TEKS SULUH


Kamis, 12 September 2013

Penyair Indonesia menolak korupsi melalui karya puisi yang diterbitkan dalam antologi Puisi Menolak Korupsi

Bandarlampung (ANTARA News) - Sebanyak 85 penyair di seluruh Indonesia, termasuk Lampung, bersepakat untuk menolak korupsi dengan menerbitkan antologi puisi yang telah diluncurkan di makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, pada April 2013 lalu.

Menurut Isbedy Stiawan ZS, penyair asal Lampung di Bandarlampung, Rabu, Antologi Puisi Menolak Korupsi yang digagas penyair Sosiawan Leak (Solo) akan terus disosialasikan melalui "roadshow" ke sejumlah kota atau provinsi.

"Pada 1 dan 2 Juni ini akan digelar di Tegal, Jawa Tengah," kata Isbedy, meneruskan informasi rencana "roadshow" antologi puisi antikorupsi itu dari Sosiawan Leak, penyair yang selalu memukau jika berada di atas panggung membacakan puisi.

Isbedy Stiawan ZS yang turut dalam Antologi Puisi Menolak Korupsi itu menjelaskan, penerbitam buku ini dipikul bersama, tidak ada lembaga yang dilibatkan.

Dia menegaskan bahwa kegiatan ini memang murni kesadaran para penyair yang peduli pada pemberantasan korupsi, penolakan pada setiap praktik korupsi, ujar Isbedy yang dijuluki penyair maestro dari Lampung oleh Sutardji Calzoum Bachri itu pula.

"Untuk roadshow ini setiap penyair siap membiayai diri sendiri atau mencari donatur untuk keberangkatannya," kata Isbedy yang siap pula untuk berangkat ke Tegal.

Dia berharap, baik perseorangan atau lembaga yang peduli pada pemberantasan korupsi bisa ikut terlibat, seperti membantu penyair di kotanya masing-masing.

Seperti dikatakan Sosiawan Leak dalam rilisnya, kegiatan puisi menolak korupsi ini mendapat dukungan banyak pihak. 

Mereka membantu dana untuk penerbitan, dan di antaranya tidak meminta balasan atau imbal balik apapun. 
Buku itu dikirim ke lembaga pemerintah, NGO, dan pelajar.