9.
Anggoro Suprapto:
Di Dinginnya Malam
Dan
malam pun terus melarut
Waktu
seolah beringsut
Dingin
menggigilkan badan
Di
ranjang kita berdua berhadapan
Membisu
dalam temaram
Semua
telah tertanggalkan
"Kangmas,
mari kita hangatkan perasaan," katamu
setengah
terpejam. Aku terdiam
Hanya
ingin gunakan bahasa isyarat
Dalam
gelegak menyemburat. Dan
darah
panas mulai aliri
semua
aurat
Lalu,
di dinginnya malam
Tubuh
dan jiwa kita tenggelam
Oi,
berjuta perasaan meluap
Tanpa
kata-kata terucap
Hanya
dengus nafas yang berlanjut
Dua
raga terus bertaut
Dalam
temaram malam
dalam
bingkai lingsir wengi
Berdua
saling mengisi
saling
mengasihi
Semarang,
awal April 2017
Anggoro Suprapto:
Tugas Suci
Aku
harus melaksanakan tugas suci
Seperti
Dewaruci memasuki
Telinga
Sang Maha Dewi
Bersemayam
di gua garba
Bisikkan
kata-kata indah bermakna
Melafalkan
doa-doa
Merapalkan
mantra-mantra
Ajian
asmaragama. Lalu
Kita
berdua akan terpesona
Tenggelam
dalam lautan tantra
Gelegak
ombak bergulungan
Mengaduk
sukma sejatining rerasa
Memeras
keringat dan hasrat
Berkelana
dipusar alun adu urat
Dalam
gumam bahagia
Dalam
desahan gembira
Maka
waktu pun terus berjalan
Kita
masih menuju pendakian
Terengah-engah
diombang-ambing
Riuhnya
gelombang pasang
Dihempas
kita bertahan
Digoncang
kita menerjang
Sampai
akhirnya ombak raksasa
Melemparkan
tinggi ke angkasa
Memekiklah
kekasihku!
Ini
memang tugas suciku
Semarang,
awal April 2017
Anggoro Suprapto, penyair
ini tinggal di Semarang.