TEKS SULUH


Jumat, 01 November 2013

FRIEDA AMRAN

FRIEDA AMRANKLIPPING HARIAN LAHAT.COM : 
FRIEDA AMRAN




Lahat, Harianlahat.com – Hampir dini hari Selasa, 29 Oktober 2013 Harianlahat.com berbincang dengan Frieda Amran penggagas dan salah satu penulis Buku Cerita Rakyat Batangari Sembilan: Lahat melalui jejaring sosial. Dalam catatan Harianlahat.com Ibu Frieda begitu kami memanggil, ia belajar antropologi di UI dan Leiden; penggagas, pendiri dan executive director WARISS (Warisan Insan di Selatan Sumatera); pengasuh rubrik ‘Palembang Tempo Doeloe’, Harian Berita Pagi (Palembang) dan penulis tetap untuk ‘Wisata Kota Toea’, Harian Warta Kota, Jakarta dan kini tinggal di Negeri Belanda. Dia menyempatkan untuk menerima beberapa pertanyaan tentang proses Buku Cerita Rakyat Batangari Sembilan: Lahat yang ditulis oleh Frieda Amran dan Soufie Retorika sehingga dapat terbit dan bakal diluncurkan pada Sabtu, 2 Nopember 2013 nanti di Hotel Swarna Dwipa, jalan Tasik Palembang dengan pembicara Yudhy Syarofi.

Begini petikan dialog tersebut:
Harianlahat (HL): Asalamualaikum
Frieda Amran (FA): Waalaikum Salam
HL: Bu boleh saya meminta komentar perihal buku Cerita Rakyat Batangari Sembilan: Lahat
FA: baru inget, tadi soufie jugo minta. tapi aku bingung nak komentar apo
cobo jajang tanyo2, gek aku jawab
HL: baik, berapa lama persiapan Bu Freida menulis hingga proses cetak
FA: proses menulisnya lama sekali. kalau tidak salah, idenya mulai tengah 2011. Bahannya sudah terkumpul dan sudah diatur urutannya, tetapi bentuknya belum memuaskan. Belum enak dibaca
Pak Wari sangat mendukung sejak awal, akan tetapi karena sesuatu dan lain hal, dana untuk penerbitan buku itu susah diperoleh. tapi itu ngga ada hubungannya dengan pak wari.
Saya agak enggan meminta soufie serius menulis dan mengolahnya kalau tidak ada kemungkinan memberinya honor. Begitu pula dengan pak Karim, ilustrator kami. Akan tetapi, yang membuat saya sangat terharu, ketika masalah finansial itu saya ceritakan kepada soufie dan pak karim, keduanya mengatakan bahwa itu tidak menjadi masalah karena mereka tulus ingin menyumbang usaha pelestarian budaya melalui tulisan dan lukisan.
Lalu, kami mulai mengolah serius. Tetapi, saya sebetulnya penulis non-fiksi dan soufie pun penulis feature. Saya sendiri tidak suka membaca yang sudah ditulis. Penerbit lalu saya minta ikut membacanya. Dialah yang menyarankan agar dicoba diolah dengan model cerpen. Nah, dengan susah payah, model cerpen itulah yg akhirnya diterapkan.
terus terang, saya sudah sangat bersemangat dengan dukungan pak wari. Dan sangat mendukung usul ketua DPRD Lahat untuk menjadikannya bahan bacaan sekolah (walau ada beberapa bagian yang mungkin harus disesuaikan untuk anak-anak SD).
Buku itu sudah saya tunjukkan kepada beberapa orang asing, antara lain Richard McGinn, gurubesar linguistik–ahli bahasa Rejang–di Univ Ohio, USA (ia menuliskan kata pengantar di buku). Juga kepada John McGlynn (direktur Lontar Foundation) dan Barbara Johnson dari Indonesian Heritage Society. Ketiganya memang mengusulkan agar buku itu diajukan sebagai bahan bacaan unuk pengenalan jati diri bangsa di sekolah-sekolah di Lahat.
HL: Kenapa Lahat yang pertama menjadi utama dalam penulisan cerita rakyat ini ya, tidak Palembang umpamanya
FA: O itu kebetulan saja. Soufie rajin mengirimkan featurenya ke saya melalui fb dan email. lalu saya terpikir mengajaknya menulis bersama. Saya suka karena soufie mencari sendiri cerita-cerita itu melalui wawancara dengan orang2 tua. Sekarang tidak banyak lagi orang yang meluangkan waktu untuk menggali cerita-cerita itu dan menuangkannya dalam tulisan untuk media. Banyak yang menulsikan di blog, tetapi itu jangkauan pembacanya terbatas. Dengan menuliskan feature di harian, saya anggap/pikir bahwa soufie berusaha mengingatkan dan menyadarkan orang mengenai cerita warisan nenek moyang. Saya suka itu. Karena itu, saya tertarik membantunya mengembangkan arah minatnya.
Lagipula, perhatian kita juga patut diberikan kepada daerah-darah lain di Sumsel, selain Palembang.
Jajang, sorry. saya mau tidur dulu ya. besok pagi-pagi sudah harus berangkat ke palembang
HL: baik bu, terimakasih atas waktu dan komentarnya
selamat beristirahat [jajangrkawentar]