TEKS SULUH


Rabu, 12 April 2017

Puisi karya Anggoro Suprapto di Lumbung Puisi Jilid V



9.
Anggoro Suprapto:

Di Dinginnya Malam

Dan malam pun terus melarut
Waktu seolah beringsut
Dingin menggigilkan badan
Di ranjang kita berdua berhadapan
Membisu dalam temaram
Semua telah tertanggalkan
"Kangmas, mari kita hangatkan perasaan," katamu
setengah terpejam. Aku terdiam
Hanya ingin gunakan bahasa isyarat
Dalam gelegak menyemburat. Dan
darah panas mulai aliri
semua aurat
Lalu, di dinginnya malam
Tubuh dan jiwa kita tenggelam

Oi, berjuta perasaan meluap
Tanpa kata-kata terucap
Hanya dengus nafas yang berlanjut
Dua raga terus bertaut
Dalam temaram malam
dalam bingkai lingsir wengi
Berdua saling mengisi
saling mengasihi

Semarang, awal April 2017



Anggoro Suprapto:

Tugas Suci
Aku harus melaksanakan tugas suci
Seperti Dewaruci memasuki
Telinga Sang Maha Dewi
Bersemayam di gua garba
Bisikkan kata-kata indah bermakna
Melafalkan doa-doa
Merapalkan mantra-mantra
Ajian asmaragama. Lalu
Kita berdua akan terpesona
Tenggelam dalam lautan tantra
Gelegak ombak bergulungan
Mengaduk sukma sejatining rerasa
Memeras keringat dan hasrat
Berkelana dipusar alun adu urat
Dalam gumam bahagia
Dalam desahan gembira

Maka waktu pun terus berjalan
Kita masih menuju pendakian
Terengah-engah diombang-ambing
Riuhnya gelombang pasang
Dihempas kita bertahan
Digoncang kita menerjang
Sampai akhirnya ombak raksasa
Melemparkan tinggi ke angkasa
Memekiklah kekasihku!
Ini memang tugas suciku
Semarang, awal April 2017

Anggoro Suprapto, penyair ini tinggal di Semarang.