TEKS SULUH


Selasa, 11 April 2017

Puisi Rachmad Basuni di Lumbung Puisi Jilid V

Rachmad Basuni 
Aku Gundikmu
Dalam bilik sepi Aku merenung,
tepat di depanku sebuah meja rias terpampang,
dengan aneka rupa bedak dan gincu,
juga maskara yang mengharuskanku bersolek rindu,
padahal Aku tak ingin melakukannya,
Aku sudah lelah bersembunyi,
pada topeng rias ini Aku menangis,
bibirku nampak merekah,
walaupun Aku sedang murung,
Aku dipaksanya tersenyum,

tok ! tok !
suara pintu diketuk,
membuyarkan lamunanku,
seorang berwajah Barat nampak tak asing,
di depanku Ia berdiri,
Ia hanya berkata dengan sedikit tegas,
"bolehkah Aku masuk ?"

Aku tak sempat merapikan diri,
hanya sehelai jarik menutup tubuhku,
dari dada hingga atas lutut,
Aku gugup sementara Aku tertegun melihatnya,
lirih Aku berkata,
"masuklah"

tiada kursi yang dapat Aku persilahkan,
untuk Ia duduk dan menceritakan maksud kedatangannya,
tiada hidangan yang bisa Aku sajikan,
kecuali hanya air putih dari kendi yang kapanpun bisa pecah,
"maaf", kataku,
untuk mengungkapkan kegelisahanku,
Ia berjalan mendekat,
sepersekian senti dadanya berada di depan mukaku,
tangannya bergerak,
memegang pundakku,

Aku dipaksanya mendongak memandanginya,
supaya Ia bisa menunduk melihat wajahku,
beberapa detik kita saling beradu pandang,
tak lama bibirnya mengisyaratkan kata,
membentuk kalimat,
permintaan maafnya,
"Aku hanya pegawai rendahan,
dari sebuah rezim Hindia Belanda,
bagi kaumku,
Kau hanya kesenangan,
bagiku,
Kau adalah istriku"
"maafkan Aku,
Aku dipulangkan ke Negeriku,
Belanda,
Aku tak bisa membawamu serta,
karena Kau hanyalah gundik ku,
kini Aku kembali",

mataku tergenang,
tangisku hampir pecah,
dalam hatiku,
"kata mu Aku adalah istrimu,
tapi Aku hanya gundik mu,"
Plesungan, 6 maret 2017