Elegi
kekosongan ibu
ibu
menatap kosong
terdiam
di depan kain yang masih berayun
dia
mencari putranya
yang
dulu sempat ditimang kebersahajaan
tapi
kini,entah dimana
oh
ibu,tak perlu menunggu anakmu
mungkin
dia berpesta di geliat waktu
merayakan
titik-titik kemenangan
atau
sedang larut pada euphoria reformasi
sudahlah,lebih
baik lelap saja pada malam yang masih setia menemanimu
ibu
menatap kosong
hatinya
pilu,lumpuh
tak
lagi mampu mengenali anaknya
dia
lupa cara disayangi tapi mampu mengasihi
meski
kini keriput menghampirinya
oh
ibu,senjamu kini menanti
Banjarmasin,29
November 2013
Ibu
di balik rindu
nak,duduklah
di sini
kita
mengeja senja lagi,seperti dulu
ketika
kau merangkak dan terus menatapku
seakan
kau meminta restu untuk bergerak
nak,
aku rindu memangkumu
menyenandungkan
romantisme burung-burung
diantara
lirih detak juang yang kau dendangkan
aku
rindu kamu ,nak
kini
aku tak lagi mengenalimu
mana
senayan yang dulu kita agungkan,sayang?
aku
melihatnya hingar bingar tanpa sepakat
inikah
wajah reformasi yang kau banggakan?
nak,
mendekatlah
aku
ingin mengecupmu dengan hangat
dengan
semangat yang dulu berkibar gagah
seperti
kibar sang saka di ujung langit
kemarilah
nak,ibu menunggumu
Banjarmasin,29
November 2013