7.
Agustav Triono
Mimpi Semalam
Seorang bocah umur dua belasan nikmat
tidur berselimut embun
Padahal hari beranjak pagi namun mata tak
ingin dibuka
Tubuh merindu mimpi semalam gerimis yang
ritmis
Ibunya membangunkan menyipratnyipratkan
air ke wajahnya
Antara tidur terjaga sang anak mencaricari
rasa semalam
Benarkah hadir kembali?
Tapi kenapa di wajah bukan di tempat
semalam gerimis
Sang ibu kini mengguyurnya dengan
secangkir air
Anakpun bangun mendapati tubuhnya kuyup
air mengalir
Di celanalah yang paling basah
2017
Agustav Triono
Bila...
Bila mata mudamu bersitatap dengan lawan
jenismu yang kau suka
Lalu serseran rasamu maka tahanlah nikmati
saja serseranmu itu
Hingga hatimu berbungabunga
Jika kulitmu bersentuhan dengan pujaan
hatimu
Lalu berdebardebar dadamu Simpanlah lantas
tanam dalamdalam di jiwa
Tunggu sampai saatnya tumbuh
Saat engkau berbincang serius, bercanda
gurau dengan kekasihmu
Lalu dirimu tak mau beranjak segera
bahkan ingin nempel erat menyatu
Lantas anganmu melayanglayang
Seolah menjelma Kamajaya dan Kamaratih
Maka ijab qabul lah
Bila telah niat bulat
Bila telah gemuruh sungguh
Bila telah matang jiwa yakin hati
Lalu nunggu apa lagi?
Segeralah berlayar
Arungi liuk liku bahtera hidup!
2017
Agustav Triono, Lahir di Banyumas,26 Agustus 1980.
Bergiat di Teater TUBUH Purwokerto, PENA MAS Banyumas, Komunitas HTKP
Purwokerto dan Komunitas KATASAPA Purbalingga. Menulis puisi, cerpen, dan
naskah drama/teater. Karya-karyanya pernah termuat di beberapa media massa dan
dibuku antologi antara lain Balada Seorang Lengger (2011), Cindaga (2012),
Jejak Sajak (2012), Dari Sragen Memandang Indonesia (2012), Spring Fiesta
(2013), Puisi Menolak Korupsi 2a (2013), Tifa Nusantara (2013), Iwak Gendruwo (2014), Duka Gaza Duka Kita
(2014), Memo untuk Presiden (2014), Memo untuk Wakil Rakyat (2015), Puisi
Sakkarepmu (2016), dan Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia IV (2016), tinggal di
Banjarnegara.