TEKS SULUH


Selasa, 24 November 2015

Aku Si Bujang karya Aloeth Pathi

Aku Si Bujang



Aku kacung kacang

Yang selalu bangun tidur siang

Mandi jarang

Kumbang

Bernasib malang

Terselimuti abu arang

Jauh dari warna cemerlang



Pada negeri ini aku banyak berhutang

aku tidak kokoh seperti karang

Aku hanya seorang

Di hamparan tanah kering kerontang

Tak ada pohon rindang

Terbuka luas padang

Aku hanya sisa ilalang

Yang tak mudah tumbang



Bicara kilang

Sejumlah tambang

Bisnis Para pialang

Membaca peluang

Bikin tubuhku meriang

Tenggorakanku meradang

Di kepung suara sumbang

Kekuatan tergalang

Rakyat bersidang

Di tangan siap mengayun pedang

Persiapkan ajang perang



Banyak pihak menghadang

Kebijakan Penguasa ditentang

Puluhan tiang-tiang

Tinggi menjulang

Buat saling-silang

Jalan penuh rintang

Resah para pawang



Pengusaha selalu menang

Wajahnya selalu riang

Semua aturan di buang

Seperti sampah di keranjang



Rayuan manis terpampang

Pamflet dan slogan terpajang

Di semua bidang

Merancang

Preman Ancang-ancang

Persiapkan parang

Balik menyerang



Bila senja menjelang

Aku akan pulang

Di kamarku yang seperti kandang

Secawan anggur dituang

Berkhayal penuh kembang

Di kelilingi para Dayang

Melayang syair Berdendang

Bintang gemintang

Luas di langit membentang



Bila hari telah petang

Menembus Ruang

Kenangan usang

Potret mantanku tersayang

Bergumul di ranjang

Tersisa hanya kutang

Celana dalam tembus pandang

Giwang

Gelang

Buatku terangsang

Buatku senang

Hidup tenang



Akulah si Bujang

Lajang yang jalang



            Sekarjalak, 21 November 2015

Aloeth Pathi, lahir di Pati- Jawa Tengah. Karyanya dimuat  Mata Media antologi bersama, Puisi Menolak Korupsi 2 (Forum Sastra Surakarta 2013), Dari Dam Sengon Ke Jembatan Panengel (Dewan Kesenian Kudus dan Forum Sastra Surakarta 2013), Komunitas Harmonika Kehidupan ; Harmonika Desember (Sembilan Mutiara 2014), Kemilau Mutira Januari (Sembilan Mutiara 2014), Menggenggam Dunia (Mafasa 2014) Mom: The First God that I Knew (Garasi 10 Bandung 2014).  Kepada Tuan Presiden, (Family Camar 2014), Solo Dalam Puisi (Sastra Pawon, 2014), Lumbung Puisi Sastrawan 2014, kelola Buletin Gandrung Sastra Media & Perahu Sastra.