TEKS SULUH


Jumat, 03 Januari 2020

Puisi Gila Emby B. Metha : Suara Hati Seorang Pengecut

Suara Hati Seorang Pengecut

di era globalisasi
para elit politik senang berdiskusi
bersama sekawanan berdasi
dengan secangkir kopi
mungkin, sedang mencari inspirasi

di era globalisasi
kritik berakhir dalam jeruji
saran di beri menjadi bahan opini
solusi bagaikan nasi yang basi
koalisi seperti bahan konsumsi
untuk di asumsi sehari-hari

revolusi
orde lama
orde baru
reformasi
entah, apalagi 

air mata jatuh
darah tumpah ruah
apakah kau pernah bertanya ?
ataukah kau pernah menyapa ?

tidak !!!!

dari kursi empukmu,
kau cuma lontarkan kata-kata haru
sekedar berbela sungkawa
untuk rakyat-rakyat yang ditimpa bencana

kemiskinan
kemelaratan
kau dengar
kau simak
namun, kau hanya duduk
 dan menunduk

merdeka kah kita, kini
makmur kah anak-anak Ibu pertiwi, saat ini
sejatinya (kita) Indonesia sudah lama merdeka
tetapi mengapa, semua harus berakhir dengan tragedi

O, tuan
sumpah yang ucap ,
hanyalah sampah dari janji
impian yang kau tanamkan pada diri yang jelata
hanyalah dusta dari mimpi semata

duh, tuan
ini bukan puisi
melainkan suara hati
dari seorang pengecut
yang tengah terduduk di bumi sudut

~ Mata kata
Kupang, 2019

Biodata singkat  :

Nama : Emby B. Metha
Tempat dan tanggal lahir  : Lamahala, 29 Oktober 1995
Asal    : Lamahala, Kec. Adonara Timur Kab. Flores Timur

Pernah menulis dalam Antologi Puisi Anak Cucu Pujangga dengan judul " Tuhanku Dimana" dan Antologi Internasional Jejak Merdeka dengan judul " Tapak Jejak Sang Proklamator"