TEKS SULUH


Rabu, 06 Mei 2020

5 waktu di rumah. Aditya Mahdi F




Kubuka mata yang masih sayuh



Menjelajah masa lalu dengan sepeda waktu yang kukayuh



Kuingat masa-masa kala itu, riuh gemuruh namun tetap teduh



Bernostalgia dengan sebatang rokok yang tinggal separuh



Tepat disamping air kali rumahku yang sudah keruh



Kutinggalkan kopi ku yang seperempat penuh



Pergi ke kamar mandi, membasuh wudhu pada anggota tubuh



Puisi berhenti sejenak, saatnya waktu Subuh







Terbangun di siang hari setelah bangun setelah sahur



Kulihat ibu ingin membeli sayur mayur



Seketika aku mengucap syukur



Tentu aku hanya ingin duduk, hampir tersungkur



Ingin membaca buku, berkontemplasi dengan para leluhur



Buku-buku ini menyelamatkanku dari kutukan tuan takur



Yang menyebabkan kehidupan manusia menjadi hancur



Namun sebelum itu menjadi hancur, ini sudah masuk waktu Dzuhur







Sore hari, rasa dahaga mulai menjalar



Namun tak sebanding dengan rasa lapar akan pengetahuan nalar



Semua keresahan ku tahan didalam kamar



Rasa resah yang masih samar-samar



Sejujurnya, aku sangat ingin keluar



Namun terhalang, mereka berkata jangan sampai rakyat terpapar



Lagi lagi aku kembali ke kamar, diam terkapar



Hingga terdengar suara Adzan Ashar







Hampir masuk waktu berbuka



Aku masih tak mengerti apa dan kenapa



Terkurung seperti ini mulai membuat jiwa ku menjadi gila



Namun tak apa, ini demi kebaikan bersama



DUG DUG DUG, Adzan Maghrib telah mengudara



Kuambil teh manis untuk melawan rasa dahaga



Dengan beberapa buah es batu tentu saja



Saatnya sholat Maghrib, semoga tuhan mengampuni segala dosa







Malam telah tiba, aku sangat rindu dengan mushola



Aku teringat ketika kecil untuk meminta tanda tangan imam untuk buku sekolah



Sayang sekali, kali ini kurang memungkinkan untuk pergi kesana



Aku tetap dirumah, beribadah, serta memohon ampun kepada-Nya



Setelahnya kupanjatkan doa, semoga dunia kembali ke semestinya



Aku merindukan suasana diluar sana, bercengkrama, mengikuti irama



Sudah cukup, saatnya kembali pada fokus utama



Puisi ini berakhir setelah waktu Isya