Gila, Terkadang Kitapun
Perlu Menjelma Narcissus Perlu Menjelma Sisipus
Gila, terkadang kitapun perlu menjelma Narcissus
merekontruksi jejak setapak yang pernah dilintasi
membumbunnya jadi pilar-pilar kepercayaan diri
Tersebab serupa elang
alangkah sulit mengukur lebar kepak sayap sendiri
perjalanan tak melulu dihitung dengan bentang jarak waktu
tapi juga oleh banyaknya prasasti gila kita
Gila, terkadang kitapun perlu menjelma Sisipus
mengulang setiap dakian puncak keluasan semesta.
jatuh bangun adalah irama kasidah memetiki bintang-bintang.
Tersebab serupa kunang-kunang
alangkah sulitnya merangkum cahaya
dalam gelap pekat malam, lalu menghimpun
kerlipnya jadikan suar : Kita pernah gila !
Imaji -1412 -1441H
Biodata Penyair:
Asro al Murthawy. Lahir Temanggung, pada tanggal 6 November. Adalah Ketua Umum Dewan Kesenian Merangin dan Anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jambi. Karya-karyanya terhimpun dalam Syahadat Senggama (k.puisi, 2017) Equabilibrium Retak (2007), Lagu Bocah Kubu (puisi, tanpa tahun), Kunun Kuda Lumping (k.Cerpen, 2016) dan berbagai antologi bersama sastrawan Indonesia lainnya. Karyanya yang lain: Pangeran Sutan Galumat (2017), Pengedum Si Anak Rimba (2018), Mengenal Lima Sastrawan Jambi (2018), Katan dan Jubah Sang Raja Hutan (2019) Bujang Peniduk (2019) dan Ujung Tanjung Muara Masumai (2019) diterbitkan oleh Kantor Bahasa Jambi sebagai Pemenang Sayembara.. Hadir dalam Temu Sastra Indonesia I (2008), Pertemuan Penyair Nusantara VI (2012) Jambi, MUNSI II (2017) Jakarta, Pertemuan Penyair Asia Tenggara (2018) Padang Panjang,dan Borobudur Writter And Cultural Festival (BWCF) (2019)
Nomor HP/WA 081274837162 Email: almurthawy@gmail.com
Perlu Menjelma Narcissus Perlu Menjelma Sisipus
Gila, terkadang kitapun perlu menjelma Narcissus
merekontruksi jejak setapak yang pernah dilintasi
membumbunnya jadi pilar-pilar kepercayaan diri
Tersebab serupa elang
alangkah sulit mengukur lebar kepak sayap sendiri
perjalanan tak melulu dihitung dengan bentang jarak waktu
tapi juga oleh banyaknya prasasti gila kita
Gila, terkadang kitapun perlu menjelma Sisipus
mengulang setiap dakian puncak keluasan semesta.
jatuh bangun adalah irama kasidah memetiki bintang-bintang.
Tersebab serupa kunang-kunang
alangkah sulitnya merangkum cahaya
dalam gelap pekat malam, lalu menghimpun
kerlipnya jadikan suar : Kita pernah gila !
Imaji -1412 -1441H
Biodata Penyair:
Asro al Murthawy. Lahir Temanggung, pada tanggal 6 November. Adalah Ketua Umum Dewan Kesenian Merangin dan Anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jambi. Karya-karyanya terhimpun dalam Syahadat Senggama (k.puisi, 2017) Equabilibrium Retak (2007), Lagu Bocah Kubu (puisi, tanpa tahun), Kunun Kuda Lumping (k.Cerpen, 2016) dan berbagai antologi bersama sastrawan Indonesia lainnya. Karyanya yang lain: Pangeran Sutan Galumat (2017), Pengedum Si Anak Rimba (2018), Mengenal Lima Sastrawan Jambi (2018), Katan dan Jubah Sang Raja Hutan (2019) Bujang Peniduk (2019) dan Ujung Tanjung Muara Masumai (2019) diterbitkan oleh Kantor Bahasa Jambi sebagai Pemenang Sayembara.. Hadir dalam Temu Sastra Indonesia I (2008), Pertemuan Penyair Nusantara VI (2012) Jambi, MUNSI II (2017) Jakarta, Pertemuan Penyair Asia Tenggara (2018) Padang Panjang,dan Borobudur Writter And Cultural Festival (BWCF) (2019)
Nomor HP/WA 081274837162 Email: almurthawy@gmail.com