TEKS SULUH


Jumat, 20 Maret 2020

Puisi-puisi Antologi Corona : Aditya Mahdi F : 3-4-5

3-4-5

Aditya Mahdi F



Disuatu tempat yang tak dapat dijangkau oleh mata kasat

Selang beberapa waktu setelah tahun kabisat

Terdapat beberapa mikroorganisme sedang bercengkrama dalam senyap dan gelap

Membicarakan virus baru yang sedang melesat



Icd 10 A98 menyatakan perasaan dengki terhadap virus ini

Saudara nya A91 dan A90 mendengarkan secara hati-hati

A98 mengatakan ia lebih mematikan daripada pemain baru ini

Ia juga mengakui bahwa dirinyalah yang patut untuk ditakuti



A91 tak mau tunduk

Ia mengatakan bahwa dirinyalah yang paling terkutuk

Tak terhitung berapa homo sapiens yang nyawanya ia buat di ujung tanduk

Ia menyatakannya tanpa ada rasa takut



Saudara kembarnya, A90 juga tak mau kalah

Ia mendebat keduanya, akulah yang terparah

Sudah berapa nyawa yang ia buat menyerah

Dan ia hanya mengandalkan aliran darah tanpa mengenal daerah



Namun, ke 3 bersaudara ini menyatakan gagasan yang sama.

Virus baru covid-19 tak ubahnya dengan mereka.

Tak lebih baik dari mereka.

Tapi mengapa, namanya melanglang buana senatero dunia.



Covid-19 mendengarkan

Berkata dalam hati memelas bahwa itu tak perlu dipamerkan

Ia tak sanggup hidup walau hanya sepekan

Tapi ia juga sadar dirinya berteman dengan kematian



Mereka ber 4 sadar ada 1 virus lagi yang sangat mematikan

Ia menyebabkan hal yang lebih buruk ketimbang kematian

Ia meruntuhkan harmoni, cinta, dan kebersamaan

Mereka mengenalnya sebagai virus kebencian.



Depok, 14 Maret 2020: 3