Puji Santosa adalah peneliti utama bidang sastra Indonesia dan Daerah, kritikus sastra, penulis cerpen remaja, penulis cerita anak, dan beberapa artikel budaya. Dia dilahirkan di kota Madiun, Jawa Timur, pada 11 Juni 1961. Pendidikan dasar dan sekolah menengahnya diselesaikan di kota kelahirannya, Madiun, hingga tamat tahun 1981. Kemudian dia melanjutkan studinya ke Jurusan Sastra Indonesia dan Filsafat pada Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan berhasil meraih kesarjanaannya pada tahun 1986 dengan mempertahankan skripsi berjudul “Tabiat Tanda-Menanda dan Tafsir Amanat Sajak ‘Rakyat Adalah Sumber Ilmu’ Karya W.S. Rendra: Sebuah Pendekatan Semiotika”. Dia pun juga berhasil meraih gelar Magister Humaniora (S-2) dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia, tahun 2002, dengan mempertahan tesisnya bertajuk “Makna Kehadiran Nuh dalam Puisi Indonesia Modern”. Pendidikan tambahan ditempuh dengan berbagai penataran kebahasaan dan kesusastraan yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan, antara lain: (1) Penataran Peningkatan Mutu Kebahasaan dan Kesastraan (1988), (2) Penataran Ejaan Bahasa Indonesia (1989), (3) Penataran Penelitian Sastra: Strukturalisme (1990), (4) Penataran Penelitian Sastra: Semiotika (1991), (5) Penataran Penelitian Sejarah Sastra (1992), (6) Penataran Penelitian Sastra Tahap I dan II (1995—1996), dan (7) Penataran Penyuntingan Bahasa (1998).
Sambil menyelesaikan studi sarjananya, Puji Santosa pernah mengajar bimbingan tes masuk ke perguruan tinggi pada “Gemini Studi Club” Surakarta (1983—1985) dan guru tidak tetap SMP Tunas Pembangunan Madiun (1984—1985). Setelah menyelesaikan kesarjanannya, dia segera mengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Madiun (1986—1988). Selama dua tahun dia mengajar di IKIP PGRI Madiun, lalu hijrah ke Jakarta berdinas di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (sekarang Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Kementrian Pendidikan Nasional), Jakarta (1988—sekarang).
Kini, Puji Santosa menjabat sebagai Koordinator Jabatan Fungsional (KJF) Peneliti, Arsiparis, dan Pustakawan di lingkungan Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, Badan Bahasa, Kementrian Pendidikan Nasional, sejak 1 April 2009. Hal ini berkaitan dengan tugasnya sebagai peneliti utama di bidang kesusastraan Indonesia dan Daerah pada Badan Bahasa, Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta, dengan pangkat Peneliti Utama (TMT 1 Maret 2010, dengan angka kredit 1.114,60). Peneliti aktif ini pernah menjadi anggota dan pengurus HISKI (Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia), anggota HPBI (Himpunan Pembina Bahasa Indonesia), dan anggota MLI (Masyarakat Linguistik Indonesia) Cabang Komisariat Pusat Bahasa, serta anggota dan pengurus Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu) Ranting Rahayu Madiun (1986—1988), Pangestu Cabang Jakarta I (1988—1998), Pangestu Ranting Bekasi (1998—sekarang), Pangestu Pusat (2002—2006; 2010--sekarang), dan Wakil Koordinator Pangestu Wilayah Kalimantan (2006—2008). Dia pernah juga bertugas di Kalimantan Tengah, Palangkaraya, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, selama 27 bulan (September 2006—Desember 2008). Di Kalimantan Puji Santosa aktif menggalang kerja sama kebahasaan dan kesusastraan dengan berbagai institusi, terutama dengan pemerintah daerah: provinsi, kota, dan kabupaten, dengan media massa, sastrawan, wartawan, guru, dosen, dan MGMP Bahasa Indonesia SLTP dan SLTA kota Palangkaraya.
