TEKS SULUH


Sabtu, 04 Januari 2014

Gampang Prawoto (003)

YANG  TERHORMAT  TUHAN

Kepada
Yang Terhormat Tuhan
dengan hormat
perlu Tuhan ketahui bahwa
kepercayaan yang Tuhan berikan
kepada manusia tak dapat
di percaya lagi

gerabah telah retak
keramik pecah di atas tungku
pembakaran, manusia tidak lagi manusiawi
suami menjual isterinya
ibu membunuh bayinya
anak membunuh bapak ibunya
ayah meniduri putri kandungnya
dekil tanah dalam nafas dan didih darah

dalam ombak
semayam bonsai jiwa kerdil rasa
derai kikis selaput pemikiran
getar kejang otak-atik yang antik

ayat sekitab kering
jadi camilan di saat senggang
kuntum bait mampu menghasilkan duit
bahkan peraduan jabatan dan kedudukan

ayat sekitab yang basah
habis mereka lalap
melelapkan hutan, gunung bahkan lautan
wariskan hutang juga bencana
mendesis seonggok dal;ih
itu cobaan

manusia tidak lagi manusia

Bojonegoro,18032004

U L A R

berkelok
mengitari lorong waktu
sesekali menjulurkan senyum
indah lidahnya
.
berjalan
tanpa lelah
sambil membaca situasi
kapan berteduh di bawah rindang daun
daun hijau kebiruan
.
menjilati lidah
yang tak sempat kering di sela
sela bibirnya
menerobas lampu merah
memasuki vihara juga pura
pura, menjilma Rosario bahkan tasbih
.
tanpa bisa
menjadikan rakyat deposito
tak berjangka, sedangkan umat
sebagai pinjaman lunak
tanpa agunan
.
dengan lincahnya
ular menggeliat
menanti musim mengganti kulitnya.
.

Penjambon,20102004.13


D A N C U K

kau
dan cuk
ikat kepala
bendera amerika
namun kentutmu tetap
pohong bakar Indonesia

kau
dan cuk
liga italia kau banggakan
liga inggris kau elu-elukan
sedang liga Indonesia, cukup
kau komentar saja

kau
dan cuk
beli mie rebus ke hongkong
beli kancut ke singapur
bahkan baju bekas dan obat ketek ke paris

kau
dan cuk
beli tempe goreng made in japan
ukiran jepara import dari mexiko
sepatu buatan sidoarjo malah ke roma

kau
dan cuk
hargamu semahal lebel
haraga dirimu semurah merek
dikit-dikit luar negeri
dikit-dikit luar negeri
hanya kencing, berak, sakit udun
dan mencret kau akui Indonesia

kau
dan cuk
memang dancuk


Tasikmadu, 20040117.13

K U T A N G

Ku
tang
kutang
“…” sudah langka,
tanjakan dan tikungan disamarkan
rambu lalu-lintas sebatas peringatan
“…” mengganggu peradaban,
kurang luwes dalam mengambil keputusan.
karena kesempatan tiada putar ulang
di motel - hotel tiga jaman
di kantor
di toilet
di lift
di
rumah
anak-anak kehausan
dan suami-suami terkadang minum es
pinggir-pinggir jalan
tiada santan perasan tingal setetes kecut
keringat lelah sehabis bermain dalam pertandingan
tandang dari cumbu ke cumbu lapangan perselingkuhan.
sapi telanjang
sejak adam dimerdekakan
sapi tanpa kutang itu peradaban
lalu!
kau wariskan pada siapa
utang - utang
itu.
.
Tuban, 28122013

SECANGKIR  RASA
Adakah secangkir kopi pahit untukku
setelah tebu yang kutanam menjadi abu
dari jilatan asma asmaramu
gadaikan galaumu
kutanamkan lagi sarinya manis di ladang
ladang hatiku
tapi
seduh dulu
jangan hanya manis di pantai bibir
pahit di pusara hati
lidahku belum kelu
pemanis tak biasa tersuguh di meja rasa
walau tanpa gula
aroma kopimu aku baca tanpa mengeja
panas – hangatnya warna.
Pejambon Bojonegoro, 01112013








KOTA  SERIBU  EMBUNG

Kedalaman  perut  bumi,
kotaku,  ribuan  juta  warsa  silam
terbangun  peradaban
peradaban  yang  lama  hilang  dari file
file  penalaranmu
lenyap  dari  peta  rasa  dan  petak
petak  ladang  penjarahan
.
asapmu  menguras  embung
embung purba dari  sulingan sumsum
moyangku,  cerobong   masih  membagi
bagi  pekatnya  hitam  pada  paru  kota
dan   paru-parumu
bisnis  kecilkecilan  sungguh  menjanjikan
bedak  dan  gincu   lantunkan   dering
dering   komisi  perempuan  paroh   baya
atau  gadis  belia
.
eksploitasi   masih
menjanjikan  asbak  sambil  tawarkan
seribu   embung   baru
penampung   tetes mataair
tetes  perasan perasaan airmatamu.
.
usap  luh-luh  pipimu
kelak  bila  embung  menjadi  ombak
kita  adalah  waris  yang  sesungguhnya.
.
Bojonegoro, 23102013