TEKS SULUH


Jumat, 18 November 2016

Mira Antigone Sejanak menikmati kopimu:DUA SENDOK SERBUK KOPI DAN SESENDOK GULA

Mira Antigone Sejanak menikmati kopimu :


DUA SENDOK SERBUK KOPI DAN SESENDOK GULA

Pagi,
masih ku ingat bagaimana kau ajarkan aku
terjaga dari perca selimut yang membungkus rentang malam-malamku.
Dingin, buta berjalan menuju tungku
membakar senyap hingga jadi bara di titik beku.
Tanpa beralas kaki bisu ku sapa sumur di pekarangan belakang yang lengang
Seperti biasa sumur itu bertanya seberapa dalam
waktu yang dapat ku timba.
Hanya gigil dan rekah pipi
merah jambu yang dapat ku tawarkan sebagai jawaban yang kekal.

Di balik bilik, ku dengar kau igau takaran;
dua sendok serbuk kopi serta sesendok gula dalam gelas kopi kusam.
Air tertuang dan aku menunggu ketel mendenguskan nafasku buram
uap yang membakar sisi-sisi mimpi
mimpi yang tersobek dari perca selimut;
menyapa sumur di sujud sungkur di selaput fajar
mimpimu yang tercegat terlampau bergegas ingin merangkum senja
terburu kau terbangun dengan warna terseduh
bukan dengan air yang terjerang di ketel,
bukan karena takaranmu namun hati mataharimu lah yang buat luka makin menganga
Bunga-bunga kopi menangis mengutuk pada pagi
meratapi serbuk-serbuk yang terlanjur kau cecap
sementara batang-batang tebu menaburkan manis jalang berpulang pada lautan.
dua sendok serbuk kopi dan sesendok gula, apakah yang tersisa di sana?
Mira Astra
Munduk, 13/11/11