21.
Hasan Maulana A. G
Perempuan
malam
Seorang
perempuan
Sedang asyik
duduk
Di pinggir
jalan
Sambil
menikmati
Mesranya
sapaan nyamuk
Seorang
perempuan
Tengah
menikmati
Dinginnya
angin malam
Sampai
menusuk tulang
Seorang perempuan
Menunggu
tuannya datang
Lalu mulai
berbincang
Agar esok
bisa makan
Seorang
perempuan
Rela
menjajahkan diri
Menikmati
nafsu birahi
2017
Hasan Maulana A. G
Disebuah
rumah makan remang-remang
Pada malam
itu di perjalanan panjungku yang melelahkan. Sejenak mampir disebuah rumah
makan hanya untuk beristirahat dan sedikit mengisi perut yang lapar. Tak lama
terlihat ada seorang wanita yang satu agak sedikit tua dan satu lagi masih muda
dengan dandanan sedikit menor sambil senyum genit padaku. Lalu pikiranku
terganggu sambil berucap “jangan-jangan ini tempat mesum”. Tak lama pelayan
rumah makan itu menghampiriku sehingga aku terkejut. Pandanganku hanya menatap
pelayan itu yang sedikit berpakaian sexy. Dadanya yang menonjol dan paha yang agak
mulus sekali membuat nafsu makanku bertambah bagaikan makan direstoran ternama
dengan hidangan yang lezat. Lalu dimeja makan tersaji dada, paha dan lain
sebagainya. Sambil membayangkan betapa enak dan murahnya di obral begitu saja
hanya untuk mencari daya tarik pelanggan.
2017
Hasan Maulana A. G
Bi
Rok Mini
Begitu
romantis
Begitu
mempesona
Begitu
memukau
Begitu
menggairahkan
Membangkitkan
hawa nafsu
2017
Hasan Maulana A. G. Lahir di
Subang 22 September 1995. Beberapa karyanya tergabung dalam antologi bersama
penyair lain, diantaranya Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia III dan IV (HMGM,
2015 dan 2016), Menabrak Batas Normal (Pena House, 2015), Mazhab Puisi (Vio
Publisher, 2015), Memo Untuk Wakil Rakyat (Forum Sastra Surakarta, 2015),
Senandung Tanah Merah (Penyair Serumpun, 2016), Ije Jela (Dewan Kesenian Barito
Kuala, 2016), 6,5 SR Luka Pidie Jaya (Ruang Sastra, 2017), Lelaki Bercelana
Kulot Di Sebuah Pesta Pernikahan (Oase Pustaka, 2017) dan lain-lain