Karier Puji Santosa di Jakarta pernah menjadi Tutor Bahasa Indonesia pada Program Penyetaraan D-II Guru-Guru Sekolah Dasar, Universitas Terbuka, Jakarta (1994), dosen Jurusan Sastra Indonesia dan Sastra Jepang pada Fakultas Sastra Universitas Nasional, Jakarta (2002–2006), dosen bahasa pemerintahan pada Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIP-AN) Jakarta (2004–2006), penulis modul, korektor, dan tutor PGSD S-1 Universitas Terbuka untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Provinsi Banten (2003—2006). Selain itu, dia juga sering diundang untuk mengajar tentang penelitian, penulisan karya tulis ilmiah, dan bahasa jurnal ilmiah, oleh: (1) Litbang Departemen Agama Republik Indonesia (2003), (2) Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) (2003—2006), (3) Politeknik Departemen Kesehatan Jakarta III (2005—2006), dan (4) Departemen Kelautan dan Perikanan (2004). Di lembaga tempatnya bekerja, Puji Santosa pernah menjadi staf Bidang Perkamusan dan Peristilahan (1 Maret—31 Agustus 1988), staf Peneliti Bidang Sastra Indonesia dan Daerah (1 September 1988—28 Februari 2006), staf Kodifikasi dan Pembakuan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah (1 Maret—30 September 2006), Pelaksana Harian Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah di Palangkaraya (29 September 2006—10 Desember 2008), Ketua Tim Penilai Instansi Tenaga Fungsional Peneliti (sejak 1 Februari 2009 hingga kini), dan Koordinator Jabatan Fungsional (KJF) Peneliti, Arsiparis, dan Pustakawan (1 April 2009 hingga kini).
Sejak duduk di bangku sekolah menengah dia telah gemar menulis "roman sacuwil" (cerpen remaja) dan cerita "taman putra" (cerita anak) pada majalah berbahasa Jawa, Jaya Baya (Surabaya). Kemudian tulisannya merambah ke surat kabar nasional dan daerah lain, seperti Berita Buana, Terbit, Sinar Pagi Minggu, Merdeka, Pelita, Dayak Pos, Kalteng Pos, Borneo News, Radar Banjarmasin, Jurnal Nasional, dan Jayakarta. Majalah dan buletin juga dirambah tulisannya, antara lain, Cakrawala (IKIP PGRI Madiun), MIBAS, Akademika, dan Kajian Linguistik dan Sastra (Universitas Muhammadiyah Surakarta), Fenomena/Fenolingua (Universitas Widyadharma Klaten), Semiotika (Fakultas Sastra Universitas Negeri Jember), Gema Panca Marga (Pemuda Pangestu Yogyakarta), Suar Betang (Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah), LOA (Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur), Bahasa dan Sastra, Atavisme (Jakarta, Surabaya), Tiara Bahasa, Horison, Kakilangit, Kebudayaan, Dwija Wara, Sawo Manila (Jakarta), Bahana dan Pangsura (Brunei Darussalam). Dia pernah mendapat penghargaan Juara III Lomba Penulisan Esai Hari Kesaktian Pancasila, diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996), serta Bintang Budaya dan Piagam Budaya Jawa dari Pusat Lembaga Kebudayaan Jawi Surakarta (2005) sebagai sastrawan.
Buku-buku teori, kritik sastra, penelitian sastra, dan cerita anak yang ditulis sendiri, antara lain, (1) Teori Sastra (IKIP PGRI Madiun, 1986), (2) Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra (Angkasa, Bandung, 1993), (3) Kisah Syeh Mardan (cerita anak, Pusat Bahasa, Jakarta, 1995), (4) Pengetahuan dan Apresiasi Sastra dalam Tanya-Jawab (Nusa Indah, Ende-Flores, 1996), (5) Bahtera Kandas di Bukit: Kajian Semiotika Sajak-sajak Nuh (kritik sastra, Tiga Serangkai, Solo, 2003), (6) Pandangan Dunia Darmanto Jatman (penelitian dan kritik sastra, Pusat Bahasa, Jakarta, 2006), (7) Menggapai Singgasana (cerita anak, Pusat Bahasa, Jakarta, 2008), dan (8) Kekuasaan Zaman Edan: Derajat Negara Tampak Sunya Ruri (Yogyakarta: Pararaton, 2010).
