Setelah reformasi, korupsi merajalela. Kelaparan, kemiskinan semakin menjadi. Perebutan kekuasaan ada dimana-mana, Indonesia seakan hilang.
NEGERI (YANG) HILANG I
inikah wajah Indonesia
muram, pucat pasi
bau anyir darah di setiap penjuru
inikah tubuh Indonesia
begitu dekil dan kotor
sumpah serapah terdengar membahana
inilah rakyat Indonesia
yang mati sebelum ajal
Tangerang, 17 Juni 2013
NEGERI (YANG) HILANG II
ibuku, ibu bumi
menangis tanpa isak
airmatanya merah, darah
luka di sekujur tubuh
sayatan pedih, hijau yang hilang
ibuku, ibu bumi
tiada kesempatan napas lagi
asap-asap menyesakan
keadilan yang mati
ibuku, ibu bumi
tanpa daya, tercerabut nyawa
oleh elit berdasi
luka di atas luka
negeri yang hilang
Tangerang, 12 Juli 2013
HILANG DALAM SEBUAH ATLAS
kesombongan telah meruntuhkan sebuah kota
sungai-sungai menghitam
bumi penuh sampah
aliran laju kendaraan tiada henti
ini adalah kota yang hina
bukan karena perempuan lacur
yang tiap siang-malam menjajakan diri
tapi, karena elit berdasi
sang penguasa tak lagi peduli
runtuh, mati adalah kota yang hilang
tak ada lagi meskipun dalam sebuah atlas
Depok, 12 September 2013
LAPAR
piring, sendok, garpu, gelas
kosong, jatuh pyar
Surabaya, Januari 2013
SEORANG BOCAH BERTANYA TENTANG KORUPTOR
seperti rumput liar tercerabut
akarnya masih tertinggal
oleh matahari tumbuh lagi
telah mendarah daging
hanya kematian memisah
di desa maupun kota
di jalanan, pasar, kantor, sekolah,
rumah sakit sampai instansi pemerintah
merambah hingga terdalam
begitu busuk menyengat
bagai onggokan sampah
hanya api yang bisa memusnahkan
ya......kematian dan api
Tangerang, 5 Juli 2013
MONYET BERDASI
aku lihat monyet berdasi
di lembaga kita, memperebutkan pisang
mereka berjingkrak kegirangan
ketika kota menjadi ladang pisang
Depok, 29 Mei 2013
Diana Roosetindaro, lahir di Kartasura, 22 November 1969. Sejak kecil suka melukis dan menulis. Pernah bergabung di Sanggar Teater Gidag Gidig Surakarta (1986) dan Surya Sine Studio Jakarta (1989-1990). Tahun 1995, melakukan atraksi melukis dengan rambut yang disiram cat serta pameran lukisan secara tunggal bertajuk Cinta di THR Surabaya.
Dalam tahun yang sama mengikuti lomba drama lima kota di Cak Doerasim Surabaya. Saat ini mulai menggeluti dunia puisi setelah tiga belas tahun tak dijamah. Yang menjadi obsesinya dapat berarti dan memberi arti bagi dunia seni.
Beberapa puisinya tergabung pada antologi puisi bersama; Kartini masih disitukah kau? (April 2013), Mei Wulan (Mei 2013), Pancasila Mencinta (Agustus 2013), ketiganya diterbitkan Penerbit D3M Kail-Tangerang. Puisi Menolak Korupsi 2a dan 2b penerbit Forum Sastra Surakarta.
Saat ini tinggal di toko subur jalan jendral akhmad yani 56 kartasura
no hp. 083878874769
fotonya dapat diambil di profilku, kawan