TEKS SULUH


Rabu, 12 April 2017

Puisi Karya Abu Ma'mur MF di Lumbung Puisi Jilid V



2.
Abu Ma’mur MF

Panduan Bercinta ala Santri
mengulang percintaan sakral abah yai adam bu nyai hawa menikmati tiap jengkal ladang menanam bijih berunsur getar dan makna melampaui diksi dan bahasa-bahasa

sebab percintaan adalah kerjap ilahiyah maka mulailah dengan menghadirkanNya dalam kepala, dada, menyebar ke tiap pori-pori di sekujur diri. biarkan air suci mengalir bersama percikan-percikan doa melenyapkan daki jiwa

“bismillahi allohumma jannibnas syaithona
wa jannibisyaithona maa rozaqtana“*

bercakap-cakap dengan bahasa mawar membangkitkan nuansa perlahan dan mengilaukan mestika, lalu segala yang melekat di badan disingkapkan hingga tiada aral

bersenyawa dalam satu selimut adalah sejenis kemuliaan pembeda antara manusia dengan binatang yang tak kenal susunan benang apalagi rajutan peradaban

gemetar gerak sakral berpendaran, segalanya menyatu dalam puncak rasa melampaui kekata dan definisi  kebahagiaan membuncah dalam ruang dada juga doa-doa cahaya
Brebes, 2017
Abu Ma’mur MF

Seni Bercinta ala Tao
 (1)
perihal utama dalam hidup adalah kehidupan
menjalani dengan pemahaman menjadi kunci
merawat kesehatan menjadi jalan keniscayaan
dan keseimbangan memancarkan keselarasan

jing (esensi), chi (energi), shen (spririt) dalam
jagad mikrokosmos bersinergi menggerakkan
kehidupan diri, bertaut dengan makrokosmos

(2)
bercinta bukan melulu menaklukkan lenguh demi lenguh
bercinta tak sekedar petualangan menuntaskan debur
bercinta tak pula hanya menyelesaikan lahar di atas kasur

bercinta: gerak transendental selaraskan energi bumi-langit
dualitas yin-yang bersenyawa. chi ching* menyebar ke seluruh
atom-atom tubuh. hormon cinta berpendaran
memancarkan kesunyian yang mencerahkan

 (3)
kenikmatan dan pencapaian bukan lantaran ukuran
teknik dan pemahaman yang menyatu adalah penentu

(4)
membersihkan comberan di kepala dan dada menjadi langkah
pertama. selanjutnya menumbuhkan bijih api perlahan-lahan.
perlahan-lahan. meremas kaki dan tangan memicu nyala tungku
terus merambat ke atas sampai liuk gemulai menghadirkan tanda

(5)
bidadari bumi menggelinjang sampai ke awan terbaca melalui
lima tanda: pertama, wajah merona. maka saatnya pria
memainkan tongkat giok di sekitar area rahasia.
kedua, sepasang gunung menggelembung, dan bulir-bulir embun
rembes di sekitar hidung. pria mesti perlahan membenamkan
sesuatu ke dalam gerbang permata. ketiga, ada kemarau menerpa
bibir dan tenggorokan, sukar menelan. pria, mainkan ritme dalam
memainkan batang giok, antara tangguh menyelamkan dan
menarik sepenuh kelembutan. keempat, ada air dan kilap
di gerbang permata. inilah saatnya menuju puncak nirwana.
mainkan. mainkan. ciptakan orkestrasi paling menghanyutkan.
kelima, gerbang permata menjadi rawa-rawa. ritual paling
spiritual telah purna. sudah waktunya batang giok diambil
dan diletakkan dalam peti seperti semula.

Ketanggungan, 2017