Buku ditulis bersama (tim), antara lain: (1) Panduan Belajar Bahasa Indonesia SMP (serial 6 jilid, Yudhistira, Jakarta, 1991), (2) Terampil Berbahasa Indonesia SMP (serial 6 jilid, Mitra Gama, Yogyakarta, 2000), (3) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD (modul UT, 2003), (4) Citra Manusia dalam Drama Indonesia Modern 1920—1960 (Pusat Bahasa,1993), (5) Citra Manusia dalam Drama Indonesia Modern 1960—1980 (Pusat Bahasa,1998), (6) Struktur Sajak-sajak Abdul Hadi W.M. (Pusat Bahasa, 1996), (7) Analisis Sajak-Sajak J.E. Tatengkeng (Pusat Bahasa, 1995), (8) Soneta Indonesia: Analisis Struktur dan Tematik (Pusat Bahasa, 1996), (9) Unsur Erotisme dalam Cerita Pendek Tahun 1950-an (Pusat Bahasa, 1998), (10) Drama Indonesia Modern dalam Majalah Indonesia, Siasat, dan Zaman Baru 1945--1965: Analisis Tema dan Amanat Disertai Ringkasan dan Ulasan (Pusat Bahasa, 2003), (11) Sastra Keagamaan dalam Perkembangan Sastra Indonesia: Puisi 1946—1965 (Pusat Bahasa, 2004), (12) Pandangan Dunia Motinggo Busye (Kantor Bahasa Provinsi Lampung, 2008), (13) Kritik Sastra: Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2009), (14) Estetika: Sastra, Sastrawan, dan Negara (Pararaton,Yogyakarta, 2009), (15) Struktur dan Nilai Mitologi Melayu dalam Puisi Indonesia Modern (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2010), (16) Sastra dan Mitologis: Telaah Dunia Wayang dalam Sastra Indonesia (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2010), dan (17) Dunia Kesusastraan Nasjah Djamin dalam Novel Malam Kuala Lumpur (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2011).
Beberapa artikel kritik sastranya dimuat dalam buku antologi, antara lain, (1) Dendy Sugono dan Suladi (2000) Kiprah HPBI 2000: Bahasa Indonesia, Negara, dan Era Globalisasi (Jakarta: HPBI Pusat), (2) Sudiro Satoto dan Zainuddin Fanani (2000) Sastra: Ideologi, Politik, dan Kekuasaan (Surakarta: Muhammadiyah University Press), (3) Sujarwanto dan Jabrohim (2002) Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transformasi Sosial Budaya Abad XXI (Yogyakarta: Gama Media dan Universitas Ahmad Dahlan), (4) B. Trisman (et al., 2003) Antologi Esai Sastra Bandingan dalam Sastra Indonesia Modern (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia), (5) T. Christomy dan Untung Yuwono (2004) Semiotika Budaya (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia), (6) Ibnu Wahyudi (2004) Menyoal Sastra Marginal (Jakarta: Wedatama Widya Sastra bekerja sama dengan Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Pusat), dan (7) dalam Abdul Hadi W.M. et al (2010) Kakawin dan Hikayat: Refleksi Sastra Nusantara 3 (Jakarta, Pusat Bahasa, Kementrian Pendidikan Nasional).
Puisi-puisi karya Puji Santosa pernah dibicarakan oleh Slamet Sukirnanto pada acara Dialog Penyair Jakarta (7—8 November 1989) di Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM). Makalah Slamet Sukirnanto yang mengulas sajak-sajak Puji Santosa itu kemudian dimuat di harian Berita Buana, 28 November 1989. Yan Mujiyanto pun pernah mengulas sajak-sajak Puji Santosa dalam Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, 9—10 Oktober 2001, dan dibukukan dalam Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transformasi Sosial Budaya Abad XXI (editor Sujarwanto dan Jabrohim, Yogyakarta: Gama Media, 2001). Beberapa puisinya juga terkumpul dalam Konstruksi Jejak (Taman Budaya Surakarta, 2011).
Sambil menyelesaikan studi sarjananya, Puji Santosa pernah mengajar bimbingan tes masuk ke perguruan tinggi pada “Gemini Studi Club” Surakarta (1983—1985) dan guru tidak tetap SMP Tunas Pembangunan Madiun (1984—1985). Setelah menyelesaikan kesarjanannya, dia segera mengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Madiun (1986—1988). Selama dua tahun dia mengajar di IKIP PGRI Madiun, lalu hijrah ke Jakarta berdinas di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (sekarang Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Kementrian Pendidikan Nasional), Jakarta (1988—sekarang).
Kini, Puji Santosa menjabat sebagai Koordinator Jabatan Fungsional (KJF) Peneliti, Arsiparis, dan Pustakawan di lingkungan Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, Badan Bahasa, Kementrian Pendidikan Nasional, sejak 1 April 2009. Hal ini berkaitan dengan tugasnya sebagai peneliti utama di bidang kesusastraan Indonesia dan Daerah pada Badan Bahasa, Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta, dengan pangkat Peneliti Utama (TMT 1 Maret 2010, dengan angka kredit 1.114,60). Peneliti aktif ini pernah menjadi anggota dan pengurus HISKI (Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia), anggota HPBI (Himpunan Pembina Bahasa Indonesia), dan anggota MLI (Masyarakat Linguistik Indonesia) Cabang Komisariat Pusat Bahasa, serta anggota dan pengurus Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu) Ranting Rahayu Madiun (1986—1988), Pangestu Cabang Jakarta I (1988—1998), Pangestu Ranting Bekasi (1998—sekarang), Pangestu Pusat (2002—2006; 2010--sekarang), dan Wakil Koordinator Pangestu Wilayah Kalimantan (2006—2008). Dia pernah juga bertugas di Kalimantan Tengah, Palangkaraya, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, selama 27 bulan (September 2006—Desember 2008). Di Kalimantan Puji Santosa aktif menggalang kerja sama kebahasaan dan kesusastraan dengan berbagai institusi, terutama dengan pemerintah daerah: provinsi, kota, dan kabupaten, dengan media massa, sastrawan, wartawan, guru, dosen, dan MGMP Bahasa Indonesia SLTP dan SLTA kota Palangkaraya.
