Marlin Dinamikanto
LELAKI TUA YANG BERTANYA
1/
Rona Corona
Melepuh di setiap kota
Lumpuh
Tak ada daya
getir menggigit
Lelaki tua yang bertanya
Kepada dirinya
Adakah Corona
Membuatnya merana
Lelaki tua itu
Memang sebatang kara
Ada tak ada Corona
Hidupnya sudah merana
2/
Trotoar terlihat asing
Lumpuh segala pikiran
Lelaki tua itu memandang
Kota yang hilang
Tidak menyisakan botol Aqua
Di karung rombeng miliknya
Rona Corona
Mewabah di pikirannya
Menginfeksi jiwanya
Ketika botolbotol Aqua
Tak lagi didapatnya
Kota menjadi asing baginya
Pertanyaan yang tak terjawab
Adakah Corona
Bergegas membunuhnya
Depok, 18 Maret 2020
Marlin Dinamikanto
RINDU LESUNG PIPITMU
Lesung Pipitmu
Hilang dari stasiun kereta
Setelah Corona
Membungkam pandang
Setiaku menunggu di peron
Melihat gigimu yang putih
Menyembul bibir merah jambu
Tak ada lagi itu
Rona merah pipimu
Terbalut kain tebal
Ditambah kaca mata dan topi
Sungguh, kau seperti memedi
Tak lagi terlihat anggun
Dan membuatku tertegun
Engkau mungkin Corona itu
Terdengar merdu menakutkan
Saat kau bertanya jam berapa
Dari masker yang membalut
Wajah yang tak lagi indah
Menerkam bola mataku
Buang masker jingga itu
Aku rindu lesung pipitmu
Juga gigi putihmu
Di stasiun kereta itu
Depok, 18 Maret 2020
LELAKI TUA YANG BERTANYA
1/
Rona Corona
Melepuh di setiap kota
Lumpuh
Tak ada daya
getir menggigit
Lelaki tua yang bertanya
Kepada dirinya
Adakah Corona
Membuatnya merana
Lelaki tua itu
Memang sebatang kara
Ada tak ada Corona
Hidupnya sudah merana
2/
Trotoar terlihat asing
Lumpuh segala pikiran
Lelaki tua itu memandang
Kota yang hilang
Tidak menyisakan botol Aqua
Di karung rombeng miliknya
Rona Corona
Mewabah di pikirannya
Menginfeksi jiwanya
Ketika botolbotol Aqua
Tak lagi didapatnya
Kota menjadi asing baginya
Pertanyaan yang tak terjawab
Adakah Corona
Bergegas membunuhnya
Depok, 18 Maret 2020
Marlin Dinamikanto
RINDU LESUNG PIPITMU
Lesung Pipitmu
Hilang dari stasiun kereta
Setelah Corona
Membungkam pandang
Setiaku menunggu di peron
Melihat gigimu yang putih
Menyembul bibir merah jambu
Tak ada lagi itu
Rona merah pipimu
Terbalut kain tebal
Ditambah kaca mata dan topi
Sungguh, kau seperti memedi
Tak lagi terlihat anggun
Dan membuatku tertegun
Engkau mungkin Corona itu
Terdengar merdu menakutkan
Saat kau bertanya jam berapa
Dari masker yang membalut
Wajah yang tak lagi indah
Menerkam bola mataku
Buang masker jingga itu
Aku rindu lesung pipitmu
Juga gigi putihmu
Di stasiun kereta itu
Depok, 18 Maret 2020