TEKS SULUH


Rabu, 12 Mei 2021

Puisi Tadarus Puisi V 1442 H/2021 , Puisi 121-124

 



121 Rosmita ,S.Pd


Aroma Ramadan


Sudah saatnya jiwaku 

harus menepi dari gegap gempitanya dunia

menyadari akan noktah tidak berkesudahan

hidup hanya dibuai fatamorgana

selalu terus merasa riya dan alpa


Sementara

usiapun semakin menipis 

ruh harus segera mempertangungjawabkan atas semua perbuatan saat menjadi musafir


Duhai Allah Sang Maha pencipta

sampaikan waktu untuk napasku 

agar segera menyadari semua kesalahan membersihkan 

noda hitam pekat 


Duhai Allah

izinkan napasku yang tersisa 

mencium aroma ramadan 

begitu syahdu di tahun ini 

agar aku bisa menuju-Mu dalam keadan husnul khatimah

Jambi 2021









Rosmita 


Halusinasi


aroma ramadan semakin mendekat debar dadaku kian pekat 

memintal kenangan saat kita 

masih bersama 

duh rindu semakin ngilu


tadinya 

aku berpikir engkau hadir  

memeluk erat tubuh senjaku

aku semakin larut dalam angan

o ternyata semua hanyalah halusinasi


hidup ternyata

memang harus pasrah 

sebab semua memang demikian adanya datang pergi silih berganti

harus di jalani dalam hidup 

dan kehidupan

April 2021













Nama Rosmita ,S.Pd, Ibu rumah tangga seorang istri 

dan kepala sekolah di Muara Jambi, Provinsi Jambi

Penulis 6 Antologi tunggal , Satu dwi tunggal

Di antaranya: Merenda hingga selepas senja 2016, Jemari jingga 2017, Sajak 19 Mei, Dwi tunggal poetry Hadijah 2019, Mentari di langit siginjai 2020, Perempuan bertubuh puisi 2021, Emak Madrasahku 2021

60 Antologi Bersama: Penulis 1000 guru se Asean 

meraih rekor Muri 2019, Penulis buku 1000 guru pantun nasehat se Asean 2020

Rekor Muri, Bendera sepenuh tiang 2019, Ibuku Surgaku 2020, Tadarus puisi 2020, Sampah 2020, Gembok 2020

Love in spring 2019, Sajak cinta untuk air mata surga 2021 dan masih banyak lagi judul Antologi bersama lainnya

Satu di antaranya, Hijrah yang baru terbit

jilid 1&2 2021, Penggagas di penulis guru  se Nusantara di lumbung karya sastra Nusantara. Mendapat kesempatan menulis Antologi Nasional dan Internasional

Pegiat sastra . Anggota ASPI 2017 hingga sekarang














122. Agustav Triono


Sudahkan Puasaku Jiwa Raga?

 

Sudahkah puasaku jiwa raga

Tak hanya tahan lapar dahaga

Pandang dan tatap sudahkah puasa

Telinga mulut sudahkah terhindar rerasan

 

Rasanya sudah kujalani

Menahan hawa nafsu hari-hari

Namun sengaja atau tak

Tak tahulah kita mengalir saja

 

Siang yang kerontang

Adalah laku adalah ujian

Agar kita belajar merasa

Jadi kelana di hamparan dunia

 

Iman jangan lekas mengering

Sebab menanti ujian kehidupan

Harus dihadapi dalam pelayaran

Riuh gelombang lautan Ramadan

 

Jiwa raga telah kuusahakan puasa

Sepenuh berserah dan berdoa

Berharap berlabuh di tepi impian

Rahmat dan pahala teranugerahkan

Mei 2021





Agustav Triono. Lahir di Banyumas, 26 Agustus 1980. Sekarang tinggal di Perum. Puri Boja Blok E-31, Bojanegara, Padamara, Kab. Purbalingga. Aktif di Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga dan Lesbumi PCNU Purbalingga. Puisinya pernah dimuat di beberapa media massa dan buku antologi bersama.




























123.  Nok Ir


Tarawih 

 

Yang terpampang di sana

Berakaat-rakaat salat

Adalah kucuran keringat

Bunyi gaduh lantai geladak

Tertimpa hentak pacak kanak-kanak

Adalah panjatan doa; maghfirah dan berkah

 

Yang teriuh di situ

Berbuku-buku keluh terhidu

Berupa bentangan kudapan ibu

Ditingkah sema’an tadarusan

Adalah menggadang tandangan; lailatul qadar

 

Selepas pertengahan bulan

Memasuki malem likuran

Niat diri membiak kesana kemari

Bercabang cabang keinginan

Penuhi kebutuhan, genapi tuntutan

Tunaikan kewajiban, hingga jelang telasan

 

Yang tandang di hari raya

Sepasang mata gerimis

Menitis diri berkubang jeri

Raga yang rapuh, teronggok di beku keluh

Sumenep, 10 Mei 2021






Nok Ir  nama yang tersemat pada seluruh karya dari Hj. Khoiroh, S.Pd. SD. Menulis puisi dan cerita sejak usia remaja. Lahir di Demak, 28 Januari, kini tinggal di Sumenep Madura. Puisi dan cerpennya telah terhimpun dalan puluhan antologi bersama kawan penyair maupun penulis di dalam dan luar daerah, serta antologi tunggal Jie, telah ia telurkan.

 



























124. Wahyu Nurhalim

 

 

Idul Fitri Tiba

 

Sholat idul fitri pun tiba

Gemerlap langit yang amat mempesona alam raya

Sebait doa kupinta

Agar dimafafkan segala salah  gundah gulana

 

Bermaaf maafan aku sadari

Penuh luka dan tersimpan dihati

Di hari fitri

Aku hiasi

Walau diri

Ingin kembali suci

Riau, 12 Mei 2021

 

 

 Kusam kala Ramadhan

 

Ramadhan ku akan datang

Sukacitaku pun riang

Menelusuri setiap tiang

Agar kokoh dan tetap cemerlang

 

Kusam wajahku penuh dosa

Dan lepas ku akan semua siksa

Demi amalku terjaga

Dari siksa api neraka

Riau, 12 Mei 2021


 

 

Wahyu Nurhalim,lahir di Riau 3 Oktober 1994, berusia 26 tahun aktif di berbagai komunitas, kelas puisi atlit (kepul), competer  (community pena terbang) , kelas puisi hidroyan KPPJB (Komunitas Penulis Penyair Jawa Barat) II,  Puisi Asmaraloka Akrostik, Komunitas Penyair Penulis Jawa Barat, Kelas puisi TOGE II, Kelas Sonian Session 3, Pemantun Indonesia. Juga mendirikan Rumah Sastra Subuh di tahun 2021 .