Nur Komar,
Negeri Wayang
Wayang-wayang jadi dalang
Penontonnya jadi wayang
Cerita peperangan
Cerita dagelan
Sangat super
Bikin baper
Dalangnya di belakang panggung
Main catur dan berhitung
Isu-isu dibuat naskah
Aib-aib digelar sudah
Caci maki dan mengumpat
Saling tuding dan menghujat
Agama jadi baju perang
Majulah wayang, maju serang!
Dalang asli main catur
Dalang dadakan yang mengatur
Jiwa-jiwa dipenuhi kesumat
Ancam mengancam disemat
Di setiap beranda mereka berkata
; kepada tanah air, kami cinta
Jepara, 2018
Rasanya Sampean
Rasanya belum kering benar
Seperti baru kemarin kudengar
Di bawah kitab suci sampeyan disumpah
Dengan fasih sampeyan mengucap tak tersanggah
Rasanya belum deras benar
Kerja baru menggerimis sebentar
Tapi kantongmu tergenang mata uang
Itu hujan dari mana, sayang?
Rasanya masih hangat membekas
Tidak akan berbuat culas
Tapi tak ada senikmat uang
Hingga sampeyan jadi maling jalang
Rasanya semakin kumuh sudah
Penuh serakan sampah sumpah
Orang-orang macam sampeyan bikin sengsara
Di penjara pun tidak jera
Selagi sampeyan dapat membeli
Semua jadi buta tuli
Rasanya sampeyan itu intelek paling brengsek
Lebih menjijikkan dari muntahan dalam kresek
Jepara, 2018
Nur Komar, lahir di Jepara, 1 Agustus 1977, tinggal di Jobokuto, Jepara, Jawa Tengah. Telepon/WA 081326221919. Antologi bersama yang diikuti : Kitab Karmina Indonesia (2015), Klungkung; Tanah Tua, Tanah Cinta (2016), Membaca Jepara #2,3 dan 4 (2016-2018), Lumbung Puisi Sastrawan Nusantara V dan VI; Rasa Sejati dan Indonesia Lucu (2017, 2018), Sajak-sajak Anak Negeri; Bianglala (2017), Munajat Ramadhan (2017), Tentang Masjid (2017), Bersyiar dengan Syair (2017), Kita Dijajah Lagi (2017), Kunanti di Kampar Kiri (2018), Sidik Jari Kawan (2018).
Negeri Wayang
Wayang-wayang jadi dalang
Penontonnya jadi wayang
Cerita peperangan
Cerita dagelan
Sangat super
Bikin baper
Dalangnya di belakang panggung
Main catur dan berhitung
Isu-isu dibuat naskah
Aib-aib digelar sudah
Caci maki dan mengumpat
Saling tuding dan menghujat
Agama jadi baju perang
Majulah wayang, maju serang!
Dalang asli main catur
Dalang dadakan yang mengatur
Jiwa-jiwa dipenuhi kesumat
Ancam mengancam disemat
Di setiap beranda mereka berkata
; kepada tanah air, kami cinta
Jepara, 2018
Rasanya Sampean
Rasanya belum kering benar
Seperti baru kemarin kudengar
Di bawah kitab suci sampeyan disumpah
Dengan fasih sampeyan mengucap tak tersanggah
Rasanya belum deras benar
Kerja baru menggerimis sebentar
Tapi kantongmu tergenang mata uang
Itu hujan dari mana, sayang?
Rasanya masih hangat membekas
Tidak akan berbuat culas
Tapi tak ada senikmat uang
Hingga sampeyan jadi maling jalang
Rasanya semakin kumuh sudah
Penuh serakan sampah sumpah
Orang-orang macam sampeyan bikin sengsara
Di penjara pun tidak jera
Selagi sampeyan dapat membeli
Semua jadi buta tuli
Rasanya sampeyan itu intelek paling brengsek
Lebih menjijikkan dari muntahan dalam kresek
Jepara, 2018
Nur Komar, lahir di Jepara, 1 Agustus 1977, tinggal di Jobokuto, Jepara, Jawa Tengah. Telepon/WA 081326221919. Antologi bersama yang diikuti : Kitab Karmina Indonesia (2015), Klungkung; Tanah Tua, Tanah Cinta (2016), Membaca Jepara #2,3 dan 4 (2016-2018), Lumbung Puisi Sastrawan Nusantara V dan VI; Rasa Sejati dan Indonesia Lucu (2017, 2018), Sajak-sajak Anak Negeri; Bianglala (2017), Munajat Ramadhan (2017), Tentang Masjid (2017), Bersyiar dengan Syair (2017), Kita Dijajah Lagi (2017), Kunanti di Kampar Kiri (2018), Sidik Jari Kawan (2018).