TEKS SULUH


Jumat, 31 Januari 2020

Mengenal sastrawan : Beni R Budiman

Di Pelabuhan Cirebon

“Mon beau navire O ma memoire

Avons-nous assez navigue”(Guillame Apollinaire)

Di pelabuhan Cirebon, laut dan hatiku beradu

Gemuruh, Kapal-kapal berlayar dan berlabuh

Dan aku diam berjaga menanti senja yang entah:

O hidup, pelayaran sebentar, sebentar saja sampai!

Dalam penantian, aku jadi teringat dirimu, adikku

Kapal-kapal yang berlayar dan berlabuh, menjadi milik kita

Terbuat dari sobekan kertas buku-buku pelajaran sepulang

Sekolah. Dan kitapun melaju di parit dan selokan

Dengan senyuman. Dan kita selalu lupa pada ibu

Yang suka marah, bila memeriksa buku yang kita punyai

Di pelabuhan Cirebon, adikku sayang

Aku mengenangmu sambil menanti senja

Senja kematian yang menawan dan menyenangkan

1993

pada Kumpulan Sajak “Penunggu Makam” Beni R. Budiman.

KASMARAN

bersama Diwana Fikri Aghniya

Tiba-tiba saja kita seperti orang yang sedang

Belajar menjadi anak dan ayah. Di mesjid itu

Keharuan seperti sungai gunung mencari lembah

Dan kita hanyutkan harapan sampai ke ujung sepi

Muara bagi setiap doa dan ikan membuat janji

Kita pun menjelma puisi yang hidup di antara dua

Keabadian surga dan neraka. Kita berkhayal sebagai

Keluarga Lukman yang kekal sepanjang zaman. Tenang

Bersama wajah-wajah malaikat yang putih. Dan Tuhan

Kita terus kasmaran sepanjang kumandang azan. Dan

Lupa pada bumi yang selalu menyanyikan lagu pilu

Juga pada rumah yang penuh desah dan tumpukan

sampah

Kita terus berpelukan dalam irama Tuhan. Berlayar

Di antara pulau-pulau yang kemilau, mencari Lukman …

1996

pada Dua Kumpulan Sajak”Penunggu Makam” Beni R. Budiman.

MELANKOLIA

Seperti barisan mahoni di tepi jalan

Tubuhku tegak sepanjang ceruk subuh

Dan bayang hitamku terkapar di aspal

Menekuri arah kendaraan dan merkuri

Azan berkumandang mengajakku pulang

Tapi gema membuat banyak makna suara

Menggambar persimpangan bagi langkah

Dan cuaca menawarkan mimpi indah juga

Derita. Aku bimbang di antara bintang

Sisa. Dan sebuah tabrakan keras sulit

Terhindarkan. Aku berantakan dan luka

Hati belah dua dalam langit melankolia

1996

pada Dua Kumpulan Sajak”Penunggu Makam” Beni R. Budiman

KARNAVAL

Dengan pakaian berwarna kita bergaya.

Beriring Dalam barisan bebek. Kita kembali sebagai anak

Pada karnaval hari-hari besar. Wajah bercahaya

Mulut penuh gula-gula. Hari-hari tinggal canda

Siapa punya air mata ? Di sini tak ada kata bernama

Duka. Mimpi dan imaji mengalahkan luka

Derita ibarat bahasa karangan bunga. Kepedihan

Hanya milik pejuang di medan perang. Kesedihan

Melayang. Dunia dihiasi lampu dan umbul-umbul

Pesta terus dirayakan. Karnaval masih berjalan

Parade bergerak lamban. Penyair memilih diam:

Siapa punya air mata? Siapa lebih suka tangisan?

1995

pada Dua Kumpulan Sajak”Penunggu Makam” Beni R. Budiman.

Beni R Budiman, lahir di desa Dawuan, Kadipaten, Majalengka, 10 September 1965. Pendidikan formal terakhirnya ditempuh di jurusan Bahasa Asing, Program Bahasa dan Sastra Prancis, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Bandung, hingga khatam. la menulis sejak masih duduk di bangku sekolah menengah. Semasa masih kuliah, ia aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler di bidang sastera, teater dan pers. Sajak-sajaknya hinggap di halaman “Pertemuan Kecil” Pikiran Rakyat. la pun mengumumkan sajak-sajaknya melalui surat kabar Bandung Pos, Surabaya Pos, Jawa Pos, Pelita, Suara Pembaruan, Media Indonesia, majalah sastera Horison, dan radio Deutsche Welle. Beberapa sajaknya turut dimuat dalam antologi Dua Wajah (1992), Mimbar PenyairAbad 21 (1996), Mafam Seribu Bulan, Cermin Alam, Tangan Besi, dan Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia (2000). Pada tahun 1996 ia turut diundang oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) untuk membacakan sajak-sajaknya dan berbicara mengenai sajak-sajaknya di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. la pun banyak menulis esai mengenai sastera dan kebudayaan. la wafat di Malangbong, Garut, 3 Desember 2002, setelah menderita penyakit jantung, paru-paru dan ginjal. Penunggu Makam adalah kumpulan sajak tunggal Beni R. Budiman yang pertama dan terakhir.(rg bagus warsono)