PUISI-PUISI
FASHA IMANI FEBRIANTY
PERCAKAPAN
di malam purnama
menciptakan pertemuan bulan dan bintang
berayun-ayun di atas alas,
dan kisir malam damai mengusir gerahku.
kau, bercerita tentang makna cinta
sebuah percakapan bergelora
di terangi rembulan
seperti kau kisahkan.
katamu;
kata-kata hanya sekedar pecahan kaca
tapi makna cinta tidak bisa di maknai dengan kata
tapi dikhayati dengan rasa
Agustus,2011-2013
Laut dan catatan
Di sana,di laut itu
Telah ku tenggelamkan seribu catatan
Dari pesisir pantai hingga ke dasar lautan...
Aku biarkan ia di hantam karang
Dan tertelan gelombang
Begitupun dengan desember,
Ingin ku kubur milyaran kisah yang tak indah
Tapi ingatan tak kunjung menepi dari fikiran
2013
BUTTERFLY
dalam senja kusendiri
sedang kupu-kupu itu begitu riang menari
merebahkan sayapnya
menjelajahi berbagai arah
penjuru,
dalam unggun pilu, nyaris aku ingin sepertinya
andai aku adalah butterfly
pastinya dada takkan tersesak nafas sebab, sejuk udara berpetualang menjelajah Jejak-jejak yang membuai rindu sebuah sajak .
Juli, 2012
ANDAI MAWAR DAPAT BERSUA
andai mawar dapat bersua kau dapat berbicara tentang luka yang dirasa duri di batangmu sakitnya menyelusup serbuk-serbuk sarimu
merah darah begitu bergairah merangsang kumbang hendak layu karna tiada yang merayu dan kau tetap menjamu tanpa ragu
menyatukan putik sari dan benang sari menumbuhkan cinta pada wajah dedaunan enggan tumbang , walau sakitnya menusuk hingga akar –akarmu
2012
GELORA DI TEPI
aku menyaksikan gelora di tepian berlari menghampiri percikannya
aku menyaksikan seuntai kata dalam dada mengukir kalimat syahdu yang menggebu aku menyaksikan seraut wajah hampa tak bermaya mengaburkan pandangan memaku fanorama
andai kucurah rasa hati ini pada gelombang sampaikan aku merindukannya.
oh,bening air obatilah hati dari keterlukaan bebaskan dari gelombang rindu ini ingin kurasakan mesra dari kehangatan pelukan laiknya lautan berkekalan.
gelora rindu menusuk kalbu sentuhan rindu kurasakan disini
Bali, 18-03-2012
JAWABAN DI LAUT KUTA
kiranya kau sisihkan aku ke tepi lautan gelombang tiba-tiba gemuruh mewakili hati tersesak seperti kehilangan pompa waktu menyelam di bawah laut kuta
aku seperti ombak berlari melawan gelombang rasa gelisah cinta rindu dan dendam
dalam senyum sedang terluka dalam tertawa hati tersiksa dalam bahagia aku sebenarnya gerhana
namun,kutemukan jawaban tak bisa lagi kuselam arus percintaan terpaksa kutelan sisa pahit asmara bersama gelombang diteguk lautan
Bali, 20-03-2012
NAFAHSA
IMANI FEBRIANTY
Bandung,
11 Februari 1997. Puisi-puisinya pernah
di muat Majalah Bhineka Winiakarya, Jejaring Facebook,pernah menjuarai lomba
cipta dan baca puisi se Kab. Bandung tingkat MA(Madrsayah Aliyah). Selain
menulis puisi aktiv bermain Teater di
Komunitas Menara. Sekarang masih duduk di Bangku Madrasah Aliyah