Karier Puji Santosa di Jakarta pernah menjadi Tutor Bahasa Indonesia pada Program Penyetaraan D-II Guru-Guru Sekolah Dasar, Universitas Terbuka, Jakarta (1994), dosen Jurusan Sastra Indonesia dan Sastra Jepang pada Fakultas Sastra Universitas Nasional, Jakarta (2002–2006), dosen bahasa pemerintahan pada Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIP-AN) Jakarta (2004–2006), penulis modul, korektor, dan tutor PGSD S-1 Universitas Terbuka untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Provinsi Banten (2003—2006). Selain itu, dia juga sering diundang untuk mengajar tentang penelitian, penulisan karya tulis ilmiah, dan bahasa jurnal ilmiah, oleh: (1) Litbang Departemen Agama Republik Indonesia (2003), (2) Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) (2003—2006), (3) Politeknik Departemen Kesehatan Jakarta III (2005—2006), dan (4) Departemen Kelautan dan Perikanan (2004). Di lembaga tempatnya bekerja, Puji Santosa pernah menjadi staf Bidang Perkamusan dan Peristilahan (1 Maret—31 Agustus 1988), staf Peneliti Bidang Sastra Indonesia dan Daerah (1 September 1988—28 Februari 2006), staf Kodifikasi dan Pembakuan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah (1 Maret—30 September 2006), Pelaksana Harian Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah di Palangkaraya (29 September 2006—10 Desember 2008), Ketua Tim Penilai Instansi Tenaga Fungsional Peneliti (sejak 1 Februari 2009 hingga kini), dan Koordinator Jabatan Fungsional (KJF) Peneliti, Arsiparis, dan Pustakawan (1 April 2009 hingga kini).
Sejak duduk di bangku sekolah menengah dia telah gemar menulis "roman sacuwil" (cerpen remaja) dan cerita "taman putra" (cerita anak) pada majalah berbahasa Jawa, Jaya Baya (Surabaya). Kemudian tulisannya merambah ke surat kabar nasional dan daerah lain, seperti Berita Buana, Terbit, Sinar Pagi Minggu, Merdeka, Pelita, Dayak Pos, Kalteng Pos, Borneo News, Radar Banjarmasin, Jurnal Nasional, dan Jayakarta. Majalah dan buletin juga dirambah tulisannya, antara lain, Cakrawala (IKIP PGRI Madiun), MIBAS, Akademika, dan Kajian Linguistik dan Sastra (Universitas Muhammadiyah Surakarta), Fenomena/Fenolingua (Universitas Widyadharma Klaten), Semiotika (Fakultas Sastra Universitas Negeri Jember), Gema Panca Marga (Pemuda Pangestu Yogyakarta), Suar Betang (Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah), LOA (Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur), Bahasa dan Sastra, Atavisme (Jakarta, Surabaya), Tiara Bahasa, Horison, Kakilangit, Kebudayaan, Dwija Wara, Sawo Manila (Jakarta), Bahana dan Pangsura (Brunei Darussalam). Dia pernah mendapat penghargaan Juara III Lomba Penulisan Esai Hari Kesaktian Pancasila, diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996), serta Bintang Budaya dan Piagam Budaya Jawa dari Pusat Lembaga Kebudayaan Jawi Surakarta (2005) sebagai sastrawan.
