CORONA VIRUS
Sudahilah permainan ini
Berhentilah menakut-nakuti kami
Pergilah sejauh-jauhnya
Jangan dekati kami lagi
Kami tak sanggup
Kehilangan orang-orang yang kami cintai
Sungguh pilu kami rasa
Dan berat kami tanggung
Corona virus
Kami memintamu sepenuh hati sepenuh harap
Sudahilah tingkahmu yang mengesalkan itu
Enyahlah dari sini
Musnahkan saja dirimu sendiri
Tanpa membawa-bawa kami
Kau dengar itu Corona virus?
Karya: Anisah Effendi
Indramayu, 26 Maret 2020
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
HANTU CORONA
Tak terbayangkan
Bencana kemanusiaan ini
Kupikir hanya ada
Dalam dongeng-dongeng
Dalam cerita-cerita
Entah itu..
Bencana banjir besar di masa Nuh
Bencana gempa di masa Luth
Bencana kekeringan di masa Yusuf
Ataupun bencana wabah penyakit di masa prabu Airlangga dalam dongeng Calon Arang
Bencana..
Kita alami juga
Hari-hari ini
Saat-saat ini
Corona mengintai kita
Corona menghantui langkah-langkah kita
Corona menyerang kehidupan kita
Karya: Anisah Effendi
Indramayu, 26 maret 2020
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
TERSEBAB CORONA
Duka ini begitu keras
Bagai badai menghantam pepohonan
Lalu menimpa tubuh-tubuh di jalanan
Jerit tangis
Hiruk pikuk
Beradu pilu
Anak-anak tak tahu lagi kepada siapa memanggil ayah
Karena ayah mereka telah tiada
Anak-anak tak tahu lagi kepada siapa memanggil ibu
Karena ibu mereka telah pergi
Para pedagang di pinggir jalan tak tau lagi kepada siapa jajakan dagangan
Karena pembeli tak lagi datang
Sepi
Pesta pora bubar
Dari diskotik dan klub-klub malam
Dan di kuil-kuil doa-doa tak lagi terdengar
Wajah-wajah terlihat muram
Senyap
Di rumah, orang-orang kehilangan tangan dan hangat pelukan
Di mana-mana, mata menatap kosong tak mengerti
Kapankah prahara ini berakhir
Harapan sirna
Mimpi-mimpi lenyap
Cemas hinggapi siapa saja
Corona mengambil nyawa tanpa menyapa
Hening berbisik di telingaku
Diamlah di tempatmu
Dia akan datang tanpa kau tahu
Diamlah..
Jangan sampai dia menjamahmu
Karya: Anisah Effendi
Indramayu, 26 Maret 2020
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Biografi:
Anisah Effendi, menyukai puisi sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Beberapa kali mengikuti antologi puisi bersama. Dua di antaranya yaitu Puisi Menolak Korupsi 5 dan Antologi Puisi 1000 Guru. Bisa ditemui di alamat: blok Lor, desa Tugu, Sliyeg, Indramayu, atau blok Kajengan, desa Danawinangun, Klangenan, Cirebon.
Facebook: Anisah Effendi
Sudahilah permainan ini
Berhentilah menakut-nakuti kami
Pergilah sejauh-jauhnya
Jangan dekati kami lagi
Kami tak sanggup
Kehilangan orang-orang yang kami cintai
Sungguh pilu kami rasa
Dan berat kami tanggung
Corona virus
Kami memintamu sepenuh hati sepenuh harap
Sudahilah tingkahmu yang mengesalkan itu
Enyahlah dari sini
Musnahkan saja dirimu sendiri
Tanpa membawa-bawa kami
Kau dengar itu Corona virus?
Karya: Anisah Effendi
Indramayu, 26 Maret 2020
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
HANTU CORONA
Tak terbayangkan
Bencana kemanusiaan ini
Kupikir hanya ada
Dalam dongeng-dongeng
Dalam cerita-cerita
Entah itu..
Bencana banjir besar di masa Nuh
Bencana gempa di masa Luth
Bencana kekeringan di masa Yusuf
Ataupun bencana wabah penyakit di masa prabu Airlangga dalam dongeng Calon Arang
Bencana..
Kita alami juga
Hari-hari ini
Saat-saat ini
Corona mengintai kita
Corona menghantui langkah-langkah kita
Corona menyerang kehidupan kita
Karya: Anisah Effendi
Indramayu, 26 maret 2020
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
TERSEBAB CORONA
Duka ini begitu keras
Bagai badai menghantam pepohonan
Lalu menimpa tubuh-tubuh di jalanan
Jerit tangis
Hiruk pikuk
Beradu pilu
Anak-anak tak tahu lagi kepada siapa memanggil ayah
Karena ayah mereka telah tiada
Anak-anak tak tahu lagi kepada siapa memanggil ibu
Karena ibu mereka telah pergi
Para pedagang di pinggir jalan tak tau lagi kepada siapa jajakan dagangan
Karena pembeli tak lagi datang
Sepi
Pesta pora bubar
Dari diskotik dan klub-klub malam
Dan di kuil-kuil doa-doa tak lagi terdengar
Wajah-wajah terlihat muram
Senyap
Di rumah, orang-orang kehilangan tangan dan hangat pelukan
Di mana-mana, mata menatap kosong tak mengerti
Kapankah prahara ini berakhir
Harapan sirna
Mimpi-mimpi lenyap
Cemas hinggapi siapa saja
Corona mengambil nyawa tanpa menyapa
Hening berbisik di telingaku
Diamlah di tempatmu
Dia akan datang tanpa kau tahu
Diamlah..
Jangan sampai dia menjamahmu
Karya: Anisah Effendi
Indramayu, 26 Maret 2020
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Biografi:
Anisah Effendi, menyukai puisi sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Beberapa kali mengikuti antologi puisi bersama. Dua di antaranya yaitu Puisi Menolak Korupsi 5 dan Antologi Puisi 1000 Guru. Bisa ditemui di alamat: blok Lor, desa Tugu, Sliyeg, Indramayu, atau blok Kajengan, desa Danawinangun, Klangenan, Cirebon.
Facebook: Anisah Effendi