TEKS SULUH


Selasa, 03 November 2015

Selamat jalan penyair dan Budayawan Cirebon (Raja Penyair Indonesia) Ahmad Syubbanuddin Alwy



Setelah 19 tahun Raja peyair itu merindukan “pertemuan, akhirya 2 Nofember 2015 peyair besar itu memenuhi undangan-nya. Ahmad Syubbanuddin Alwy Cirebon, Jawa Barat, 26 Agustus 1962-2 Nofember 2015. Semoga Allah menempatkan budayawan muslim ini disisi-Mu , di surgamu-Mu , ya Allah. Amien.  (Rg Bagus Warsono)

Berikut sajak ‘keriduan dari penyair Ahmad Syubbanuddin Alwy :

Air Mata Kepedihan

-kisah senja
Medekati malam yang asing terasa perih
Seperti sepeggal kisah kehidupan, robek-robek dan gelisah
Dikejauhan gerimis rintik-rintik basah
Angin rucig berjutaian juga  lebab gerah
Inikah penyebrangan dalam lautan luas?
Bagaimanapun labirin kehidupan ada ujungnya
Tapi aneh Van Ggh terdampar dan Bethoven diliputi kesedihan
Semua seperti sandiwara , megisyaratkan getar bathin yang menderita
Langit bongkah,  sunyi dan berterbangan
Adakah harapan datang menyulam kembali serpihan hati?
Dari jabag bayi jalan-jalan memajang mecari-Mu hampa
Mugkin sudah saatnya aku meghadapmu dengan bertapa!
Cirebon 1996

Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh pengarangnya sendiri dari Bayu Mata Perih 2

Ahmad Syubbanuddin Alwy lahir di Cirebon 26 Agustus 1962. Penyair yang pernah menjadi dosen Komunikasi Agama di STIKOM Bandung ini sempat tercatat sebagai wartawan Pikiran Rakyat edisi Cirebon. Ia juga dikenal sebagai penggerak pemuda Nahdhlatul Ulama dan koordinator Koalisi Sastrawan Pesantren.