwamu
Burung-burung anugerah langit
Menabrak dinding buta
Sebelum sampai ke altar.
Hanya kudengar jerit sunyi
Dari menara karang setinggi langit
Hiasan memar batu jiwamu.
Tembang pujian remuk dan patah
Berserakan di altar kuil
Tak menemukan jalan ke langit.
Bintang yang sedih
Batu jiwamu
Pengelana buta di lintasan galaksi.
Telah kubangkitkan
Arwah suci kata-kata
Yang tertidur pada inti setiap wujud
Di tengah keheningan langit derita.
Untuk mengajakmu menari
Menyembuhkan luka memar
Melubangi dinding pejal
Batu jiwamu
Dengan sentuhan magis puisi.
2012