Enes Suryadi Lahir di Tangerang, Banten, pada 15 November dari seorang ibu asal Betawi dan ayah asal Sunda, Ciamis. Sejak kecil ia sudah menyukai kesenian, bisa jadi karena dalam kehidupan sehari-harinya, kedua orang tuanya pun dekat dengan kesenian, ibunya konon seorang biduan qasidahan atau orkes gambus yang pernah ada di kampungnya. Sewaktu kecil ia menyukai menonton pertunjukan bila ada orang hajatan, atau mendengarkan acara radio yang menyiarkan acara wayang golek. Ketika duduk di SD, ia sudah sangat mengidolai tokoh Arjuna..
Berbekal orongan minat alamiahnya tersebut, ia mulai masuk dunia kesenian secara aktif. aktivitas berteater, menulis puisi, menulis cerpen, dan membuat naskah drama kemudian ia jalani. Karirnya di dunia teater dimulai dengan membentuk grup teater sendiri dikampungnya yang dinamai Teater Kodrat. Dalam grup itu, ia menjadi ‘bos’ yang memborong semua pekerjaan kreatif dan mulai menulis naskah, menyutradarai dan menjadi aktor.
Setelah sempat mengajar dan melatih teater bagi para buruh di sebuah perusahaan alat alat saniter di Tangerang, Banten, ia kemudian pergi ke Jakarta mendatangi Arifin C. Noer (alm) untuk belajar tentang teater di Teater Ketjil yang dipimpinnya. Ia pernah ikut bermain ketika Teater Ketjil mementaskan lakon ‘Kunjungan Nyonya Tua’, sebuah repertoar terjamahan dari Der Besuch, karya seorang dramawan Swiss Friedrich Durentmatt, yang dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta pada 1990. Pada tahun yang sama, ia kembali ikut pentas dramatic reading ‘Telah Pergi la, Telah Kembali la’ dalam Festival Istiqlal. Dan ikut sebagai crew dalam produksi sinetron yang digarap Arifin C. Noer ‘Sebuah Dongeng Cinta’ yang di tayangkan dalam Pekan Sinerton TVRI.
Pada tahun 1997, ia mendatangi Ratna Sarumpaet dan menjadi asisten sutradaranya dalam pentas Teater Satu Merah Panggung ‘Terpasung’. Tahun 1998, ia kembali menjadi asisten sutradara dalam produksi ‘Pentas Terakhir’. Baru pada tahun 1999, ia ikut dalam pentas ‘Alia, Luka Serambi Mekkah’, sebagai aktor yang memerankan tokoh Komandan Militer. Setelah itu, ia kembali terlibat sebagai Asisten Sutradara, ketika Teater Satu Merah Panggung mementaskan lakon ‘Titik Terang, Sidang Rakyat Dimulai’ di Graha Bhakti Budaya, TIM, pada 3 -6 Juli 2012.
Diluar aktivitas berteaternya, Enes yang kini tinggal di Tangerang, Banten ini, dikenal sebagai seorang penyair.