TEKS SULUH


Jumat, 20 Maret 2020

Puisi-puisi Antologi Corona : Muhammad Lefand : Guru dan Corona

GURU DAN CORONA

Musim masih penghujan
Libur belum waktunya
Masih menunggu lebaran
Dan ujian sekolah tiba
Namun tanggal 16 sampai
29 maret 2020 libur
Tak ada keramaian
Guru di sekolah kesepian
Katanya corona mengancam
Mencekam semua kota

Guru dan corona
Seperti pasangan mesra
Guru kadang disalahkan
Persis seperti corona
Bedanya, corona lebih
Didengarkan daripada
Seorang guru yang bicara
Sungguh aku iri pada corona
Karena tak ada yang berani
Kepadanya, meski ksatria perkasa

Jember, 2020

MASA DEPAN KORONA DI KOTA-KOTA

Masa depan korona di kota-kota
Sebagai artis virus yang naik daun
Seorang atau dua orang terkena
Heboh di mana-mana tanpa ampun

Akulah corona dari negeri Wuhan
Awalnya hanya virus pada kelelawar
Di pasar kumuh aku menularkan
Kepada manusia tanpa bisa ditawar

Sekarang tak ada kota yang tak tertekan
Aku sangat terkenal di seluruh dunia
Tiap negara saling melarang kunjungan
Aku tetap menular dengan semestinya

Jember, 2020

CORONA

Corona mengaum
Orang-orang besar ketakutan
Orang-orang kecil tetap bekerja
Yang mecak tetap mecak
Yang ngojek tetap ngojek
Yang ngamen tetap ngamen
Yang nyayur tetap nyayur
Yang nguli tetap nguli
Di pasar tetap riuh tapi tidak di pasar Wuhan
Di desa tetap santai tapi tidak di kota besar
Yang bertani tetap bertani
Yang membajak tetap membajak
Yang manen tetap manen
Yang ngarit tetap ngarit
Yang nyangkul tetap nyangkul

Corona mengaum
Penyair tetap menulis puisi
Cerpenis tetap menulis cerpen
Novelis tetap menulis novel
Esais tetap menulis esai
Penulis tetap menulis
Anak-anak rajin membaca dan menulis
Ibu-ibu mengantar anaknya ke sekolah
Para buruh tetap bekerja
Para guru tetap mengajar
Para nelayan tetap melaut
Para sopir tetap menarik
Para pejalan tetap berjalan
Orang-orang telah mendapat informasi
Orang-orang bisa menjaga dirinya sendiri

Jember, maret 2020