TEKS SULUH


Sabtu, 04 Januari 2014

Wardjito Soeharso (005)

PANGGUNG HIBURAN
 
Hiburan rakyat
Melihat pelawak
Bergaya koplak
Lupa sesaat
Beban berat
Dipikul pundak

Hiburan pejabat
Melihat uang
Dibawa rekanan
Pengganti tandatangan
Lupa sesaat
Jaga martabat
Menjelma bangsat

Ooo....
Rakyat koplak
Pejabat bangsat

2013
NGUDARASA
 
Sadalan dalan
Anane mung gronjalan
Mergo akeh kedokan

Salurung lurung
Anane mung bingung
Mergo adoh gurung

Yen dalan wis kebak kedokan
Lurung wis akeh sing suwung
Gurung wis pedot sakdurunge diulur

Wisma tanpa tata
Desa tanpa cara
Para pamong ilang subasita

Iki pertanda dudu sanepa
Yen jalma wis pada kelangan adat
Adoh saka urip anteng

Dinadina isine genduyakan
Kaya geger sing ngoyak macan
Tan ana asile kang mapan

Mula ta tansah elinga
Bebrayan iku tansah sangga sinangga
Abot enteng nora rinasa

Arepa awan panase sumelet
Bengine peteng ndedet lelimengan
Kabeh lumaku kanti rahayu.
2013

Mengapa Kamu Mencintai
 
+ Mengapa kamu mencintai ibumu?
- Karena aku mengawali hidup dengan minum air susu ibuku.
+ Mengapa kamu mencintai gurumu?
- Karena aku mencecap dan memahami ilmu dengan belajar dari guruku.
+ Mengapa kamu mencintai negaramu?
- Karena aku makan dan minum untuk tumbuh dari bumi negaraku.
+ Mengapa kamu mencintai bangsamu?
- Karena aku membangun kebanggaan dengan jatidiri bangsaku.
+ Mengapa kamu mencintai agamamu?
- Karena aku ingin mati dalam naungan agamaku.

2013
 Di Bawah Bendera Merah Putih

Dengan upacara hidmat
Kau dikibarkan ke angkasa
Pagi cerah, mentari sumringah
Wajah-wajah abdi negeri
Dingin tanpa ekspresi
Tangan sikap hormat di samping kening
Adakah itu penghormatan atas nama jiwa merah saga?
Dibelai angin pagi
Merah putih berkibar megah.
Tapi dengarlah:
Dia merintih sedih!
"merahku tak lagi merah, putihku tak lagi putih".
Siapa mesti peduli?

Srondol, 12 Agustus 2013


 doa untuk adik-adikku

adik-adikku mahasiswa se indonesia
pagi ini kukirimkan doa
semoga kalian masih punya sisa
tenaga dan semangat
untuk kembali turun ke jalan
berjuang melawan kesombongan

adik-adikku mahasiswa se indonesia
semua mata anak bangsa telah basah
dengan airmata kesengsaraan
yang terbungkus kebodohan dan kemiskinan
jangan biarkan mereka semakin kesakitan
lihatlah, tangan dan kaki mereka yang menebal
kapalan karena banting tulang siang dan malam
sekedar mencari sesuap nasi untuk hari ini

adik-adikku mahasiswa se indonesia
pagi ini kukirimkan doa
semoga kalian tetap sadar
bukan sekedar saling hantam dan tendang
mengatas namakan semua anak bangsa
berjuang melawan kesombongan

adik-adikku mahasiswa se indonesia
dengan doa-doaku
aku mengiringi setiap langkah perjuanganmu.

2012






Wardjito Soeharso. Multistatus. Pegawai Negeri. Widyaiswara. Dosen. Penyair. Suami dari satu istri. Ayah dari tiga anak. “Ayah” dari banyak anak yang mengangkatnya sebagai ayah. Pecinta tulen. Cinta profesi. Cinta istri. Cinta anak. Cinta sahabat. Juga cinta puisi. Hidupnya didedikasikan pada cinta.
Prinsip hidupnya sederhana saja: Hidup harus penuh dengan cinta, karena cinta itu adalah peduli, peduli itu berbagi, dan berbagi itu memberi. Jadi, tidak ada kata minta dalam cinta.
Berbagai karya yang pernah diterbitkan antara lain: Antologi Puisi Mendung Di Atas Kota Semarang (Indie,1983), Penerbitan Pers di Indonesia: Dari Undang-Undang Sampai Kode Etik (Aneka Ilmu, Semarang, 1994), Antologi Puisi Penulismuda (Media E-Solusindo, Semarang, 2007), Yuk, Nulis Puisi (Percetakan Negara RI, Surabaya, 2008), Yuk, Nulis Artikel (Media E-Solusindo, Semarang, 2009), Phantasy Poetica-Imazonation (pm-publisher, Semarang, 2010), Ide, Kritik, Kontemplasi (pm-publisher, Semarang, 2010). Puisi Menolak Korupsi Buku I dan IIb (Forum Sastra Surakarta, 2013). Dan banyak artikel lepas yang dimuat di berbagai media massa.


2014/1/4 wardjito soeharso <weesenha@gmail.com>