TEKS SULUH


Jumat, 18 November 2016

PENDEMO, Samsuni Sarman

PENDEMO

kaki melepuh
sendal jepit sejak di tugu monas putus sebelah, mentari garang membakar jalan aspal menuju istana, gamis dan surban bau keringat, kuteguk air mineral dalam botol setengahnya
tak ada teriakan
aku bisu
mataku gelap
tapi api berkobar di tanganku
dan setiap langkahku meninggalkan jejak api
"Presiden pergi sejak pagi"
lantas buat siapa kobaran api ini kugenggam, kehangatan yang ingin kupersembahkan, dan kebusukan yang akan kuhanguskan, sontoloyo

di tangga istana
telanjang dada, aku semakin membisu tanpa kata dan teriakan - walaupun moncong senjata membidik ubun-ubun dan pagar kawat berduri mencabik kulit tubuhku, mesti kau ingat, ini sejarah kemanusiaan tak terperikan
dan sendal jepit yang putus sebelah ini kuletakkan di tangga istana agar nanti jika kau pulang sempat memungut dan menyesali kepergian hingga seseorang memberi khabar tentang kematian nurani, dan terpanggang oleh nyala api sang pendemo.
jakarta 14/11/16