Alhendra Dy
Yang
Yang buta itu aku,
Masih juga sanggup berkacak pinggang
Menantang kodrat
Seolah raja yang tak akan turun tahta,
Sombong !
Yang nista itu aku,
Enggan membungkus sangu
Bekal menapak masyar menuju telaga kautsar
Antara surga dan neraka
Beranggap dunia abadan akhirat hayalan
Songong !
Yang buta itu aku,
Tak jua jera merambah rimba dunia
Yang isinya itu ke itu juga
Sedangkan aku acap meluntasinya
Menancapkan rambu di setiap tegus ajar,
Zonk !
Yang kafir itu aku,
Terkatup rapat oleh fakta
Kubur berendam bangga dalam kubangnya
Menyuarakan suka duka sedang sedang cerita menjadi lain
Tak juga membuka mata hati lantas bangkit beranjak lalu pergi,
Plong !
Jangan gelapkan langitku Tuhan
Meskipun aku berjalan sendiri
Tak ada siapa yang salah
Hingga waktu mengakhiri.
Bangko, 291018
Alhendra Dy
Kado Tuhan
Kado ini aku bungkus rapi dalam rapuh
Tak akan aku buka sebelum datang waktu menjemput
Suka atau tidak begitulah adanya
Tak ada apa-apanya.
Kado ini adalah bingkisan kehidupan
Bekal menuju keabadian.
Tak Ada Ziarah Lagi
Lah semak jalan menuju ke pemakaman
Nisan-nisan tercabut
Kamboja berguguran
Rembulan mati,
Kelam.
Air kembang muai
Kembang tujuh warna melayu,
Hitam.
Tak ada ziarah lagi
Tak akan pernah ada.
Alhendra Dy, berusia 48 tahun, adalah penduduk kampung dari Bangko-Merangin-Jambi. Sejak tahun 1990 rela mendedikasikan usianya hanya untuk seni dan berkesenian.
Yang
Yang buta itu aku,
Masih juga sanggup berkacak pinggang
Menantang kodrat
Seolah raja yang tak akan turun tahta,
Sombong !
Yang nista itu aku,
Enggan membungkus sangu
Bekal menapak masyar menuju telaga kautsar
Antara surga dan neraka
Beranggap dunia abadan akhirat hayalan
Songong !
Yang buta itu aku,
Tak jua jera merambah rimba dunia
Yang isinya itu ke itu juga
Sedangkan aku acap meluntasinya
Menancapkan rambu di setiap tegus ajar,
Zonk !
Yang kafir itu aku,
Terkatup rapat oleh fakta
Kubur berendam bangga dalam kubangnya
Menyuarakan suka duka sedang sedang cerita menjadi lain
Tak juga membuka mata hati lantas bangkit beranjak lalu pergi,
Plong !
Jangan gelapkan langitku Tuhan
Meskipun aku berjalan sendiri
Tak ada siapa yang salah
Hingga waktu mengakhiri.
Bangko, 291018
Alhendra Dy
Kado Tuhan
Kado ini aku bungkus rapi dalam rapuh
Tak akan aku buka sebelum datang waktu menjemput
Suka atau tidak begitulah adanya
Tak ada apa-apanya.
Kado ini adalah bingkisan kehidupan
Bekal menuju keabadian.
Tak Ada Ziarah Lagi
Lah semak jalan menuju ke pemakaman
Nisan-nisan tercabut
Kamboja berguguran
Rembulan mati,
Kelam.
Air kembang muai
Kembang tujuh warna melayu,
Hitam.
Tak ada ziarah lagi
Tak akan pernah ada.
Alhendra Dy, berusia 48 tahun, adalah penduduk kampung dari Bangko-Merangin-Jambi. Sejak tahun 1990 rela mendedikasikan usianya hanya untuk seni dan berkesenian.