TEKS SULUH


Kamis, 14 Mei 2020

Sebuah Elegi, Muhammad Rizky Ad'ha,

33.Muhammad Rizky Ad'ha,

Sebuah Elegi

Baru saja aku terbangun dari perantauan mimpi.
Tak kutemukan yang menyejukkan relung hati
Sekarang aku menghardik diri, berteriak sampai puas di padang nestapa
Tak sampai disitu, kenangan lama terukir lagi
Mencabik lembah yang kudaki dengan kesucian
Begitu mudahnya hamparan jiwa tersapu oleh kemunafikan
Untuk sekedar menyelami kesenangan semu belaka

Aku bingung, mengapa untaian kata berubah haluan
Seorang laki-laki bimbang dipergumulan ombak
Terhempas dari teguhnya dinding hati
Meratapi setiap langkah kakinya yang sesat
Lalu ia ingin kembali untuk pergi ke masa lampau
Menjemput mimpi-mimpi kecilnya yang tertinggal
Kemudian ia berkata , aku ingin kembali ke masa itu,
dan selalu dalam lindungan Cahaya-Mu














Sandaran(ku)

Dalam kesendirian senja aku teringat Dia
Meluapkan kegelisahan hati bersama-Nya
Berkeluh kesah akan hari dulu, kini, dan esok
Selalu berada di tempat-Nya, bukan dengan yang lain
Di temani hamparan sajadah, aku merangkai kata untuk-Nya
Hingga raga ini kembali jatuh tersungkur di hadapan-Nya

Kegelisahanku peralahan mulai turun
Setiap kali aku bertemu dengan-Nya
Penawar batin yang terluka,
Pengusir sepi di kala hati sedang rapuh,
Dan mengisi ruang kosong ini
Dengan berjuta makna pencarian
Itulah Dia... Sang Raja Manusia…


Muhammad Rizky Ad'ha, lahir di Banjarmasin, sekarang menetap di Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu. Berprofesi sebagai guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Kusan Hilir. Semenjak mahasiswa aktif menulis di berbagai media massa di Kalimantan Selatan. Sebagai penikmat sastra beberapa puisinya pernah terpilih dalam antologi puisi.