Husnul Khuluqi
Dilahirkan di Kampung Krapyak, Kecamatan Lumbir, Banyumas, Jawa Tengah. Puisi-puisinya telah dipublikasikan de berbagai media massa Indonesia dan Brunei Darussalam seperti Swadesi, Suara Karya, Pikiran Rakyat, Bandung Pos, Koridor, Merdeka, Jurnal Puisi, Republika, Media Indonesia, Horison dan Bahana. Sedang antologi yang memuat puisinya adalah Trotoar (1996), Cisadane (1997), Antologi Puisi Indonesia 1997 (1997), Pabrik (1998), Resonansi Indonesia (2000), Jakarta Dalam Puisi Mutakhir (2000), Cisadane 2 (2002), Bisikan Kata Teriakan Kota (2003), dan Senandung Wereng Di Ujung Benteng (2004). Oktober 1997 mengikuti Bengkel Puisi yang diadakan oleh Majelis Sastra Asia Tenggara. Desember 1997 mengikuti PSN IX di Kayutanam, Sumatera barat. April 1999 mengikuti PSN X di Johor Baru, Malaysia. Desember 2003 mengikuti Temu Sastra Jakarta. Dan Juli 2004 mengikuti Temu Sastrawan MPU di Anyer, Banten. Salah satu puisinya :
Perempuan yang Melintasi Kampung Sunyi
-sepenggal catatan dari Cihuni
engkau pergi melintasi kampung sunyi
menyapa keheningan batu-batu, rerumputan
hijau, dan reranting semak
sebuah kota yang lama tumbuh di kepalamu
mendadak muncul lagi, seperti lengkung pelangi
di senja hari, bermain di pelupuk matamu
melintasi perkampungan yang senantiasa lenggang
engkau serasa memasuki negeri tanpa tuan. negeri
yang tumbuh dalam dongeng, yang tak luput diceritakan
dari mulut ke mulut
di tapal batas, engkau hanya menemukan
gerbang kayu, mengering dibakar waktu, letih
seperti bocah kecil yang lama menunggu ibu
kota yang sekian lama tumbuh dikepalamu
seperti sesayup lagu jauh yang tak tersentuh, tak
juga bisa engkau masuki pintu-pintunya
Di manakah kota itu, tempat pijak denyut
jantungku? Di manakah negeri itu, tempat berlayar
seluruh mimpi-mimpiku?”
setengah berteriak engkau bertanya pada retak
tanah di bawah sengat matahari merah
2005
Dilahirkan di Kampung Krapyak, Kecamatan Lumbir, Banyumas, Jawa Tengah. Puisi-puisinya telah dipublikasikan de berbagai media massa Indonesia dan Brunei Darussalam seperti Swadesi, Suara Karya, Pikiran Rakyat, Bandung Pos, Koridor, Merdeka, Jurnal Puisi, Republika, Media Indonesia, Horison dan Bahana. Sedang antologi yang memuat puisinya adalah Trotoar (1996), Cisadane (1997), Antologi Puisi Indonesia 1997 (1997), Pabrik (1998), Resonansi Indonesia (2000), Jakarta Dalam Puisi Mutakhir (2000), Cisadane 2 (2002), Bisikan Kata Teriakan Kota (2003), dan Senandung Wereng Di Ujung Benteng (2004). Oktober 1997 mengikuti Bengkel Puisi yang diadakan oleh Majelis Sastra Asia Tenggara. Desember 1997 mengikuti PSN IX di Kayutanam, Sumatera barat. April 1999 mengikuti PSN X di Johor Baru, Malaysia. Desember 2003 mengikuti Temu Sastra Jakarta. Dan Juli 2004 mengikuti Temu Sastrawan MPU di Anyer, Banten. Salah satu puisinya :
Perempuan yang Melintasi Kampung Sunyi
-sepenggal catatan dari Cihuni
engkau pergi melintasi kampung sunyi
menyapa keheningan batu-batu, rerumputan
hijau, dan reranting semak
sebuah kota yang lama tumbuh di kepalamu
mendadak muncul lagi, seperti lengkung pelangi
di senja hari, bermain di pelupuk matamu
melintasi perkampungan yang senantiasa lenggang
engkau serasa memasuki negeri tanpa tuan. negeri
yang tumbuh dalam dongeng, yang tak luput diceritakan
dari mulut ke mulut
di tapal batas, engkau hanya menemukan
gerbang kayu, mengering dibakar waktu, letih
seperti bocah kecil yang lama menunggu ibu
kota yang sekian lama tumbuh dikepalamu
seperti sesayup lagu jauh yang tak tersentuh, tak
juga bisa engkau masuki pintu-pintunya
Di manakah kota itu, tempat pijak denyut
jantungku? Di manakah negeri itu, tempat berlayar
seluruh mimpi-mimpiku?”
setengah berteriak engkau bertanya pada retak
tanah di bawah sengat matahari merah
2005