MUHAMMAD JAYADI
DI MASA GENTING CORONA INI
Rupa-rupa sore menjelang malam
Sunyi masih mengaduk kampung kami, menepuk pundak kami
Kesadaran hidup sehat masih digalakkan
Demi keselamatan, karena hidup mesti berjalan
Wabah-wabah yang datang telah merubah wajah negeri menjadi muram, suram
Namun tak henti kita panjatkan doa dan berusaha keluar dari ngerinya keadaan
Meminta jalan terbaik di sisi Tuhan
Dan yakin, badai pasti berlalu, pasti berlalu.
Halong 24 Maret 2020
BISIKKU PADA SI CORONA
Tolonglah engkau pergi, hei Corona
Kami ingin hidup damai sejahtera melalui hari
karenamu
Risau kemarau hati menjadi lebih panas lagi
Tangis-tangis menghujani bumi, akibat ulahmu ini
Ayolah, pergi dari tempat kami di bumi ini, hei Corona
Waktu kami terbuang hanya mengurusimu saja
Sedang kehidupan kami mesti berjalan sebagaimana adanya
Mencari nafkah kehidupan
Tempat-tempat ibadah kami tertutup dari segala puja-puji kepada-Nya
Akibat ulahmu juga, hei Corona
Lama aku bermenung, memanjat doa pada Ilahi
Ampuni kami, ya Allah
Tolong jauhkan bala' yang menghantam penjuru bumi ini
Dengan kuat kuasa-Mu menjaga jiwa raga kami yang lemah ini. Aamiin.
Halong 24 Maret 2020
LALU MALAM DATANG
Menemui jejak bulan
yang lama mengendap di jiwa
seiring keadaan wabah-wabah datang membuat ribut dunia
Membuka jalan ini dengan semangat
keluar dari keterpurukan nan hitam yang menggerogoti keadaan
kita, manusia lemah ini berharap pada Tuhan
berusaha juga lepas bebas dari cengkeraman virus-virus mematikan
mengikuti saran-saran pemerintah, melawan Corona
hingga tumbang dari bumi ini, lenyap dalam riwayat tak hina.
Halong 24 Maret 2020
Muhammad Jayadi lahir di Galumbang kecamatan Juai, Kab. Balangan Kalsel pada 19 Juli 1986. Menyukai sastra dan puisi sejak SMP. Bermula dari ikut lomba baca puisi, kecintaan kepada sastra tumbuh begitu saja hingga kini. Kini menetap di Halong, kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
DI MASA GENTING CORONA INI
Rupa-rupa sore menjelang malam
Sunyi masih mengaduk kampung kami, menepuk pundak kami
Kesadaran hidup sehat masih digalakkan
Demi keselamatan, karena hidup mesti berjalan
Wabah-wabah yang datang telah merubah wajah negeri menjadi muram, suram
Namun tak henti kita panjatkan doa dan berusaha keluar dari ngerinya keadaan
Meminta jalan terbaik di sisi Tuhan
Dan yakin, badai pasti berlalu, pasti berlalu.
Halong 24 Maret 2020
BISIKKU PADA SI CORONA
Tolonglah engkau pergi, hei Corona
Kami ingin hidup damai sejahtera melalui hari
karenamu
Risau kemarau hati menjadi lebih panas lagi
Tangis-tangis menghujani bumi, akibat ulahmu ini
Ayolah, pergi dari tempat kami di bumi ini, hei Corona
Waktu kami terbuang hanya mengurusimu saja
Sedang kehidupan kami mesti berjalan sebagaimana adanya
Mencari nafkah kehidupan
Tempat-tempat ibadah kami tertutup dari segala puja-puji kepada-Nya
Akibat ulahmu juga, hei Corona
Lama aku bermenung, memanjat doa pada Ilahi
Ampuni kami, ya Allah
Tolong jauhkan bala' yang menghantam penjuru bumi ini
Dengan kuat kuasa-Mu menjaga jiwa raga kami yang lemah ini. Aamiin.
Halong 24 Maret 2020
LALU MALAM DATANG
Menemui jejak bulan
yang lama mengendap di jiwa
seiring keadaan wabah-wabah datang membuat ribut dunia
Membuka jalan ini dengan semangat
keluar dari keterpurukan nan hitam yang menggerogoti keadaan
kita, manusia lemah ini berharap pada Tuhan
berusaha juga lepas bebas dari cengkeraman virus-virus mematikan
mengikuti saran-saran pemerintah, melawan Corona
hingga tumbang dari bumi ini, lenyap dalam riwayat tak hina.
Halong 24 Maret 2020
Muhammad Jayadi lahir di Galumbang kecamatan Juai, Kab. Balangan Kalsel pada 19 Juli 1986. Menyukai sastra dan puisi sejak SMP. Bermula dari ikut lomba baca puisi, kecintaan kepada sastra tumbuh begitu saja hingga kini. Kini menetap di Halong, kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.