37.
Sami’an Adib
Pada Suatu Waktu
:dinda rida millati putri banjar
di atas ranjang tanpa kelambu terserak kelopak-kelopak melati
aromanya menyeruak ke semesta ruang rahasia persembunyian diri
di balik pintu sejumlah pinta yang sekian waktu kaurencanakan
saatnya untuk kaubisikkan, walau dalam bahasa igauan
sebab sentuhan-sentuhan liar menjadikan janji lupa terucapkan
bila gaun tipismu rampung membakar gairah, usah gelisah
sebab ranum tubuh yang kaujaga sepenuh hati, tanpa keluh kesah
akan dipapah beriringan menuju taman terindah, menyemai kisah
temaram menjelmakan warna pualam
pada pipimu yang merah semu
hanya satu dari sekian saksi bisu
yang kelak menjadi kenangan
untuk kembali diceritakan
dari luar kamar samar-samar terdengar simponi panting
seperti para tetua melayarlarungkan doa-doa
demi damai anak-cucunya
Jember, Juni 2014
Sami’an Adib
Orkestra Zikir Cinta
semua kembali ke muasal risalah
tentang rindu Adam pada Hawa yang berkelindan gairah
setelah ribuan purnama terpisah ke lain jazirah
demikian ketika kutancapkan sebatang doa
ke dalam ceruk tubuhmu yang amat rahasia
lalu ada getar ganjil yang membuat tubuhku tersungkur
itu tuga episode kisah kasih yang belum pernah kusadur
biarlah cerita ini terus bergema
meramaikan panggung rinduku
sebab aku tahu engkau komposer paling mahir
memainkan orkestra zikir
sebelum malam memeram
cinta kita yang pualam
Jember, 2017