Buku-buku teori, kritik sastra, penelitian sastra, dan cerita anak yang ditulis sendiri, antara lain, (1) Teori Sastra (IKIP PGRI Madiun, 1986), (2) Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra (Angkasa, Bandung, 1993), (3) Kisah Syeh Mardan (cerita anak, Pusat Bahasa, Jakarta, 1995), (4) Pengetahuan dan Apresiasi Sastra dalam Tanya-Jawab (Nusa Indah, Ende-Flores, 1996), (5) Bahtera Kandas di Bukit: Kajian Semiotika Sajak-sajak Nuh (kritik sastra, Tiga Serangkai, Solo, 2003), (6) Pandangan Dunia Darmanto Jatman (penelitian dan kritik sastra, Pusat Bahasa, Jakarta, 2006), (7) Menggapai Singgasana (cerita anak, Pusat Bahasa, Jakarta, 2008), dan (8) Kekuasaan Zaman Edan: Derajat Negara Tampak Sunya Ruri (Yogyakarta: Pararaton, 2010).
Buku ditulis bersama (tim), antara lain: (1) Panduan Belajar Bahasa Indonesia SMP (serial 6 jilid, Yudhistira, Jakarta, 1991), (2) Terampil Berbahasa Indonesia SMP (serial 6 jilid, Mitra Gama, Yogyakarta, 2000), (3) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD (modul UT, 2003), (4) Citra Manusia dalam Drama Indonesia Modern 1920—1960 (Pusat Bahasa,1993), (5) Citra Manusia dalam Drama Indonesia Modern 1960—1980 (Pusat Bahasa,1998), (6) Struktur Sajak-sajak Abdul Hadi W.M. (Pusat Bahasa, 1996), (7) Analisis Sajak-Sajak J.E. Tatengkeng (Pusat Bahasa, 1995), (8) Soneta Indonesia: Analisis Struktur dan Tematik (Pusat Bahasa, 1996), (9) Unsur Erotisme dalam Cerita Pendek Tahun 1950-an (Pusat Bahasa, 1998), (10) Drama Indonesia Modern dalam Majalah Indonesia, Siasat, dan Zaman Baru 1945--1965: Analisis Tema dan Amanat Disertai Ringkasan dan Ulasan (Pusat Bahasa, 2003), (11) Sastra Keagamaan dalam Perkembangan Sastra Indonesia: Puisi 1946—1965 (Pusat Bahasa, 2004), (12) Pandangan Dunia Motinggo Busye (Kantor Bahasa Provinsi Lampung, 2008), (13) Kritik Sastra: Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2009), (14) Estetika: Sastra, Sastrawan, dan Negara (Pararaton,Yogyakarta, 2009), (15) Struktur dan Nilai Mitologi Melayu dalam Puisi Indonesia Modern (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2010), (16) Sastra dan Mitologis: Telaah Dunia Wayang dalam Sastra Indonesia (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2010), dan (17) Dunia Kesusastraan Nasjah Djamin dalam Novel Malam Kuala Lumpur (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2011).
Beberapa artikel kritik sastranya dimuat dalam buku antologi, antara lain, (1) Dendy Sugono dan Suladi (2000) Kiprah HPBI 2000: Bahasa Indonesia, Negara, dan Era Globalisasi (Jakarta: HPBI Pusat), (2) Sudiro Satoto dan Zainuddin Fanani (2000) Sastra: Ideologi, Politik, dan Kekuasaan (Surakarta: Muhammadiyah University Press), (3) Sujarwanto dan Jabrohim (2002) Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transformasi Sosial Budaya Abad XXI (Yogyakarta: Gama Media dan Universitas Ahmad Dahlan), (4) B. Trisman (et al., 2003) Antologi Esai Sastra Bandingan dalam Sastra Indonesia Modern (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia), (5) T. Christomy dan Untung Yuwono (2004) Semiotika Budaya (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia), (6) Ibnu Wahyudi (2004) Menyoal Sastra Marginal (Jakarta: Wedatama Widya Sastra bekerja sama dengan Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Pusat), dan (7) dalam Abdul Hadi W.M. et al (2010) Kakawin dan Hikayat: Refleksi Sastra Nusantara 3 (Jakarta, Pusat Bahasa, Kementrian Pendidikan Nasional).
Puisi-puisi karya Puji Santosa pernah dibicarakan oleh Slamet Sukirnanto pada acara Dialog Penyair Jakarta (7—8 November 1989) di Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM). Makalah Slamet Sukirnanto yang mengulas sajak-sajak Puji Santosa itu kemudian dimuat di harian Berita Buana, 28 November 1989. Yan Mujiyanto pun pernah mengulas sajak-sajak Puji Santosa dalam Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, 9—10 Oktober 2001, dan dibukukan dalam Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transformasi Sosial Budaya Abad XXI (editor Sujarwanto dan Jabrohim, Yogyakarta: Gama Media, 2001). Beberapa puisinya juga terkumpul dalam Konstruksi Jejak (Taman Budaya Surakarta, 2011).