Aku Si Bujang
Aku kacung kacang
Yang selalu bangun tidur siang
Mandi jarang
Kumbang
Bernasib malang
Terselimuti abu arang
Jauh dari warna cemerlang
Pada negeri ini aku banyak berhutang
aku tidak kokoh seperti karang
Aku hanya seorang
Di hamparan tanah kering kerontang
Tak ada pohon rindang
Terbuka luas padang
Aku hanya sisa ilalang
Yang tak mudah tumbang
Bicara kilang
Sejumlah tambang
Bisnis Para pialang
Membaca peluang
Bikin tubuhku meriang
Tenggorakanku meradang
Di kepung suara sumbang
Kekuatan tergalang
Rakyat bersidang
Di tangan siap mengayun pedang
Persiapkan ajang perang
Banyak pihak menghadang
Kebijakan Penguasa ditentang
Puluhan tiang-tiang
Tinggi menjulang
Buat saling-silang
Jalan penuh rintang
Resah para pawang
Pengusaha selalu menang
Wajahnya selalu riang
Semua aturan di buang
Seperti sampah di keranjang
Rayuan manis terpampang
Pamflet dan slogan terpajang
Di semua bidang
Merancang
Preman Ancang-ancang
Persiapkan parang
Balik menyerang
Bila senja menjelang
Aku akan pulang
Di kamarku yang seperti kandang
Secawan anggur dituang
Berkhayal penuh kembang
Di kelilingi para Dayang
Melayang syair Berdendang
Bintang gemintang
Luas di langit membentang
Bila hari telah petang
Menembus Ruang
Kenangan usang
Potret mantanku tersayang
Bergumul di ranjang
Tersisa hanya kutang
Celana dalam tembus pandang
Giwang
Gelang
Buatku terangsang
Buatku senang
Hidup tenang
Akulah si Bujang
Lajang yang jalang
Sekarjalak, 21 November 2015
Aloeth Pathi, lahir di Pati- Jawa Tengah. Karyanya dimuat Mata Media antologi bersama, Puisi Menolak Korupsi 2 (Forum Sastra Surakarta 2013), Dari Dam Sengon Ke Jembatan Panengel (Dewan Kesenian Kudus dan Forum Sastra Surakarta 2013), Komunitas Harmonika Kehidupan ; Harmonika Desember (Sembilan Mutiara 2014), Kemilau Mutira Januari (Sembilan Mutiara 2014), Menggenggam Dunia (Mafasa 2014) Mom: The First God that I Knew (Garasi 10 Bandung 2014). Kepada Tuan Presiden, (Family Camar 2014), Solo Dalam Puisi (Sastra Pawon, 2014), Lumbung Puisi Sastrawan 2014, kelola Buletin Gandrung Sastra Media & Perahu Sastra.
Aku kacung kacang
Yang selalu bangun tidur siang
Mandi jarang
Kumbang
Bernasib malang
Terselimuti abu arang
Jauh dari warna cemerlang
Pada negeri ini aku banyak berhutang
aku tidak kokoh seperti karang
Aku hanya seorang
Di hamparan tanah kering kerontang
Tak ada pohon rindang
Terbuka luas padang
Aku hanya sisa ilalang
Yang tak mudah tumbang
Bicara kilang
Sejumlah tambang
Bisnis Para pialang
Membaca peluang
Bikin tubuhku meriang
Tenggorakanku meradang
Di kepung suara sumbang
Kekuatan tergalang
Rakyat bersidang
Di tangan siap mengayun pedang
Persiapkan ajang perang
Banyak pihak menghadang
Kebijakan Penguasa ditentang
Puluhan tiang-tiang
Tinggi menjulang
Buat saling-silang
Jalan penuh rintang
Resah para pawang
Pengusaha selalu menang
Wajahnya selalu riang
Semua aturan di buang
Seperti sampah di keranjang
Rayuan manis terpampang
Pamflet dan slogan terpajang
Di semua bidang
Merancang
Preman Ancang-ancang
Persiapkan parang
Balik menyerang
Bila senja menjelang
Aku akan pulang
Di kamarku yang seperti kandang
Secawan anggur dituang
Berkhayal penuh kembang
Di kelilingi para Dayang
Melayang syair Berdendang
Bintang gemintang
Luas di langit membentang
Bila hari telah petang
Menembus Ruang
Kenangan usang
Potret mantanku tersayang
Bergumul di ranjang
Tersisa hanya kutang
Celana dalam tembus pandang
Giwang
Gelang
Buatku terangsang
Buatku senang
Hidup tenang
Akulah si Bujang
Lajang yang jalang
Sekarjalak, 21 November 2015
Aloeth Pathi, lahir di Pati- Jawa Tengah. Karyanya dimuat Mata Media antologi bersama, Puisi Menolak Korupsi 2 (Forum Sastra Surakarta 2013), Dari Dam Sengon Ke Jembatan Panengel (Dewan Kesenian Kudus dan Forum Sastra Surakarta 2013), Komunitas Harmonika Kehidupan ; Harmonika Desember (Sembilan Mutiara 2014), Kemilau Mutira Januari (Sembilan Mutiara 2014), Menggenggam Dunia (Mafasa 2014) Mom: The First God that I Knew (Garasi 10 Bandung 2014). Kepada Tuan Presiden, (Family Camar 2014), Solo Dalam Puisi (Sastra Pawon, 2014), Lumbung Puisi Sastrawan 2014, kelola Buletin Gandrung Sastra Media & Perahu Sastra.