31.
Nunung Noor El Niel
Goyang Dangdut
coba
kau ingat-ingat irama dangdut itu
meliukkan
setiap lekuk pinggulku
kedua
ujung jari telunjuk kita pun menggelitik udara
menggelinjangkan
suasana pada setiap langkah
melewati
dunia yang nyata untuk tidak selalu terjaga
membuat
hidup menjadi lebih sederhana
tabuhkan
gendang, tiupkan seruling
dalam
setiap hentakan dan ayunkan badan
biarkan
pinggang malam dirangkul kelam
masih
banyak impian untuk dicumbu
sebelum
bulan kesiangan
menjadi
pungguk di hari memabukkan
jika
kau memang seorang pejantan
bukan
sebagai pecundang
Denpasar
Maret 2017
Nunung Noor El Niel
Telur dan Ayam
sebutir
telur telah kau tegakkan di atas meja
dengan
warna pelangi yang kau curi dari
impian
kanak-kanak yang sedang bernyanyi
di
antara api unggun yang menghangatkan doa
kau
pun mendengar ayam berkokok tiga kali,
mencoba
menyangkal matahari yang membuka
kubur
di kedua telapak tanganmu yang terbuka,
sehingga
seekor merpati berputar di atas kepala
dan
kau pun tak juga percaya setelah
kau
memungut seluruh riba
dari
keyakinan yang kau sangsikan
kemudian
menggantung di pohon ara
kini
kau pun menjadi seorang murid yang terus
menuliskan
aksara-aksara puisi tentang
sebutir
telur yang telah kau tegakkan di atas meja
dengan
sebuah pertengkaran yang tak selesai
:"mana
lebih dulu, telur atau ayam?"
Denpasar
Maret 2017
Nunung Noor El Niel
Perempuan Penyambal
marilah
makan siang bersamaku
akan
kubuatkan sambal
dari
setiap goyangan pinggulku
kau
akan dapat merasakan
betapa
seksinya rasa pedasku
hingga
dapat mengulek perasaanmu
aku
dapat menambahkan sedikit terasi
sebagai
penyedapnya
jika
kau memang tak cukup alergi
mungkin
juga aku menambahkan jeruk limau
agar
kau dapat merasakan asam dan segarnya
dengan
sambal buatanku, lidahmu
akan
terlipat-lipat oleh hasrat
untuk
mencicipi setiap ulekan sambalku
mungkin
kau akan terpejam atau terbeliak
menahan
setiap kepedasan
pada
rongga mulutmu hingga tak ada
sepatah
katamu pun yang terucap
sebab
sambalku tak beraksara tapi bermakna
untuk
makan siangmu yang mungkin selalu
tertunda
dan sia-sia
Denpasar
Maret 2017