Sus S Hardjono
PUISI REFORMASI
SAKSI BISU JEMBATRAN SEMANGGI
mereka yang tertembak mati
masih ingatkan tentang trisakti
Di bawah kepak Elang
Menyinggung langit ibumu
Airmatanya saksi bisu sebutir peluru
Bersarang di kepelamu
Demi kebebasan ataupun merdeka
Mimpi mimpi reformasi
Di bawah jembatan trisaksi
Mereka bersaksi atas nama bendera
Kini mengapa sibuk sendiri
Dalam tato tubuhmu penuh partai
Bulan dan bintang , matahari dan bumi
Sementara mereka pun tak peduli
Tetap menuliskan nurani di batas jiwa
Yang tak ingin kau kuasai
Dijajah bangsa sendiri
Cukong cukong dan kapitalisasi
Demi kursi dan kuasa itu
Kau pertaruhkan dalam kuburan sunyi
Mereka pahlawan tanpa nama
Prajurit yang tak bernama
Memanggul api reformasi
Sragen 2013-10-30
DI BAWAH LANGIT REFORMASI
Mereka merobek robek warna
Kulit dan kursi
Bicara untuk dealer dealer dan simpanan hari tua
Lupa pada kata pertama bagaimana mereka merebutnya
Kemerdekaan yang kau hirup kini
Pada warna benderamu
Di atas jembatan semanggi
Darah bersimbah
Tegar kokoh menaiki tiang
Dari jauh terdengar suara koor
Halo halo Bandung
Tetapi di sini telah bebas negeri kita
“mari bung rebut kembali !”
Jembatan Semanggi
Saksi bisu tumpah darah demi warna merah
Dan putih tulangmu
Masih ingatkah kau ?
Mengapa benderamu hanya untuk kaum dan golonganmu
Kursimu yang kau pertaruhkan ribuan nyawa itu
Ibumu bersaksi
Kau anak-anak yang tak ingkar janji
Inikah mimpi mimpi
Pahlawan tanpa nama dulu
Inikah kau yang mengangkat bedil dan mesiu
Dan mereka yang terkubur pelor di tanah bangsa sendiri
Serdadu telah pergi , penjajah reformasi beraksi
telah kembali
Tetapi mengapa masih dijajah kroni kroni
Kolusi , korupsi dan mengusir anak anak di bawah jembatan semanggi kini
Jangan sembunyi di apartemen mewah dan gedung tinggi
Kautimbun gading dagingkualitas tinggi
Lihatlah Bunda bersaksi
Otonomi mengatur hidup sendiri
Kutagih janjimu
desentralisasi yang dulukau sumpahi
Sragen , 2013-10-30
PUISI REFORMASI
SAKSI BISU JEMBATRAN SEMANGGI
mereka yang tertembak mati
masih ingatkan tentang trisakti
Di bawah kepak Elang
Menyinggung langit ibumu
Airmatanya saksi bisu sebutir peluru
Bersarang di kepelamu
Demi kebebasan ataupun merdeka
Mimpi mimpi reformasi
Di bawah jembatan trisaksi
Mereka bersaksi atas nama bendera
Kini mengapa sibuk sendiri
Dalam tato tubuhmu penuh partai
Bulan dan bintang , matahari dan bumi
Sementara mereka pun tak peduli
Tetap menuliskan nurani di batas jiwa
Yang tak ingin kau kuasai
Dijajah bangsa sendiri
Cukong cukong dan kapitalisasi
Demi kursi dan kuasa itu
Kau pertaruhkan dalam kuburan sunyi
Mereka pahlawan tanpa nama
Prajurit yang tak bernama
Memanggul api reformasi
Sragen 2013-10-30
DI BAWAH LANGIT REFORMASI
Mereka merobek robek warna
Kulit dan kursi
Bicara untuk dealer dealer dan simpanan hari tua
Lupa pada kata pertama bagaimana mereka merebutnya
Kemerdekaan yang kau hirup kini
Pada warna benderamu
Di atas jembatan semanggi
Darah bersimbah
Tegar kokoh menaiki tiang
Dari jauh terdengar suara koor
Halo halo Bandung
Tetapi di sini telah bebas negeri kita
“mari bung rebut kembali !”
Jembatan Semanggi
Saksi bisu tumpah darah demi warna merah
Dan putih tulangmu
Masih ingatkah kau ?
Mengapa benderamu hanya untuk kaum dan golonganmu
Kursimu yang kau pertaruhkan ribuan nyawa itu
Ibumu bersaksi
Kau anak-anak yang tak ingkar janji
Inikah mimpi mimpi
Pahlawan tanpa nama dulu
Inikah kau yang mengangkat bedil dan mesiu
Dan mereka yang terkubur pelor di tanah bangsa sendiri
Serdadu telah pergi , penjajah reformasi beraksi
telah kembali
Tetapi mengapa masih dijajah kroni kroni
Kolusi , korupsi dan mengusir anak anak di bawah jembatan semanggi kini
Jangan sembunyi di apartemen mewah dan gedung tinggi
Kautimbun gading dagingkualitas tinggi
Lihatlah Bunda bersaksi
Otonomi mengatur hidup sendiri
Kutagih janjimu
desentralisasi yang dulukau sumpahi
Sragen , 2013-10-30