Harmany, lahir di Pamekasan, 29 Juni 1982, puisi yang pernah terbit dan
tergabung dalam antologi bersama, diantaranya Bunga Rampai (Penerbit
Sembilan Mutiara), Minduelle, Rumput Bunga, Kepada Penari Izu (Stepa
Pustaka), Perempuan Camar, (Antologi kompilasi Forsasindo), Nantinya,
Sajak Dandang, Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia IV (HMGM), selain itu,
penyair berprofesi sebagai guru di Pamekasan
Marthen Luther Reasoa, lahir di Saparua, 31 Oktober 1988 , memasuki Pendidikan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia , tinggal di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon . Aktif dalam Bengkel Sastra Maluku.
Muhammad Lefand, penulis yang lahir di Sumenep Madura dengan nama Muhammad, sekarang tinggal di Ledokombo Jember. Adalah seorang perantauan yang senang menulis puisi. Lulusan MA An-Nawari Seratengah Bluto Sumenep dan Universitas Islam Jember. Naskah puisinya pernah menjadi juara 3 pada Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan PUSKURBUK Kemendikbud. Biografinya dimuat di buku “Enseklopedi Penulis Indonesia” (FAM Publishing: 2014). Sering mengikuti pertemuan sastra baik tingkat nasional maupun Internasional di antaranya: Temu Penyair Asia Tenggara di Cilegon dan Singapura. Antologi puisi tunggalnya yang terbaru berjudul “Jangan Panggil Aku Penyair” (2015) “Khotbah Renungan tak Utuh Jarak dan Jagung”(2016) dan “Kronologi Imaji”(2017).
Muhammad Daffa, Lahir di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 25 Februari 1999. Kegemarannya menulis sudah ada sejak duduk di bangku sekolah dasar, tapi baru berani
menyebar luaskan karya sewaktu duduk di bangku sekolah menengah atas. Sejumlah tulisannya dipublikasikan pada SKH Media Kalimantan, SKH Radar Banjarmasin, SKH Banjarmasin Post, SKH Tribun Bali, Buletin Jejak Bekasi, Sumatra Ekspress, Nusantara News, Flores Sastra, Tatkala.co. Termaktub juga dalam banyak antologi bersama: Ije Jela(Tifa Nusantara 3), 1550 MDPL, Menemukan Kekanak Di Tubuh Petuah, terpilih sebagai kontributor terbaik, Meratus Hutan Hujan Tropis, Nyanyian Puisi Untuk Ane Matahari, 6,5
SR Gempa Aceh, dan beberapa prestasi kejuaraan sempat pula diraihnya. Pada tahun 2016, terpilih sebagai juara 1 dalam lomba cipta puisi tingkat Kota Banjarbaru.
Dan juara 1 di tingkat provinsi Kalimantan Selatan. Di tahun yang sama, mewakili Kalimantan Selatan mengikuti FLS2N di Manado, Sulawesi Utara. Namun tidak mendapat juara. Memenangkan lomba penulisan kreatif Dapur Sastra Jakarta yang membawanya dalam wisata sastra ke Ubud Writers And Readers Festival di Bali, sebagai pengunjung.
Marthen Luther Reasoa, lahir di Saparua, 31 Oktober 1988 , memasuki Pendidikan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia , tinggal di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon . Aktif dalam Bengkel Sastra Maluku.
Hasan Maulana A. G. Lahir di Subang 22 September 1995. Beberapa karyanya
tergabung dalam antologi bersama penyair lain, diantaranya Lumbung
Puisi Sastrawan Indonesia III dan IV (HMGM, 2015 dan 2016), Menabrak
Batas Normal (Pena House, 2015), Mazhab Puisi (Vio Publisher, 2015),
Memo Untuk Wakil Rakyat (Forum Sastra Surakarta, 2015), Senandung Tanah
Merah (Penyair Serumpun, 2016), Ije Jela (Dewan Kesenian Barito Kuala,
2016), 6,5 SR Luka Pidie Jaya (Ruang Sastra, 2017), Lelaki Bercelana
Kulot Di Sebuah Pesta Pernikahan (Oase Pustaka, 2017) dan lain-lain
Muhammad Lefand, penulis yang lahir di Sumenep Madura dengan nama Muhammad, sekarang tinggal di Ledokombo Jember. Adalah seorang perantauan yang senang menulis puisi. Lulusan MA An-Nawari Seratengah Bluto Sumenep dan Universitas Islam Jember. Naskah puisinya pernah menjadi juara 3 pada Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan PUSKURBUK Kemendikbud. Biografinya dimuat di buku “Enseklopedi Penulis Indonesia” (FAM Publishing: 2014). Sering mengikuti pertemuan sastra baik tingkat nasional maupun Internasional di antaranya: Temu Penyair Asia Tenggara di Cilegon dan Singapura. Antologi puisi tunggalnya yang terbaru berjudul “Jangan Panggil Aku Penyair” (2015) “Khotbah Renungan tak Utuh Jarak dan Jagung”(2016) dan “Kronologi Imaji”(2017).
Muhammad Daffa, Lahir di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 25 Februari 1999. Kegemarannya menulis sudah ada sejak duduk di bangku sekolah dasar, tapi baru berani
menyebar luaskan karya sewaktu duduk di bangku sekolah menengah atas. Sejumlah tulisannya dipublikasikan pada SKH Media Kalimantan, SKH Radar Banjarmasin, SKH Banjarmasin Post, SKH Tribun Bali, Buletin Jejak Bekasi, Sumatra Ekspress, Nusantara News, Flores Sastra, Tatkala.co. Termaktub juga dalam banyak antologi bersama: Ije Jela(Tifa Nusantara 3), 1550 MDPL, Menemukan Kekanak Di Tubuh Petuah, terpilih sebagai kontributor terbaik, Meratus Hutan Hujan Tropis, Nyanyian Puisi Untuk Ane Matahari, 6,5
SR Gempa Aceh, dan beberapa prestasi kejuaraan sempat pula diraihnya. Pada tahun 2016, terpilih sebagai juara 1 dalam lomba cipta puisi tingkat Kota Banjarbaru.
Dan juara 1 di tingkat provinsi Kalimantan Selatan. Di tahun yang sama, mewakili Kalimantan Selatan mengikuti FLS2N di Manado, Sulawesi Utara. Namun tidak mendapat juara. Memenangkan lomba penulisan kreatif Dapur Sastra Jakarta yang membawanya dalam wisata sastra ke Ubud Writers And Readers Festival di Bali, sebagai pengunjung.