TEKS SULUH


Sabtu, 04 Januari 2014

Fitrah Anugerah (004)


STASIUN PASAR TURI

Kereta sore membawaku pergi, tanpa tangis
Rintik hujan memaknai iringan,
pada yang harus tertinggal 
Kenangan menyisa

Engkau takut terbebani sepi
Derit kereta menyertai sunyi
deras hujan takkan cukup ganti
yang telah pergi.

Serupa sepasang rel memisahkan
Timbul-tenggelam rindu membisu
lenyap pada kejauhan
Sedang aku tak sempat menyematkan
Namaku di jari manismu

Surabaya, 17-03-2008

STASIUN PASAR TURI 2

Cinta hilang dan terampas
kereta sore membawa pergi
Sebuah tempat gelap
menunggu hadir
tanpa berita kedatangan
Riuh bocahbocah bertemu ibunya,
Tak bersedih setelah perpisahan,
Teriak pedagang asongan menggugah cerita
Tapi aku berdiam sendiri
Cinta biarkan terbeli dalam selembar tiket
Malam-malam mengekalkan setiap derit
rasa terhempas sepeninggalan
Lorong-lorong bungkam kenangan
Percik cahaya melenyap begitu saja
Inilah pengalaman selalu terlupa
Bayangmu hilang tak tersentuh sebelumnya
Sembilu luka menganga derita
Memintal duka tak sempat tertulis
Aku ingin menemuimu
Di stasiun itu
Tanpa tangis

Surabaya, 15-03-2008

TAMAN BUNGKUL

Berdiam dalam bangku taman kota
menghayati yang telah pergi
waktu tak melajukan sebuah nama
pertemuan terhenti menyeringai sepi

Nyaring klakson bersahut melewati
pengharapan mengayun perlahan
di antara kembang-kembang taman
Rinduku mati di rentang hari

Surabaya, 04-03-2008

Jembatan Gubeng

Memang ku tak lihai mainkan arah kemudi
sedang roda masih setia menggesek sepenuh daya
Tak perlu hentikan laju, deru melintasi
Di Punggung jembatan penuh gelandangan hempaskan derita

Barangkali ada ucap tak terjemahkan
Dari sebuah sisa waktu masa silam
Semenjak kekar otot orang berkulit putih membangun.
Berabad terpancang kokoh. Terlewati musim

Inilah prasasti.
Urat nadi kota
yang tenggelam umbul warna-warni
Berkilau aspal menggagas cerita

Surabaya, 05-03-2008

Blauran Di Tengah Malam

Apadaya bila kota telah berhenti
Lampu-lampu tak berbicara
tumpah mengekalkan sepi
waktu berhening detak tak bersapa

Bau selokan menebar,
sampah-sampah menggelepar
Meringkuk pemulung kelelahan
di emperan toko cina menanti embun

Surabaya, 10-03-2008