Perempuan Tua sebuah judul misteri oleh Djemi Tomuka, entah siapa yg dimaksud perempuan tua itu. Djemi Tomuka menggambarkan sosok perempuan tua yg slalu teguh dalam pendiriannya. Baitnya tertuju pada siapa ditokohkan. Mungkin Ibu, mungkin tokoh nasional, mungkin tokohpejuang atau mungkin tokoh yang tak henti berjuang.
Begitu hingga Djemi Tomuka menggambarkan hingga tokoh itu renta, namun slalu terus berjuang dan teguh pendirian. Warna abu-abu langit seolah ketidakpercayaan atau ketidak-niscayaan karena memandang warna semua abu-abu.
Puisi ini bagus untuk ditelaah. Puisi yg merupakan unggulan puisi yg menjadi daya tarik antologi Kita Dijajah Lagi. Selamat Mas Djemi Tomuka
Djemi Tomuka
Perempuan Tua
di mata tua perempuan itu
langit tak pernah berubah
kecuali pundak kini lekuk
setiap kali dia menyeret uban
yang mengelupas di kakinya
disebutnya rumah,
gubuk tempat menaruh senyum
di sampingnya, gundukan tanah selalu basah
oleh kenang dan airmata
adalah tugu kecil dengan relief bambu runcing
bertuliskan kekasih
ditimangnya hari-hari di ujung
bersama nama kekasih
yang terbungkus merah putih
telah lusuh hilang warna
di mata tua perempuan itu
langit tak pernah berubah
kecuali juang terus saja memanjang
menggelung ke langit
tanpa sesiapa
menanti merdeka
(DJT. mdo, 10 November 2015; 17:59)
Begitu hingga Djemi Tomuka menggambarkan hingga tokoh itu renta, namun slalu terus berjuang dan teguh pendirian. Warna abu-abu langit seolah ketidakpercayaan atau ketidak-niscayaan karena memandang warna semua abu-abu.
Puisi ini bagus untuk ditelaah. Puisi yg merupakan unggulan puisi yg menjadi daya tarik antologi Kita Dijajah Lagi. Selamat Mas Djemi Tomuka
Djemi Tomuka
Perempuan Tua
di mata tua perempuan itu
langit tak pernah berubah
kecuali pundak kini lekuk
setiap kali dia menyeret uban
yang mengelupas di kakinya
disebutnya rumah,
gubuk tempat menaruh senyum
di sampingnya, gundukan tanah selalu basah
oleh kenang dan airmata
adalah tugu kecil dengan relief bambu runcing
bertuliskan kekasih
ditimangnya hari-hari di ujung
bersama nama kekasih
yang terbungkus merah putih
telah lusuh hilang warna
di mata tua perempuan itu
langit tak pernah berubah
kecuali juang terus saja memanjang
menggelung ke langit
tanpa sesiapa
menanti merdeka
(DJT. mdo, 10 November 2015; 17:59)