TEKS SULUH


Sabtu, 21 Maret 2020

Puisi-puisi Cprona, Hasani Hamzah : Bangsaku Mencatat Tragedi Virus Corona

BANGSAKU MENCATAT TRAGEDI VIRUS CORONA

Aku tulis sajak ini, saat bangsaku mencatat tragedi
Di mana dunia membaca tentangnya
Tentang virus baru bernama corona yang mewabah
Dan membuat gundah

Sungguh tak pernah menduga sebelumnya
Dan kini orang - orang panik  dibuatnya
Sejak kali pertama di Wuhan
Lalu di negeriku sendiri
Pandemi ini tanpa kompromi membuat ngeri

Corona melejit dengan cepatnya
Corona bukan mobil mewah
Corona melaju tanpa roda

Di mana - mana
Dari kota - kota hingga desa - desa
Dari anak - anak hingga orang dewasa
Dari pejabat negara hingga rakyat jelata
Semua takut akan bahaya corona

Bagai hantu yang menjelma Tuhan------
Tuhan yang menjelma hantu
Corona merasuki jalan pikiran
Menggerogoti dan melumpuhkan sendi kehidupan
Orang - orang kalangkabutan
Saat bangsa ini diancam punah virus mematikan

Bagai keranda yang berjalan di atas pundak
Mengangkut satu persatu tanpa kehendak
Orang - orang berlari dan bersembunyi
Mengisolasi diri selama empat belas hari
Lalu merenung dalam kamar
Orang - orang tak berdaya
Sambil berdoa menurut keyakinan masing - masing
Berharap corona segera sirna
Dan kehidupan kembali berjalan normal

Saat bangsaku mencatat tragedi ini
Di mana dunia membaca tentangnya
Tentang virus yang mengancam seluruhnya
Corona menjadi pembelajaran sangat mahal
Bagi manusia untuk saling menjaga
Agar hidup tidak menjadi sia - sia

Sumenep, 16/03/2020

MASKER DAN WAJAH KITA HARI INI

Adalah wajah kita hari ini, dengan mulut yang terkatup Seperti kelopak pintu tertutup
Dengan mata sayu, senyum yang getir dan bibir yang berlibur tanpa pelipur
Tangan - tangan enggan berjabat
Tuhuh - tubuh tak lagi mau dipeluk

Sejak virus covid -19 kita menghitung mundur
Empat belas hari lamanya
Para pekerja dan pengangguran sama saja
Berdiam diri dan bertanya - tanya
Kapan corona akan berlalu?
Padahal, saat kita membuka jendela dengan senyuman
Di sana di halaman buku pelajaran yang terlipat
Tumbuh lahan - lahan baru
Yang memberi harapan dan semangat
Para pekerja dan pengangguran
Akan sama - sama bekerja:
Ya! Bekerja jualan masker
Namun kesedihan dan rasa bahagia
Sangatlah wajar dan sudah menjadi bakat manusia
Karenanya tak usah kabur tak juga takabbur
Segalanya Tuhan yang mengatur

Adalah wajah kita hari ini, yang terbungkus karena virus
Murung dan bingung
Mengunci diri dalam rumah berkabut
Menunggu hari - hari yang cerah dan terbebas dari corona

Sumenep, 17/03/2020

RINDU JALAN PULANG
(Saat Corona)

Telah lama mengelana
Jauh ke negeri sana

Tinggalkan sanak
Tinggalkan ternak

Saat dunia kini merana
Rindu pun merona

Kampungku membayang
Kususuri jalan pulang

Sumenep, 19/03/2020