Puisi Gila
Ramadhan Abdullah
Ramadhan Abdullah
Fitnah dunia seksi, seks alkohol perampokan puisi kata-kata
Musnah rima amoral kecanduan
Pemerintah melahap harta jabatan politik, rakyat sengsara. Martir judi balapan lubang vagina penis
panjang berjatuhan karena ambisi
Tumbuh berkembang anak cucu
Air putih mengalir di urat nadi
Gunung-gunung pun hancur berkeping
Mengeluarkan lahar darah, di puncaknya
Ah, ah, ah, aku mimisan.
Celana bajuku sobek pengangguran
Kantongku ijazah tak berguna
Kolong jembatan aku berteduh
Meminta belas kasih para pelacur
Membuka lubangnya yang merah berbulu
Hijau tanaman padi petani yang gersang ladang kemarau
Tanpa kesejahteraan
Istana raja-raja menjulang megah
Birahi perawan tua tanpa kepedulian
Sesuap nasi ditiadakan cinta permata
Pergelangan tangan jahil
Pacuan kuda malam-malam
Terasa bumi adalah manusia
Surga dibelahan dada yang tersisa
Dua ribu rupiah untuk sabun pencuci
Noltalgia taman indah, remang rembulan
Menembum pori-pori dahaga
Kaum remaja hobinya gila dewasa
Besar kuat hitam legam
Tapi hayalan belaka tak terbalas
Aku
Kau
Kita
Mereka
Pemerintah
Berdagang
Menghitung jajan
Jadi tulang
Tanpa ke belakang
Candu, 29 Desember 2019
Page 2
Aku si gila dari negeri mantan jajahan.
Entah apa?. Mungkin belum punya senjata untuk membasmi musuh kemarin dahulu. Aku si gila
yang suka marah, kadangkala cintaku menembus cakrawala